Chapter 31 : Sementara

558 77 6
                                    

"Hey."

"Aku di rumah."

"Hmm.."

Orang di dekat Tharn tidak tahu harus berbucara apa. Senyum di bibir Tharn pun semakin dan semakin dalam. Dan ia membawa ponselnya bersamanya sambil berjalan menuju lantai atas.

"Aku juga merindukanmu."

Dibawah sinar lampu-lampu mewah, wajah Gulf selalu terlihat pucat, terlebih setelah ia dirawat di rumah sakit cukup lama dan tidak bertemu dengan sinar matahari. Tubuhnya kaku, mengikuti Tharn dari belakang, tanpa bersuara.

"Huh?" Di momen Tharn membuka pintu kamar utamanya, Tharn tiba-tiba berhenti, "Kau dalam perjalanan ke rumahku sekarang?"

"Yeah, ada apa? Apa aku tidak disambut disana?" Jawab Type tersenyum.

Tharn berhenti sejenak, kemudian mendorong pintu hingga terbuka, memasuki kamar tidur, dan berkata,  "Tentu kau akan sangat disambut, berapa lama lagi kau akan sampai?"

"Segera, tunggu aku."

"Jangan bicara lagi, aku sedang berkendara, sampai jumpa.." Type menutup teleponnya.

Ia tidak menyangka, Type akan tiba-tiba datang kemari, hal ini cukup membuatnya kaget, mengangkat alisnya, ia pun berbalik, memandang anak bodoh di dekatnya, dan berkata, "Type akan datang untuk beberapa waktu, tetaplah tinggal disini dengan patuh, jangan berkeliaran kemana-mana, dan jangan bersuara. Kau mengerti?"

"Mengerti.." Gulf mengangguk dan berbisik.

Tharn berpikir kalimat yang diucapkannya belum cukup untuk memperingatkan Gulf, dan menambahkan, "Jika Type sampai tahu keberadaanmu, kedepannya kau tidak boleh tinggal disini lagi."

Gulf menunduk, mengubur dalam kepalanya, air matanya jatuh menyentuh kaki putihnya, tanpa suara.

Tharn tahu ia mendengarkannya, ia pun tidak melanjutkan bicara.

Sekitar lima menit kemudian, bell pintu berbunyi, dan sebelum pergi ke depan, ia berpikir sejenak dan merasa tidak enak, kemudian meminta Gulf untuk bersembunyi di kamar mandi.

.
.

Pemuda yang datang baru saja selesai shooting, dan belum menghapus makeupnya, wajah Type sendiri adalah tipe yang lebih feminim, dan setelah melihat Tharn ia langsung melingkarkan lengannya padanya.

"Tharn, aku sangat merindukanmu."

Meski Type adalah pendatang baru di industri entertainment, tapi ia memiliki Tharn yang merupakan Boss Besar di belakangnya, proyek terus berdatangan dan ia tinggal memilihnya, ia juga tetap terus mengikuti kelas acting dan lainnya yang mendukung karirnya.

Sebelumnya, Tharn hampir setiap hari akan datang kepadanya, namun akhir-akhir ini, entah apa yang menyibukkannya, keduanya bahkan sudah tiga hari tidak bertemu.

Sebelumnya ia berpikir kalau ia tidak terlalu menyukai Tharn, hanya tertarik dengan status dan identitasnya. Namun ia tidak menyangka, saat Tharn jarang bersamanya akhir-akhir ini, ia mulai memikirkannya.

"Bukankah kau sudah mengatakannya di telepon tadi?" Tharn bertanya dengan nada memanjakan, kemudian mencubit hidung mancungnya.

"Tapi, aku hanya merindukanmu.." Gulf menolak melepaskan pelukannya, menatapnya dengan mata besarnya.

Tharn tidak menyangka, bunga indah tanpa noda, yang dulu hanya bisa ia kagumi dari jauh, sekarang ini berbicara penuh cinta padanya. Ia memiliki banyak ekspresi, bahkan saat menangis pun terlihat anggun. Sangat berbeda dengan si anak bodoh, jauh lebih dan lebih baik.

"Okay, sekarang kita sudah bertemu sekarang?" Tharn melepaskannya pelan. "Lelah? Aku akan membuatkanmu secangkir teh, kau duduklah di sofa."

"Aku tidak haus." Type meraih lengannya. Ia memperhatikan dekorasi mewah di setiap sudut rumah, dan seketika matanya bersinar. "Sejak pertama aku datang, kau belum mengajakku melihat-lihat kemari.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now