Chapter 86 : Berbahagialah

713 77 17
                                    

Sangat langka seorang lelaki bisa hamil.

Sebagian kelompok awalnya tidak bisa menerima kalau lelaki memiliki kemampuan ini. Perasaan selalu mendapat tatapan aneh dari orang-orang saat berada di jalanan dengan perut besar sungguh tidak enak.

Di lain sisi, Gulf tidak pernah merasakan malu seperti itu, ia hanya merasa bisa memiliki bayi dari dua orang sangatlah indah.

Hingga ia terbangun keesokan paginya, mencoba mencari pakaian yang lebih longgar, berharap akan bisa menutupi perut besarnya.

Tapi akhirnya ia gagal.

Dengan usia kandungannya sekarang ini, bagaimanapun kau menutupinya, kau akan masih bisa melihatnya.

Setiap Gulf menuangkan teh ke gelas Tharn dan kembali ke dapurnya, Tharn tidak pernah menatapnya.

Ternyata, ia melihatnya seperti monster..

Tidak.

Ia bukan.

Gulf membalas perkataannya dalam hatinya, tapi tidak berani menyuarakan sedikitpun ketidakpatuhan di depan Tharn.

Type akan kembali beberapa hari lagi, dan hari pernikahan keduanya semakin dekat.

Tharn khawatir saat Type kembali ia tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk menarik Gulf dan menuntaskan kebutuhan keji dan tidak tahu malunya, karenanya perlakuannya dua hari terakhir ini menjadi lebih dan lebih intens.

Sebelum meninggalkan Gulf di pagi harinya, ia menginstruksikannya untuk membawakannya makan siang ke kantornya nanti.

Harus buatan tangannya, dan diantarkan sebelum jam dua belas dengan lima jenis lauk dan satu sup.

Awalnya Gulf tidak mengerti kenapa Tharn tiba-tiba membuat permintaan seperti itu, jelas-jelas ia pernah berinisiatif sebelumnya, dan Tharn bahkan tidak mengizinkannya untuk memasuki pintu kantornya.

Setelah benar-benar datang kesana ia baru tahu kalau tujuan Tharn bukan sekedar ingin memakan masakannya. Saat tiba di dekat kantor, asisten Chen   menjemputnya dan membawanya masuk ke ruangan Privat Tharn melalui lift khusus di garasi bawah tanah. Selain asisten Chen, tidak ada yang tahu kalau saudara kembar dari orang yang akan menjadi istri dari president perusahaan di dua hari ini telah ditindih Tharn di segala sudut ruangan president.

Kadang di tempat tidur pada kamar privatnya, kadang di depan jendela besar yang memiliki tinggi hingga atap, kadang di sofa kulit, dan paling sering, Tharn meminta Gulf untuk melepaskan celananya, dan duduk di atasnya untuk bergerak dengan sendirinya.

Tubuh dengan perut besarnya akan bernafas panjang hingga terengah, seringkali apapun yang dilakukannya tidak akan membuat Tharn senang, ia akan selalu marah dan meledak-ledak. Gulf dengan wajah merahnya hanya bisa memohon dengan bodohnya. Tharn akan membiarkannya menangis sebelum akhirnya, dengan enggan melepaskannya, kemudian memeluknya di atas meja.

Tiap kali berakhir, Gulf selalu dalam keadaan pingsan, atau terbaring meringkuk lemah seperti kain, tidak memiliki kekuatan sedikitpun bahkan untuk sekedar mengangkat satu jarinya. Apalagi kembali memakai bajunya.

Tharn tidak akan pernah membantunya, setelah menyegarkan dirinya, ia akan membuka kotak makan yang dibawa Gulf, untuk dimakannya sendiri. Dengan kasual menatap tubuh telanjangnya, dan mengejeknya bodoh dan tidak berguna.

Tharn layaknya tuan muda yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, selalu memiliki orang untuk melayaninya,

Sedang Gulf, meski terbiasa hidup susah, ia masih harus terus memaksakan diri untuk bisa terbiasa dengan perlakuan seperti ini, hanya dengan mengeraskan hatinya seperti kayu, berpura-pura kalau tidak memiliki perasaan, akan bisa mengurangi rasa sedihnya.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now