Chapter 143 : Tidak Bisa Menunggu

409 55 17
                                    


"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi."

"Kumohon padamu.... biarkan aku mendengar suaranya." Ucap Tharn segera, percakapan mereka terlalu sebentar, tidak cukup waktu untuk melacaknya, selain itu, Ia benar-benar merindukan Gulf.

Ia memegang erat ponselnya dengan tangan kanan dan meninggalkan bekas guratan dalam pada meja dengan tangan kirinya. "Kalau tidak, aku tidak yakin yang kau katakan benar atau tidak."

"Biarkan aku tahu kalau keadaannya benar-benar baik-baik saja, dan aku akan mempertimbangkan syaratmu."

Type mendengus, melihat jauh keluar dari jendela pabrik yang rusak, tidak melihat sedikitpun cahaya. "Aku sungguh tidak menyangka, seorang Tuan Muda Kirigun sekarang tahu cara memohon."

"Hanya untuk satu orang."

"Kemarin, dan sekarang juga."

"Sepertinya dia benar-benar penting bagimu...."

Tharn tiba-tiba memiliki firasat buruk, "Type, jangan melakukan hal bodoh,... bagaimanapun dia kakakmu, apapun masalahmu, datang padaku dan hukum aku."

"Kalau kau membenciku, kau bisa menghajarku sepuasmu, aku tidak akan melawan, kau bahkan bisa memberiku beberapa tusukan pisau, dia kakakmu.... Jangan sakiti dia."

Type tidak pernah melihat Tharn setergesa-gesa ini, setiap kata penuh dengan permohonan, suaranya pun parau seperti hendak menangis.

Ia berpikir itu lucu.

"Kalau dia tidak sesuci sebelumnya, apa kau akan tetap mengiginkannya?"

Tharn sangat terkejut, rasa dingin merambat dari ujung kaki hingga punggungnya, "..... Apa maksudmu?"

"Kalau saja dia sudah kotor, kau tidak akan menyukainya lagi." Suara Type mirip dengan Gulf, ringan layaknya anak muda, tapi kali ini membuat yang mendengarnya merinding seketika.

Tharn hampir melompat dari kursinya, membuat kursinya terdorong ke belakang, menimbulkan suara cukup keras.

Tenggorokannya bergerak berat, mata indahnya kini semerah darah, "Jangan pernah menyentuhnya.."

"Aku berjanji,.. Aku berjanji kepadamu akan memenuhi permintaanmu."

Type benar-benar sudah kehilangan kewarasannya.

Satu-satunya hal yang bisa dilakukannya sekarang adalah pura-pura berkompromi dan memastikan keselamatan Gulf.

Ia bisa melakukan apapun.

"Oh? Kau yakin?" Type terlihat sama sekali tidak terkejut, nada bicaranya sedikit main-main.

Tharn tidak bisa berfikir jernih, nafasnya kini pun tidak beraturan karena cemas. "Ya. Sungguh.. aku hanya punya satu kondisi saat ini, biarkan aku bicara dengannya."

"Baiklah, aku akan menyalakan loudspeaker, dan kau katakan lagi pada Gulf, bahwa kau akan menikahiku, dengan begitu aku akan percaya padamu."

Type berbalik menatap lelaki di dalam kurungan, menyalakan tombol loudspeaker pada ponselnya, dan dengan tersenyum memintanya "Cepat bicara."

Gulf memiliki demam sejak semalam, Type tentu saja tidak peduli kepadanya, yang penting hanyalah dia masih hidup.

Tidak ada kekuatan lagi dalam dirinya, bahkan untuk menelan makanan, suhu tubuhnya tinggi tapi ia merasa sangat kedinginan, Ia antara sadar dan tidak sepanjang waktu. Saat ini, seperti merasakan sesuatu, Ia mendongak dalam pening, dan berkata dengan suara parau, "Phi Tharn.."

Hanya gumaman lemah, tapi Tharn mendengarnya. Seluruh tubuhnya menegang dan ia ingin meresponnya, tapi Ia tidak berani untuk bertindak gegabah, takut akan memprovokasi Type.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now