Chapter 105 : Kompromi

678 101 18
                                    


Dokter mengatakan bahwa ia harus menunggu sampai pasien bangun kemudian mengobservasi bagaimana situasinya sebelum mengizinkan Gulf untuk pergi melihatnya.

Sejak pagi hari saat Tharn dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma, hingga sekarang saat hari sudah berlalu, Gulf hanya sedikit melihat Tharn dengan cepat saat ia keluar dari kamar gawat darurat dan kemudian menunggu di luar ruangannya. Menunggu sampai pintu terbuka.

Ia memberitahu dokter kalau ia ingin menemani Tharn tapi dokter menolaknya, mengatakan kalau pasien butuh istirahat, dan ia hanya akan mengganggu kalau berada di sana, tapi ia membiarkan perawat untuk masuk merawatnya, selain itu bahkan pintunya terkunci.

Gulf tidak makan sejak siang dan asisten Chen membelikannya berbagai makanan sesuai instruksi Tharn. Tapi ia memiliki hati yang terikat dengan orang di dalam ruangan, membuatnya tidak memiliki nafsu makan sama sekali.

Di sore hari, asisten Chen memintanya kembali ke hotel untuk beristirahat, dan akan memberinya kabar kalau kondisi Tharn membaik, tapi Gulf menolaknya dan memilih tetap menunggu di luar.

Kalau Phi Tharn belum sadar, ia tidak akan pergi.

Dokter mengatakan kalau Tharn sedang sangat sakit, dan ia belum mengerti secara spesifik penyebab sakitnya, hanya tahu kalau tidak berhati-hati mungkin bisa membahayakan nyawanya.

Tharn selalu terlihat tinggi dan kuat di matanya, dan Gulf tidak pernah berpikir kalau ia akan berada pada situasi menunggu Tharn di rumah sakit, dengan keadaan antara hidup dan mati.

Dia masih sangat muda, tidak seharusnya ia mati.

Saat meninggalkan Tharn, ia sudah memutuskan kalau tidak akan pernah melihatnya lagi, tapi saat Ia berada dalam keadaan kritis seperti ini, dunia Gulf pun jadi abu-abu, ia bahkan dengan bodohnya berdo'a sepenuh hati kepada langit, agar tidak mengambil Phi Tharn, dan bisa membawa dirinya sebagai gantinya, Ia tidak lagi takut sakit, meskipun takut, asal bayinya sudah lahir, ia siap menanggung penderitaan seperti apapun, asal jangan Tharn, ia bahkan rela mati.

Jam 11 keesokan harinya, pintu akhirnya terbuka.

Gulf sudah duduk terlalu lama, dan saat perawat cantik datang dari dalam, ia belum terlalu bereaksi, hingga ia menyapanya dan berkata, bahwa Tharn sudah sadar, dan ia bisa melihatnya, Gulf akhirnya tersadar, mata keringnya seketika basah, dan ia berdiri dengan panik dan kikuk, "Dia.. dia sudah sadar?"

"Ya. Tuan Kirigun sudah sadar, dan mengatakan kalau ingin bertemu denganmu."

Gulf tidak merasa senang, tapi air matanya tiba-tiba jatuh, ia pun mengikuti perawat ke dalam ruang perawatan.

Tharn terbaring diam di ranjang, wajahnya terlihat lebih pucat dari sebelumnya dibawah pijar lampu, matanya tertutup karena silau, seakan sangat kelelahan, ia mendengar langkah kaki sebelum kembali membuka matanya perlahan, dengan suara bodohnya memanggil Gulf, "Baby.."

Air mata Gulf mengalir lebih banyak, tenggorokannya tersedak, memikirkan perkataan dokter lagi. Tharn membutuhkan suasana tenang, jadi ia menahan sakit di tenggorokannya dan meraih tangan Tharn,  "Phi Tharn.."

"Phi.. bagaimana perasaanmu?"

"Apa.. apa ada yang tidak nyaman.."

Anak bodoh, bagaimana bisa ia menangis seperti ini. Kedua alis Tharn menekuk. Dengan kesulitan mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Gulf. Melihat warna merah dan bengkak dari matanya, membuat Tharn cukup stress.

Sebenarnya, Ia berencana, tidak ingin melihat Gulf selama dua hari. Dan hanya akan sedikti menakutinya, lalu hati Gulf akan segera melunak, dan akan kembali bergantung kepadanya. Tapi asisten Chen memberitahunya kalau ia hanya terus menangis dan tidak bersedia untuk makan, jadi ia pun cemas, dengan kondisi tubuhnya saat ini, sebelum rencananya berjalan, Gulf akan sudah tumbang.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang