Chapter 35 : Selalu Berbohong

550 77 11
                                    

Ada banyak darah di lantai, Tharn menemukan kalau ia terluka. Mengambil hela nafas, ia menggendong Gulf dan membawanya kembali ke atas. "Aku tidak marah."

"Maafkan aku.." Anak bodoh ini sepertinya tidak mendengarnya, emosinya sedang sangat tidak stabil, mengubur wajahnya dalam dadanya, terisak tanpa suara, "Phi Tahrn.. maafkan aku.."

Melihatnya seperti ini, seluruh hati Tharn rasanya teraduk. Saat memasuki kamar, dan perlahan meletakkan Gulf di tempat tidur, ia kemudian membawanya dalam pelukannya, dan berbisik. "Jangan menangis, aku benar-benar tidak marah."

"Ini salahku, aku tahu kau belum makan cukup lama, kau tidak memiliki tenaga, seharusnya aku menyuapimu."

"Aku tidak marah, dan kau jangan menangis." Ia melepaskan pelukannya, dan menghapus air matanya. "Patuhlah, aku akan ke bawah mengambil makanan dan kotak obat."

Melihat Tharn beranjak pergi, Gulf tiba-tiba panik dan memanggilnya dengan suara bergetar. "Phi Tharn..."

Tharn terlalu lama meninggalkannya di ruang bawah tanah, hingga ia kehilangan rasa aman.

Tharn menengok padanya dan berkata. "Aku akan segera kembali."

Kali ini Tharn menepati perkataannya, dan segera kembali ke atas membawa apa yang dicarinya.

Untungnya kotak obat di rumah cukup penuh mamadai, kalau tidak ia akan kembali harus memanggil Tong.

Gulf memakai celana pendek coklat muda dibalik piyamanya, darah mengalir dari lututnya hingga ke permukaan sprei, dan ada beberapa pecahan keramik di kulitnya, dan Tharn melihatnya, alisnya mengerut.

Melihat wajah masam Tharn, Gulf dengan kikuk meremas kasur di sampingnya dan berkata dengan takut-takut, "aku.. aku mengotori tempat tidur.."

"Tinggal dicuci kalau kotor." Tharn membuka kotak obat, menemukan alkohol dan kapas medis, dan berkata, "Pertama-tama kita harus merawat lukamu, mungkin akan sedikit perih, kau harus menahannya."

Mendengar Tharn tidak menyalahkannya ia sedikit lega tapi kemudian kembali menegang, berkata, "Baiklah.."

Sebelum mengambil pecahan dari kulitnya, terlebih dahulu harus didisinfektan, Tharn menuangkan alkohol pada lukanya, menimbulkan rasa sakit yang orang biasa saja akan cukup kesakitan.

"Sakit kah?" Tharn berhenti, sedikit takut untuk melanjutkan.

Gulf meringis, berusaha tersenyum pada Tharn, "tidak.. tidak sakit."

"Atau aku perlu memanggil Tong saja kemari." Tharn merengut.

Meski tidak masalah baginya untuk memberikan perban pada Gulf, tapi ia bukan profesional, yang bisa saja membuatnya merasa lebih sakit.

Setelah mengatakannya, Tharn berdiri untuk mencari ponselnya, yang mungkin lupa ia tinggalkan di bawah.

"Aku tidak sakit.. jangan pergi Phi.." Gulf menatap punggung tinggi didepannya dan berkata pelan.

Ditinggalkan di gudang bawah tanah selama dua hari penuh, perasaan saat sekitarnya menjadi sangat sunyi, seperti ia telah ditinggalkan sendiri di dunia ini sungguh terlalu menakutkan, ia lapar dan haus, ingin pergi keluar mencari makanan, tapi kemudian memikirkan yang Tharn katakan, jika Type menemukannya, Tharn tidak akan menginginkannya lagi.

Ia dengan patuh menunggu kedatangannya, menunggu cukup lama, beberapa kali ia terbangun dengan keadaan setengah sadar dan berpikir ia mungkin akan mati, ia berusaha keras tetap menunggu.. tapi sekarang ia kembali ditinggalkan.

"..phi Tharn jangan pergi.." Gulf tahu jika ia ingin Tharn tetap mempertahankannya, ia tidak boleh membuat masalah, karenanya ia hanya semakin meringkuk, menggumamkan kata-kata yang ia sendiri bahkan tidak bisa mendengar dengan jelas.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now