Chapter 137 : Pernikahan

316 41 4
                                    

Wajah Gulf bersemu kemerahan, dan Ia menjawab dengan ringan khidmat.

Sehari sebelum pernikahan, Tharn membawa Gulf menemui seseorang.

Orang tersebut adalah pengusaha terkenal di Bangkok tapi juga merupakan teman baik Alex Kirigun, yang belum juga berkeluarga di usia enampuluhannya, tidak memiliki putra maupun putri.

Gulf tidak memiliki orang tua, saat berjalan di karpet merah nanti Ia harus sendirian, Ia sangat pemalu dan ragu-ragu, pasti akan ketakutan nanti, Tharn pun merasa buruk memikirkannya.

Ia pun memutuskan untuk meminta orang yang sudah seperti keluarga tersebut untuk bersedia menganggap Gulf layaknya anaknya sendiri, dan menggandeng lengan Gulf nanti untuk membawanya ke hadapannya di altar.

Ia sudah berjanji akan selalu mencintainya dan tidak akan pernah mengecewakannya lagi.

Di pikiran bawah sadar Gulf, orang sukses tersebut akan seperti Alex Kirigun, tipe serius yang akan sulit berinteraksi dengannya, Ia sangat gugup ketika akam menemuinya, dan saat akhirnya bertemu, Ia tahu paman Li adalah orang yang sangat baik, memakai kacamata presisi, lembut dan elegan, tidak ada tekanan sedikitpun.

Dia juga tidak membenci Gulf yang bodoh, Gulf sangat senang untuk memiliki keluarga lagi, meski tidak teehubung dengan darah.

Ada kebudayaan tradisional bahwa kedua mempelai tidak boleh bersama di malam sebelum pernikahan.

Gulf kini memiliki orangtua angkat, jadi otomatis sekarang ia tinggal di rumah orangtua barunya.

Li Wei segera memerintahkan nanny untuk membersihkan kamar keluarga kedua, dan setelah makan malam ketiganya saling bercerita sebentar, setelahnya Tharn mengantar Gulf ke atas menuju kamarnya.

Lingkungan rumah ini tidak lebih buruk dari rumah Tharn, tapi bagaimanapun ini adalah tempat asing, dan Tharn khawatir Gulf tidak akan merasa nyaman karena tidak terbiasa, oleh sebab itu Ia telah mengatur semuanya untuk Gulf.

Piyama yang biasa Ia pakai telah dibawakannya, beserta bantal berbentuk boneka kucing miliknya.

Tharn membelikan untuknya minggu lalu saat berbelanja, saat melewati toko dengan boneka bantal berbentuk kucing tersebut dipajang di etalase kaca, Gulf menatapnya selama lebih dari dua detik, dan Tharn mengerti yang dipikirkannya.

Anak bodoh ini tidak akan pernah berinisiatif untuk meminta apapun kepadanya, meski ia menyukainya, ia tidak akan pernah mengutarakan yang ada dalam hatinya, benar-benar bodoh. Hingga tetap bertahan dengan sikap baiknya.

Mungkin sedikit aneh, seseorang seumuran dirinya menyukai barang-barang seperti ini, dan waktu itu, Ia bersikeras mengatakan tidak menginginkannya, tapi Tharn tetap berpikir kalau sebenarnya Ia menyukainya.

Anaknya baru saja berusia dua bulan, bagaimana bisa Ia tahu hal-hal yang berkaitan dengan anak seperti ini.

Tharn nenangis sekaligus tertawa, memikirkan bagaimana kekasihnya bisa semanis dan selucu ini, Ia harus menarik anak bodoh ini memasuki toko tersebut.

Bagaimanapun, beberapa hari setelahnya, Tharn sedikit menyesalinya, Gulf tidur dengan boneka kucing berada di dalam lengannya, tidak lagi memeluk dirinya.

Tapi hari ini itu cukup berguna, setidaknya boneka yang selama ini bersaing dengannya mendapatkan perhatian Gulf sekarang bisa menemani Gulf melalui malam ini, jadi Ia tidak akan takut.

Setelah membawa masuk dan menata semua barang bawaannya, Tharn mengusap pundak Gulf dan membawanya dalam pelukannya, "Aku pergi."

"Besok akan menjemputmu lagi."

Saat benar-benar akan pergi, Gulf enggan melepaskannya, tangannya menggenggam erat ujung pakaiannya, dan ujung matanya sedikit memerah, "Bisa.. bisakah kau tidak pergi?"

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now