Chapter 40 : Sifat Pemarah

525 71 8
                                    

Aku membaca setiap komentar kalian dan tertawa sendiri dibuatnya..
Thankyou.. :')
----------------------------------------

Tubuh Gulf sangat lemah, daya tahan tubuhnya juga buruk, dan saat dia tiba di rumah setelah kehujanan, ia marasakan kepalanya sedikit pening dan demam.

Ia bergegas memakan roti yang ia bawa begitu memasuki pintu, kemudian mandi air hangat dan membersihkan seluruh sudut rumah.

Gulf membersihkan rumah setiap hari, karenanya keadaanya sebenarnya tidak terlalu kotor, dan tidak terlalu sulit membersihkannya lagi hari ini. Namun area seluruh rumah sungguh luas. Meski hanya untuk membersihkan lapisan debu tipis akan tetap menguras energinya, terlebih dengan kondisi sakit.

Beberapakali ia merasa sangat lemah dan tidak bisa berdiri dengan tegak, ia pun bersandar pada tembok dan berhenti sejenak, sebelum kembali melanjutkan membersihkan, bermodalkan kemauan kuat. Ia akhirnya menyelesaikannya saat hari sudah gelap, dan dengan terhuyung-huyung kembali ke kamar. Segera setelah sampai di tempat tidur ia pun terlelap dengan masih merasakan pening.

Gulf beberapa kali terbangun dan merasa seperti mendengar Tharn datang, namun kenyataannya tidak, saat berusaha berkonsentrasi ia tidak mendengar apapun, sunyi, dan hanya nafasnya yang terdengar.

Saat ia kembali terbangun langit sudah cerah, ia masih tidak memiliki tenaga, stok obat yang ada di rumah sudah habis diminumnya, dan ia lupa untuk membeli persediaan lagi. Ia ragu-ragu kemudian menghubungi Tharn, namun Tharn tidak menjawabnya, ia pun tidak berani menghubungi lagi untuk kedua kalinya.

Flu dan demam adalah hal biasa yang sering Gulf alami. Meski merasa tidak nyaman, sakitnya pasti akan berlalu seiring berjalannya waktu.

Tharn akhirnya pulang di hari ketiga setelah hari ulang tahunnya. Saat Gulf sedang memangkas bunga di kebun, ia melihat mobil hitam memasuki halaman, mata hitamnya dipenuhi rasa terkejut, dan kakinya langsung bergerak menghampirinya.

"..Phi Tharn.."

Namun Tharn sama sekali tidak menatapnya setelah keluar dari mobil, dan berjalan lurus ke arah pintu dengan ekspresi datar. Gulf pun merasa bingung, dan setelah terdiam di tempat beberapa saat ia berjalan lagi mengikuti Tharn. Dengan takut-takut memanggilnya dari belakang. "Phi.. Phi Tharn.."

Tharn tiba-tiba berhenti dan berbalik menatapnya, wajahnya masam. "Apa yang kukatakan padamu?"

"Diam di rumah, dan jangan sesuka hatimu berkeliaran mempermalukan orang."

"Apa yang kau lakukan di Mall?! Apa aku terlalu banyak memberimu gaji hingga terlalu banyak sisa untukmu untuk hang out di tempat seperti itu?"

Ia teringat penampilan bodohnya di restoran saat itu, api di dadanya semakin besar. Jelas-jelas anak ini dan Type adalah saudara, bagaimana bisa perbedaanya begitu besar.

Meski ia sudah memberikan rumah padanya tapi dia masih saja berkeliaran di luar, membuat pikirannya tidak tenang.

Gulf selama ini menanti kepulangan Phinya setiap hari. Namun sesaat setelah kedatangannya ia justru mendapatkan amarah dan cacian. Ia pun merasa sangat sedih dan kehilangan.

Mata cerahnya perlahan memerah, berdiri di tempat seperti anak sekolah yang membuat kesalahan, dan saat menundukkan kepalanya air matanya pun jatuh menetes pada lantai yang seputih salju.

Aku hanya ingin memberimu hadiah ulang tahun..

Tharn pun kecewa saat melihatnya seperti ini. Ia tidak memiliki kata-kata lagi untuk mengatakan hal buruk, dan berucap dengan tidak sabar, "Jangan menangis, dan hapus airmatamu hingga bersih."

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now