Chapter 109 : Hilang

566 97 32
                                    

Type berada di apartemen yang diberikan kepadanya.

Champ mengatakan, sejak diagnosis leukimia beberapa hari yang lalu, Type tidak lagi keluar untuk bekerja, bersembunyi di rumah dan tidak mau keluar, hanya terus tidur dan saat bangun ia minum-minum, ia mengatakan sudah merasa ada yang salah sejak saat itu, malam ini tadi ia menghubunginya tapi tidak mendapatkan respon, ia pun segera datang untuk memeriksa, tidak menyangka ia melihatnya duduk di sofa dengan pisau buah mengiris pergelangan tangannya, ia tidak dapat menghentikannya.

Tharn membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai ke tempat Type, di dalam rumah sudah seperti kolam lumpur, banyak jejak kaki kotor, Type tengah duduk di lantai bersandar pada jendela di belakangnya, mengkonfrontasi empat atau lima staff medis.

Ia menangis, wajahnya penuh air mata, ada luka terlihat jelas di pergelangan tangannya, dan terus mengeluarkan darah, dan tangan itulah yang kini memegang pisau buah, diarahkan pada lehernya, menatap para staff medis dengan khawatir, dan emosinya saat ini sedang sangat tidak stabil.

"Jangan mendekat..."

"Biarkan aku mati..."

"Aku tidak akan pergi ke rumah sakit.."

"Lagipula.. aku tidak memiliki apapun.. tidak ada gunanya aku hidup.."

Di situasi seperti ini, staff medis tidak berani bertindak dengan gegabah, atau pasien akan dengan mudah memotong arterinya. Meskk tenaga kesehatan terbaik tidak akan bisa menyelamatkannya kalau itu sampai terjadi.

Champ sedang berusaha bernegosiasi dengannya, "Type.. Tuan Type.. jangan lakukan ini, pikirkan anak yang ada dalam perutmu, kalau kau sampai mati, anak itu juga akan ikut mati, apa kau bisa menanggungnya?"

Type tiba-tiba tersenyum, dengan airmata terus mengalir, "Anak.. bagaimana bisa aku memiliki anak.. meski ia bisa terlahir.. aku tidak akan bisa menemaninya tumbuh besar, akan lebih baik kalau ia ikut denganku meninggalkan dunia ini sekarang, jadi ia tidak perlu menderita. Tidak perlu mendapatkan ejekan anak haram sepanjang hidupnya."

Tharn merasa adegan didepannya saat ini cukup familiar, saat Gulf dengan ekstrim membawa benda tajam pada lehernya dan menangis seperti anak kecil yang telah kehilangan dunianya.

Bedanya adalah, Gulf berjuang untuk hidup, sedang Type kehilangan keberanian untuk terus hidup.

Hatinya merasa ngeri, dan saat ia kembali sadar dengan sekitarnya, ia telah melewati beberapa staff medis mendekati Type, lehernya tercekat karena gugup, ia mengulurkan tangannya berusaha lebih dekat lagi, tapi ia tidak berani bergerak lebih banyak, "Ai Type.."

"Kau tidak perlu impulsif.. jangan impulsif.."

Type tertegun dan suasana hatinya untuk sejenak stabil, "Tharn.."

"Kau datang.."

Hati Tharn tergerak untuk sesaat, membuatnya ingin semakin mendekat, "ya.. ya.. aku disini.. aku datang.. kau letakkan pisau itu dan patuhlah.."

Type membeku sejenak dan kembali menangis, "Bukannya kau tidak menginginkanku lagi?"

"Untuk apa kau masih mencariku?"

Mendengar pertanyaannya membuatnya gelisah, ia berhenti sejenak, kemudian berkata.

"Dengarkan aku, bukannya aku tidak menginginkanmu,.. aku sudah tahu tentang anak itu.. dia tidak akan menjadi anak haram, kita akan menikah.. dan setelahnya kita bisa memberikan nama belakang kirigun untuknya."

"Kau letakkan pisaunya, jangan melukai dirimu sendiri."

Tharn sama sekali tidak mengerti mengenai anak dalam perut Type tersebut, mungkin itu hanya imajinasinya yang tidak terkontrol, tidak peduli apapun, yang terpenting sekarang adalah menyelamatkannya, setelah itu ia tidak bisa melakukan lebih lagi.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now