Chapter 65 : Kau Adalah Masalah

607 90 15
                                    

Ia tidak berani untuk berpikir lebih lagi, dan dengan cepat berbalik, berjalan keluar. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, dan memerintahkan untuk menemukannya sembari ia berjalan.

Gulf tidak membawa apapun, tidak membawa uang, tidak membawa tanda pengenal, ia kemungkinan tidak pergi jauh.

Perawat yang bertugas telah mencarinya ke seluruh sudut rumah sakit, begitu juga toko 24jam, dan taman-taman di sekitar rumah sakit, dan memberitahunya kalau ia tidak dapat menemukannya.

Tharn pun tidak mencari di tempat-tempat tersebut lagi, memperluas wilayah pencarian, dan menyisir lebih teliti di sepanjang jalan.

Keramaian di kota bangkok masih terpancar, lampu-lampu masih menyala di tengah malam ini, tapi masih belum bisa mengalahkan sunyinya kota di tengah hiruk pikuk ini. Cahaya menyorot penampilan Tharn yang dingin dan tegang.

Rasa terbakar tidak sabar menumpuk di hatinya, membuatnya cemas dan panik, ia mendadak menyadari kalau ia tidak cukup mengenal orang yang telah bersamanya selama setahun ini.

Ia hanya tahu kalau Gulf cukup patuh, menyukainya, sangat mudah dibujuk, dengan hanya kata-kata manis, sudah bisa membuatnya bahagia untuk waktu yang cukup lama.

Seperti malam sebelumnya, meski ia sempat hampir akan memukulnya, tapi dengan memeluknya beberapa saat, dengan sabar meminta maaf, Gulf akan memaafkannya, cukup dengan mengatakan kalau ia sudah berlaku buruk. Ia sungguh tidak pernah memelihara kebencian dalam hatinya.

Ia tidak menyangka kalau anak bodoh ini akan kehilangan kesabarannya, dan kabur dari rumah sakit di tengah malam seperti ini. Perutnya sudah cukup besar, ia juga tidak membawa ponsel, kalau saja ia terjatuh, bagaimana ia bisa menghubungi seseorang untuk menolongnya. Tharn mengerahkan tim untuk mencarinya.

Ia harus memberinya pelajaran saat menemukannya nanti, pikirnya dalam hati.

Ia tetap tidak bisa menemukannya, tim yang dikirimnya juga tidak memberikan kabar, ia pun perlahan tidak sampai hati untuk memikirkannya lagi.

Setengah jam kemudian, mobil Tharn berkendara melewati jembatan di bangkok, dan ingin mengebut, tapi tiba-tiba ia melihat sosok familiar di pinggir jalan.

Karena ia terlalu kurus, gaun rumah sakit selalu terlihat longgar di tubuhnya. Angin dingin bertiup menerpa tubuhnya, dan ia semakin dan semakin terlihat sangat ringan dan bisa tertiup angin kapan saja. Langkah kakinya sangat lemah dan postur tubuhnya tidak stabil.

Ia berjalan langkah demi langkah, sangat pelan, tanpa arah, entah apa yang dipikirkannya. Bahkan saat mobil yang lewat hampir saja menabraknya, ia sama sekali tidak bereaksi, seperti sama sekali tidak bisa mendengar dunia luar.

Pupil Tharn menegang seketika, dan langsung meminggirkan mobilnya. Berlari dengan panik ke arahnya, dan meraih pergelangan tangannya dari belakang, menariknya ke trotoar di pinggir jalan yang lebih aman dari lalu lalang kendaraan  dan berteriak dengan ekspresi dingin. "Apa yang kau lakukan?!"

"Apa yang kau lakukan di sini di tengah malam seperti ini tanpa tidur?!"

"Kau hampir saja tertabrak baru saja, apa kau tahu?!"

Wajah Gulf sangat pucat seperti tanpa darah, bahkan telapak tangannya terasa sangat dingin. Ia menatap Tharn dengan canggung dan linglung, seperti butuh beberapa detik sebelum ia mengenalinya. Matanya perlahan memerah, dan kristal air mata menetes di pipinya. Dengan bibir bergetar, "Phi Tharn."

"Tidak ada bintang malam ini.."

Perkataan Gulf hanya membuat Tharn merasa bingung, hatinya juga merasa marah dan takut, dengan merengut membantunya menghapus air matanya. "Tidak ada bintang, langit Bangkok cukup berawan dan tidak akan ada bintang untuk beberapa hari kedepan. Apa yang membuatmu berkeliaran disini?!"

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now