Chapter 59 : Harga Diri Lelaki

504 67 1
                                    

"Aku tidak akan menunda pekerjaan di rumah, menyelesaikannya lebih dulu, baru keluar. Kalau Phi Tharn pulang untuk makan malam, Phi bisa menghubungiku, aku akan langsung pulang untuk menyiapkannya."

"Kubilang, tidak boleh."

Tharn menegaskan nada bicaranya, dan saat ia meletakkan minumannya, ia menghentakkannya dengan keras di meja, menimbulkan suara cukup keras.

Gulf seketika tidak berani untuk bersuara lagi, dan menatapnya dengan gelisah, matanya menjadi semakin merah.

"Apa kau kekurangan uang?" Tharn memberikan wajah merengut dan bertanya.

"Aku sudah memberikan biaya untuk pemeriksaan hari ini, kenapa kau masih ingin keluar untuk bekerja? Mengerjakan pekerjaan kotor dan melelahkan diluar sana, kau bahkan tidak akan bisa menghasilkan banyak uang."

Yang terpenting lagi adalah, anak bodoh ini akan selalu dengan mudah bertemu orang-orang licik di luar sana yang menginginkannya.

Kalau ia tidak menjaga anak ini dengan baik, bagaimana kalau seseorang menipunya dan membawanya.

"Aku ingin menyimpan uang, dan menggunakannya saat bayinya sudah lahir nanti." Jawab Gulf dengan suara bodoh.

Gajinya jika untuk kehidupan sehari-hari sudah sangat cukup, tapi pengeluaran untuk bayinya nanti, tentu akan melebihi penghasilannya, gaji untuk mencuci piring mungkin bisa limapuluh ribu per hari, dalam satu bulan ia bisa mendapatkan satu juta limaratus, ditambah gajinya yang saat ini diberikan oleh Tharn,  yaitu 3 juta, sudah akan cukup untuk makan ia dan bayinya sehari-hari, pakaian, juga bisa menyimpan beberapa.

Sekilas menurut Tharn, itu hanya akan membuang-buang waktu, tapi bagi Gulf, itu  menjadi harapan untuknya di masa depan, dan satu-satunya cara ia bisa hidup dengan tetap memiliki harga diri.

Tapi Tharn tetap menghalanginya dalam hal ini, ia ingin tetap menempatkan Gulf dalam kuasanya, seperti piaraannya, tanpa ia bisa memiliki kontrol untuk melawannya sedikitpun.

"Aku bisa memberikannya untukmu. Besok aku akan meminta asistenku di kantor untuk mengirimkan uang ke dalam kartumu, 20 juta pasti sudah cukup untuk sementara."

"Selama kau lebih patuh, membuatku nyaman, dan membuatku senang, uang yang kuberikan padamu tidak hanya tidak perlu kau kembalikan, tapi aku juga bisa memberimu lebih banyak lagi."

"Phi Tharn.." Gulf membuka mulutnya dengan suara lirih, dan sebelum ia bisa berbicara, Tharn sudah memotongnya.

"Cukup!"

Tharn berdiri dan berjalan menuju tangga ke atas, hanya beberapa langkah, ia pun teringat sesuatu, dan bertanya, "Kalau aku mengingatnya dengan benar, terakhir kali kita bertemu di Mall, Type mengatakan akan memberimu 10juta, tidakkah dia memberikannya padamu?"

Gulf menggelengkan kepalanya.

Sepertinya tidak.

Meski Gulf tidak bisa membaca, tapi ia paham dengan angka, saat ada pemberitahuan nominal yang masuk ke rekeningnya, ia akan bisa mengetahuinya.

Kalau Tharn tidak mengatakannya, ia tidak akan mengingatnya.

"Type mungkin lupa." Ia pun berpikir sejenak, "Jangan memintanya untuk memberimu sesuatu, karirnya baru saja dimulai, ia pun sebenarnya tidak terlalu memiliki banyak uang sendiri."

"Hmm." Gulf mengangguk.

Ia tidak perna memiliki niat untuk meminta uang pada Type.

"Katakan padaku saat uangnya hampir habis." Tharn akhirnya mengeluarkan nada lembut. "Jangan selalu berpikir tentang berkeliaran di luar, dan melakukan pekerjaan kotor itu, lagipula kau sedang hamil, dan memiliki bayi sekarang, kalau-kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, aku akan khawatir." Selesai mengatakannya Tharn langsung berbalik dan menaiki tangga.

Gulf mendongak menatap sosoknya dengan terkejut, dan telapak tangannya perlahan menyentuh bagian bawah perutnya yang sedikit menonjol, dan berpikir.

Benarkah, Phi Tharn akan khawatir kepadanya.

Hari berganti, kehidupan Gulf berlanjut seperti biasa, Gulf perlahan merasakan bahagia dengan hari-hari sederhananya, Tharn tidak terlalu mengatakan hal menyakitkan lagi, terlebih, bayinya bisa selamat, dan saat ia melepas celananya dan melihat perutnya yang sudah berusia empat bulan, ia bisa melihat tonjolan yang lebih jelas, pinggangnya juga mulai membulat.

Meski Tharn tidak menyukai bayi dalam perutnya, tapi ia sering menyentuhnya, suka mengusap perutnya, gerakan memutar dan memutar, membuat Gulf merasa luar biasa. Setelahnya, Tharn mencoba menyentuh beberapa bagian lain, hingga membawanya dalam pelukannya dan mengusap lengannya, Gulf pun malu-malu dan wajahnya memerah, dan dalam suasana seperti ini ia bahkan tidak berani untuk bernafas.

Setelah menunggu Tharn untuk berhenti bergerak, Gulf pun memberanikan diri berbisik.

"Phi Tharn."

"Besok adalah hari ulang tahunku."

"Besok sudah pasti aku akan bersama Type. Mustahil aku akan menemanimu." Tharn meyipitkan matanya menatapnya.

"Aku tahu." Suara Gulf sedikit serak.

"Phi bisa menemaniku setelah bersama Ai Type."

"Lusa pun tidak apa."

Gulf hanya tidak ingin sendirian.

Tbc!

Vote&Komennya boleh..

Vote&Komennya boleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang