Chapter 112 : Orang Ketiga

464 77 16
                                    

Thanks antusias dan kesabarannya untuk terus lajut baca cerita ini, thanks jg sudah berbagi POV kalian :) Chapter ini author translete setelah baca-baca komentar sore tadi ^^. Tapi males edit karenanya maafkan segala bentuk typo. Ok. Selamat membaca!!
----------------------------------

Di dapur yang penuh dengan pecahayaan hangat, Gulf merebus sup di depan kompor mengenakan apron kelincinya, dengan sendok besar ditangannya, dengan sabar mengaduknya, dan wajah tirus putihnya perlahan memerah karena panas.

Bibi Wang berjalan ke arahnya dengan tatapan khawatir, "Tuan Kana, biar aku yang melanjutkannya,  badanmu pasti sudah terasa berat sekarang ini, tentu tidak nyaman."

Gulf menggelengkan kepalanya, melengkungkan bibirnya memberikan senyuman hangat dan berkata dengan malu-malu. "Tidak.. tidak masalah.. Phi Tharn menyukai makanan yang kumasak."

Sangat lelah dengan kondisi Gulf saat ini untuk berdiri cukup lama di dapur, tapi menyenangkan saat memikirkan Tharn akan pulang untuk makan malam.

Bibi Wang mengerti niatan Gulf, dan hanya menemani di sisinya, dengan cekatan membantu jika dibutuhkan, "Kalau saja Tuan Kirigun tahu kalau hidangan di meja semua spesial dibuat untuknya darimu, dia pasti akan senang setengah mati."

"Tidak juga.." Gumam Gulf menggigit bibirnya, berpikir tentang Tharn yang tidak pernah memujinya sebelumnya, hanya berpikir kalau ia sangat ceroboh, dan tidak pernah mengatakan kalau masakannya lezat, tapi ia bisa melihat kalau Tharn menyukainya dan menghabiskan banyak tiap kalinya.

Itu sudah cukup.

Bibi Wang tidak tahu masa lalu keduanya, hanya berpikir kalau Gulf mungkin malu, dan garis dimatanya terlihat semakin dalam saat tersenyum. "Sudah pasti.."

Karena Tharn lebih awal kemarin sekitar pukul lima, karenanya ia berpikir hari ini pun demikian, dan menyiapkan makan malam lebih awal, agar saat Tharn datang nanti bisa langsung memakan makanan hangat.

Faktanya, tidak lama setelah Tharn pergi di pagi hari, Gulf sudah memikirkan masakan apa yang harus dia buat untuk makan malam. Hanya ada satu orang dalam hidup Gulf yaitu Tharn, tentu saja pikirannya hanya berkisar tentangnya. Bahan-bahan makanan dibelinya selesai makan siang bersama bibi Wang, dan semua adalah pilihan khususnya.

Sepuluh jenis lauk masakan beserta satu sup telah tersedia, Gulf dengan sabar duduk dan menunggu, melihat jam di dinding sudah hampir menunjukkan pukul enam, ia seketika merasakan kosong dalam hatinya, dan dengan perasaan tidak nyaman menekan layar ponselnya.

Melihat mata Gulf, bibi Wang tahu kalau Tharn tidak akan pulang untuk makan malam, jadi ia mendekat dan berkata, "Tuan Kana, kau bisa menelpon Tuan Kirigun dan mengatakan kalau ia tidak pulang segera kau tidak akan membiarkannya masuk ke ruman."

Gulf pun tertegun, "Itu.. tidak.. bagaimana bisa.. ini adalah rumah Phi Tharn."

"Tentu bisa, kalian adalah pasangan, anak dalam kandunganmu adalah anaknya, kau tidak boleh membiasakannya seperti ini, suami macam apa yang membiarkan istrinya yang tengah hamil menunggunya untuk makan selama ini." Suara bibi Wang sangat lembut dan pelan, tapi yang disampaikannya sama sekali tidak lembut.

Kata suami dan istri seketika membuat wajah Gulf memerah, dia dan Tharn belum menikah, bagaimana bisa ada hubungan seperti itu.

Ia dengan samar membuka layar ponselnya, bertumpu dengan kesulitan pada meja untuk berdiri, "Phi.. Phi Tharn pasti sendang mengurus sesuatu yang menunda kepulangannya, aku.. aku akan menghubunginya sekarang."

Bibi Wang ingin meraihnya untuk membantu tapi Gulf melambaikan tangannya menolak, kemudian pergi dari meja makan untuk duduk di sofa ruang tamu sendirian.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang