Chapter 80 : Menambahkan Api

585 81 14
                                    

PERHATIAN!!!!

MOHON BACA DULU SEBELUM LANJUT!

Mohon maaf. Komen dengan kata-kata kotor atau umpatan ngawur yang tidak sesuai ketentuan Author (berbahasa yang sopan meski emosi) akan langsung dihapus. Yang masih bertahan berarti aman. Thanks. :)

Yang masih terus bertanya kapan Gulf bahagia, akan Author ulang beberapa point yang sudah pernah Author tulis di Chapter awal-awal.

1. Cerita ini bergenre mengsedih (ANGST), yg ga kuat bisa skip.

2. Khusus untuk 18+ (percayalah anak muda, ini hanya fiksi, karangan belaka, bisa sangat dilebih-lebihkan, dikurang-kurangi, dunia nyata sangat tidak berhubungan dan sangat berbeda jauh. Dan jika belum cukup umur, membaca cerita seperti ini hanya akan membawa lebih banyak pengaruh buruk yang gak sebanding dengan rasa terhibur atau rasa penasaran kalian), jadi yang belum cukup umur, atau yang masih mencari jati diri, dimohon skip segera :) Hanya untuk yang sudah dewasa yang sudah bisa mencerna kalau cerita seperti ini hanyalah khayalan dan bisa tidak terpengaruh di dunia nyata. Yang bisa membedakan kalau ini hanya karangan yang dibuat-buat, untuk kepentingan hiburan belaka.

3. Khusus cerita ini bukan sepenuhnya karya author, dan hanya terjemahan cerita lain dengan versi TharnGulf dan edit di berbagai tempat untuk penyesuaian dari Author.

Ok! Love you! Virtual Hug!

Happy Reading!

-----------------------------------

Dengan suara serak setengah tercekat ia berkata, "Jangan mendekat."

"Kau jangan mendekat!"

"Apa yang kau lakukan?!" Tharn terhenti di tempat, pupilnya membesar, tidak percaya yang dilihatnya. "Kau mengancamku?!"

"Aku tidak." Gulf menggelengkan kepalanya dengan air mata terus mengalir, mata jernihnya penuh kesedihan dan tenggorokannya tersedak terdiam.

Ia hanya ingin melindungi bayinya.

Tharn meyakini kalau anak bodoh yang terlihat lebih kecil dari seekor kelinci ini tidak akan berani melakukannya, tapi hatinya merasa resah tanpa alasan, ia menyeimbangkan emosinya dan berkata dengan wajah dingin. "Jangan pikir aku akan berkompromi dengan trik seperti ini, percuma, tidak peduli apapun, kau harus menyingkirkan anak itu, menurutlah dan letakkan benda itu. Setelah operasi aku akan membawamu pulang."

"Kalau tidak, ku jamin kau akan menyesal saat aku benar-benar marah."

Setelah mengatakannya ia melanjutkan mendekati Gulf, hanya mengambil langkah kecil, Gulf yang panik di tempat tidur gemetar ketakutan, keramik tajam menusuk kulit leher pucatnya yang rapuh karena gerakan tangannya, darah dengan cepat mengalir keluar, seakan tidak merasakan sakit, mata merahnya menatap Tharn. Dan teriakan putus asa keluar dari tenggorokannya.

"Jangan mendekat! Jangan Mendekat!!"

"Gulf!!" Pikiran Tharn berdenging, ia syok di tempatnya, tidak lagi berani bergerak maju sedikitpun, bahkan menarik langkahnya kembali, mundur, dan ia menyadari kali ini kalau anak bodoh ini mungkin serius. Menatap lehernya yang penuh noda darah, tenggorokannya tercekat, "Baiklah, aku tidak akan bergerak, aku tidak bergerak. Kau juga jangan bergerak."

Pecahan keramik tersebut berada di posisi yang berbahaya, ia bisa saja memberikan tekanan lebih, cukup dalam hingga bisa menembus arterinya. Tharn tidak berani mengambil resiko.

Ia tidak tahu kalau seseorang bisa melakukan apapun saat putus asa.

Pecahan keramik tersebut jelas anak bodoh itu sendiri yang memecahkannya.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now