Chapter 111 : Melunak

496 78 26
                                    

Curhatan Jujur Author : semoga tidak ada hate ya.. tp mau berbagi perasaan, tentang MG, awalnya author hanya follow ig Gulf krn mmg suka dgn visual berbagai ekspresinya, untuk Mew pun ttp sesekali buka tp tidak follow, tp jujur Author sangat suka dgn akting Mew di TharnType, suka dgn karakter Tharn, karenanya dlm cerita inipun Tharn dan Gulf. Krn suka visual keduanya. Tp setelah kejadian akhir-akhir ini, jd agak sulit membayangkan MG, krn yg kbayang jd Mew, bahkan yang dulu cma bsa ship MG skrg mkir kl Gulf ship dgn yg lain, ah tp ini hanya untuk senang-senang fiktif, kl real life tentu Author akan sangat happy dengan siapapun MG menjalani hidupnya. Sekian curhatan tidak penting ini. Mohon maaf kalau sedikit berkurang motivasi lanjut translete ini, tp akan ttp author lanjut meski untuk sekarang mngkin tidan sesering dulu waktunya. Selamat membaca!!

Oya, minta POV kalian jg apakah masih minat untuk lanjut, krn jln ceritanya tdk akan mulus happy dlm waktu dekat, meski yg buruk akan tetap terbongkar pada akhirnya.
--------------------------------------------

".....baiklah." Gulf masuk dalam pelukannya, mengangguk dengan malu-malu, dan tidak mengatakan kalau ia takut polisi.

Orang-orang di desa selalu menggunakan polisi untuk mengancam anak-anak yang tidak patuh, meski metode ini telah gagal diterapkan untuk anak yang benar-benar nakal, tapi Gulf yang patuh selalu mengingatnya hingga saat ini, selalu berpikir kalau polisi dengan seragamnya sangat luar biasa, meski tidak memiliki kesalahan, ia akan otomatis bersembunyi saat melihatnya.

Tapi apapun yang Tharn katakan, Gulf akan mendengarkannya.

Tharn melingkarkan lengannya dari belakang, telapak tangan besarnya dengan lembut mengusap perutnya, dan nafasnya menekan di telinganya. "....dan kalau tidak ada orang di sekitarmu, kau akan menunggu di tempat yang sama, dan aku pasti akan kembali untuk menemukanmu.."

"Baiklah.."

Postur ambigu tersebut membuat Gulf sedikit tidak nyaman, tubuh sensitifnya setelah kehamilannya perlahan memanas, dan ia tidak berani bergerak sama sekali.

Ingatannya kembali saat ia melakukannya dengan Tharn, pikiran itu tiba-tiba muncul, pipinya pun seketika memerah, sangat malu hingga ia ingin langsung menghilang, untungnya lampu sudah dimatikan, dan Tharn tidak bisa melihat hal yang tidak biasa darinya.

Tharn juga merasa tidak nyaman, memeluknya beberapa saat kemudian melepaskannya, lalu ia berbalik, dan jarak sekitar 20 meter tiba-tiba memisahkan keduanya.

Ia telah lama tidak bersama Gulf, tidur bersama setiap hari, bagaimana mungkin ia tidak merasakannya, tapi ia mencoba menahan diri, mendekati hari kelahiran, ia tidak berani untuk mengacaukannya.

Tapi darimana Gulf tahu yang dipikirkan Tharn, ia tertegun sesaat, reflek memegang perut bulatnya, menatap ruang kosong di depannya, dan rasa panas di tubuhnya seketika menghilang.

Setelah beberapa waktu berlalu, ia tidak bisa menahan diri lagi dan berbalik, menatap punggung tegap Tharn yang mendapatkan pantulan dari sinar bulan yang masuk melalui celah korden jendela. Ia ingin Tharn memeluknya lagi, tapi permintaan seperti itu tidak akan berani diucapkan oleh Gulf.

Mungkin Phi Tharn benar-benar terlalu baik kepadanya dua hari ini hingga ia memiliki keinginan lebih.

Gulf menahan keinginan dalam hatinya, memaksakan matanya untuk terpejam, tapi setelah beberapa waktu berlalu pikirannya kembali liar, dan tidak bisa tidur sama sekali.

Ia tahu ia tidak berhak untuk meminta hal sederhapun, jika ia meminta lebih, Tharn mungkin akan masih kehilangan kesabarannya, tapi saat ia merasa dipedulikan ia akan selalu mendapatkan keberanian lebih dari biasanya, seperti tidak takut mati, dan bisa menghadapi apapun.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now