Chapter 133 : Kalau Saja Aku Menjadi Dirimu

428 53 13
                                    

Belum edit, maafkan Typo. :)
----------------------------

Gulf mengambil ponsel di sampingnya dan menatapnya dalam diam.

Adiknya sangat jarang menghubunginya.

Setiap kali, yang dikatakan padanya bukanlah hal yang baik.

Ia ragu-ragu melihat Tharn dan menemukan kalau Tharn juga menatapnya.

"Phi Tharn.. aku, aku akan pergi menjawabnya." Gulf hendak memberikan bayinya yang tengah tertidur kepadanya.

Tharn tidak menjawabnya, dan memeluknya bersama bayinya, "Aku meluangkan waktu untuk bersamamu di rumah, dan aku tidak ingin kau meninggalkanku sedetikpun."

"Tidak yang perlu dirahasiakan antara dirimu dan adikmu bukan, kau bisa menjawabnya di sini, aku tidak akan bersuara."

Gulf menunduk, seakan ragu akan sesuatu,.. "tapi.. tapi.."

Tharn tertawa, "Apa memang ada yang ingin kau sembunyikan dariku?"

Gulf segera menggelengkan kepalanya, "Tidak.. aku tidak.."

"Kalau begitu angkatlah." Jawab Tharn.

Gulf tidak ingin Tharn mendengarkan kata-kata memalukan yang mungkin diucapkan Type. Tapi Tharn tetap bersikukuh dan Gulf pun mengangkatnya sebelum dering berhenti.

"Ai Type.."

Suara lelaki muda terdengar di telinga Gulf.

"Kakak, dimana kau sekarang?"

"Aku di rumah,.. bersama Phi Tharn." Gulf balik berbisik.

Suara Type terhenti, "begitu.."

Gulf merespon, mendengarkan nada bicara adiknya yang relatif masih tenang, tidak ada intensi untuk marah, Ia pun merasa sedikit lega.

Mengingat Type dengan brutal menjebaknya sebelumnya, Ia merasakan marah dalam hatinya, tapi tidak bisa menyalahkan dan tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Setelah terdiam beberapa saat Ia akhirnya tidak bisa menahan diri lagi, "Ai Type, bagaimana keadaan tubuhmu akhir-akhir ini,... apa kau merasa lebih baik?"

"Baru saja aku mengalami mimisan, demam, dan merasa sangat lelah." Ucap Type. "Sangat membosankan di sini, bisakah kau datang dan menemaniku berbicara."

Ia tidak berbicara banyak sebelumnya, yang ada hanyalah Type yang selalu meluapkan emosinya, karenanya kali ini Gulf tidak menganggapnya serius.

Meski bodoh, Ia tahu bagaimana dirinya harus menghindari bahaya.

Ia memegang ponselnya lebih erat, mencoba menemukan alasan, "Aku... ada yang harus kulakukan siang ini, aku mungkin, tidak ada waktu.."

"Kakak, terakhir kali, yang kulakukan adalah salah, aku kalut untuk sesaat, dan berakhir dengan metode seperti itu." Suara Type serak.

"Aku meminta maaf kepadamu, maafkan aku, aku salah."

"Tapi bagaimanapun, kita adalah saudara, kau tidak akan memutuskan hubungan denganku hanya karena masalah ini, bukan?"

"Di dunia ini, aku tidak memiliki keluarga lagi, aku hanya memilikimu, kalau kau meninggalkanku juga, untuk apa aku terus hidup?..."

Gulf pun cemas, "Aku.. aku tidak bermaksud seperti itu.."

"Jadi, kau mau mengunjungiku kan? Kau bersedia tetap melihatku apakah aku baik-baik saja. Okay?" Type memohon. "Aku hanya ingin berbicara kepadamu, membicarakan saat ibu kita masih ada, saat keluarga kita masih bahagia bersama, hari-hari itu sangat menyenangkan."

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now