Chapter 79 : Jangan Mendekat

537 82 19
                                    

Dengan ketakutan Gulf terduduk dan menunduk, ia melihat gelas di tangan Tharn dengan penuh keraguan, "Bolehkah aku mempertahankan bayiku, kalau aku menurut?"

Tharn menekuk alisnya dan menatanya beberapa saat, berpikir kalau Gulf mungkin sudah mendapatkan ingatannya kembali. "Apa ada orang yang memberitahumu sesuatu?"

"Phi Tharn, berjanjilah padaku, Phi akan mengijinkan bayiku hidup." Gulf semakin menunduk dengan suara bodohnya. "Kenapa Phi, sangat ingin menyingkirkannya? Ia tidak bersalah sama sekali."

Tharn seketika teringat foto yang diterimanya saat mendengarnya. Dan bayangan Gulf berada di bawah Bright Vachirawit tiba-tiba muncul di kepalanya tanpa bisa ia kontrol. Wajahnya seketika membeku, dan urat-urat hijau di tangannya yang menggenggam gelas terlihat semakin jelas, "Karena ia idiot."

Dari ia kecil hingga sekarang, banyak orang di sekitarnya melabelinya seperti itu, dan saat ia mendengar dari mulut Tharn, hatinya sangat sedih, dan jemari rampingnya mengusap di sekitar perut besarnya, "Dia bukan.."

Bukan seorang..

Idiot.

"Jangan membantah." Wajah Tharn dingin, begitu juga nada bicaranya. "Aku memberimu kesempatan, tapi lihatlah yang kau lakukan sekarang."

"Kalau kau tidak menyingkirkan anak itu hari ini, aku tidak menginginkanmu kembali pulang ke rumah bersamaku."

Gulf tidak tahu apa salahnya, hingga Phi Tharn melakukan ini padanya, matanya terasa perih, dan ia semakin menunduk terdiam. Setelah beberapa saat, dengan murung ia berkata. "Kalau begitu, aku tidak akan kembali."

"Apa kau bilang?!" Tharn menekuk alisnya, dan matanya seperti hampir terbakar dipenuhi api.

"Aku akan keluar dari rumahmu, aku tidak akan mengganggumu lagi Phi."

Gulf menjelaskan dengan pelan. "Aku mendengar, saat baru lahir, bayi akan sangat berisik, tapi saat semakin dewasa, ia akan semakin berperilaku baik."

"Phi Tharn jangan terlalu membencinya, ia, ia akan berperilaku sangat baik di masa depan." Ucapnya, dan air matanya mengalir.

"Jangan pernah berpikir tentang itu." Wajah Tharn kini pucat, dan ia menekankan kata demi kata yang keluar dari giginya, sangat sulit untuk ia percaya kalau Gulf masih berpikiran untuk meninggalkannya.

Sedangkan untuk bayi itu, kalaupun itu adalah anaknya, ia hanya akan menghalangi jalannya, dan kalau bukan, itu hanya akan mempermalukannya di masa depan kalau sampai benar-benar terlahir.

"Kau pilih dan pikirkan sendiri, antara kau dengan patuh memasuki ruang operasi, atau aku secara pribadi yang akan memasukkanmu kesana."

Tharn meletakkan gelas di meja, berbalik dan berjalan pergi, membanting pintu dengan marah.

Gulf gemetar ketakutan, tiba-tiba merasakan sakit menyengat dari kepalanya, menekan kepalanya ia jatuh terbaring kesakitan, secara insting meringkuk, dan air matanya terus mengalir.

"Ahk!"

Dalam ingatannya, Tharn sepertinya beberapa kali meninggalkannya seperti ini.

Beberapa bayangan muncul di kepalanya, awalnya hanya siluet samar-samar, dan seiring dengan rasa sakitnya yang semakin intens, adegan-adegan yang bermunculan teringat semakin jelas.

*

Saat Tharn keluar dari kamar Gulf, Paman Chen sudah menunggunya di depan pintu, melihat bosnya keluar, ia langsung menyapanya. "Tuan Tharn."

Tharn mengangguk dan berjalan menuju lift dengan dingin. "Katakan pada Direktur Ni kalau operasinya untuk sementara ditunda, dan periksa siapa yang membocorkan kabar ini kepada Gulf."

Little Fool GulfOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz