Chapter 147 : Semakin Menjauh

363 47 7
                                    

Gulf melihat pakaian Tharn yang sama-sama memakai gaun rumah sakit seperti dirinya, dan berkata "Apa kau juga terluka?"

"Sedikit, hanya luka kecil, tidak masalah." Jawab Tharn.

"Syukurlah." Gulf kembali seperti saat pertamakali bertemu dengannya, Ia sangat menyukai senyumnya, dan matanya bersinar, seperti seorang peri.

Makanan Gulf datang dengan cepat, dan Gulf memakannya dengan senang, tapi setelah kehilangan ingatannya, menu di jalan yongchan hanyalah makanan enak pada umumnya.

Ia tidak bisa mengingat sedikitpun.

Tharn merasa harusnya Ia bahagia, setidaknya Gulf sekarang ada di depannya, tidak seperti sebelumnya, masih banyak waktu yang bisa Ia jalani bersama kedepannya.

Berpikir seperti ini, suasana hatinya pun membaik.

Gulf baru saja siuman, nafsu makannya tidak terlalu baik, sisa makanannya pun masuk ke dalam perut Tharn.

Setelah makan, Gulf tiba-tiba berbisik kepadanya, "Kenapa keluargaku tidak datang melihatku?"

"Orangtuamu meninggal saat kau masih kecil, kau adalah seorang yatim piatu."

"Oh.." Gulf menundukkan kepalanya.

Ternyata Ia tidak lagi memiliki keluarga di dunia ini.

Tharn menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangannya, "Kau memiliki aku dan putrimu, kita semua adalah keluargamu."

Gulf seketika bahagia. "En.."

Selanjutnya Ia pun menanti pertemuannya dengan putrinya, menanyakan kapan mereka akan bertemu.

Kenyataan terlalu kejam, Tharn sama sekali tidak memberitahunya, tapi merubah semua cerita yang telah terjadi, semua hal buruk dan keji telah dihapus, semua hanyalah hal-hal bahagia yang dibuatnya."

"Kau tinggal di panti asuhan, dan bekerja di usia muda, tidak memiliki waktu untuk belajar."

"Matahari sangat cerah saat aku bertemu denganmu. Kau bekerja di sebuah restoran di sisi jalan, aku makan semangkuk mie di sana dan bertemu denganmu."

"Setelahnya, setiap hari setelah hari itu, aku pergi kesana untuk memakan mie.." Tharn mengenang masa lalunya dengan senyum bahagia, tapi ujung matanya memerah.

Gulf tidak mengerti, "Kau suka makan mie?"

"Tidak, itu karena aku telah jatuh cinta dengan anak bodoh di sana." Jawab Tharn.

".." Gulf semakin tidak mengerti dan menatapnya dengan malu-malu.

Tharn tersenyum dan berkata, "Karena aku menyukaimu, setiap hari aku pergi kesana untuk bertemu denganmu."

"Kemudian?" Gulf sedikit malu dengan yang diucapkannya, tapi tidak bisa menahan diri untuk bertanya lebih jauh.

"Kemudian aku menyatakan perasaanku kepadamu, kalau aku menyukaimu, dan bertanya apakah kau bersedia bersamaku."

"Dan kau menjawab 'Ya'."

"Kita pun bersama, tinggal di rumah yang sama, memiliki hubungan baik, dan setelah sekian lama akhirnya memiliki putri." Suara Tharn menjadi semakin serak.

Kalau saja benar-benar itu yang terjadi.

Andai saja Ia benar-benar menghargai anak bodoh ini sejak awal.

Bukannya menjadikannya seorang pengganti.

Ia menjadi seperti ini, bisa dikatakan adalah karena perbuatannya sendiri.

Tapi tidak ada gunanya lagi penyesalan.

Gulf mengira Ia telah membuatnya bersedih, dan merasa sedikit cemas, "Kau, jangan bersedih..., aku tidak dengan sengaja melupakannya, aku akan berusaha mengingatnya, sedikit demi sedikit."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now