Chapter 126 : Trik

566 75 14
                                    


Tharn tersenyum. "Kau menyukainya?"

Anak bodoh ini, penampilannya yang patuh, sopan, dan pintar sebenarnya sangat mudah disukai dalam sekali pandang.

Tapi Alex Kirigun memandangnya rendah dan tidak berguna, dan Ia tidak ingin mengikuti anaknya yang mungkin hanya melihatnya karena nafsu.

"suka, aku menyukainya."

Anne menepuk pundak putranya, membuatnya membungkuk, "Nak, aku serius, lusa cucuku tepat berusia satu bulan, kau tidak bisa terus begini.."

"Kau mengerti?" Ibunya berbicara dengan ekspresi serius kemudian tesenyum, Ia pun tersentuh mendapat dukungan, dan kemudian ragu-ragu menjawab, "Tapi.. Gulf belum bersedia menikahiku sekarang."

"Apa kau bodoh? Kau biasanya terlihat pintar, bagaimana bisa kau berputus asa di waktu yang kritis seperti ini, Ai Gulf mengatakan tidak bersedia  dan kau tidak memikirkan ide lain?"

Anne membenci putranya yang kaku seperti baja.

"Sudah pasti kau telah membuatnya bersedih dengan banyak kelakuanmu, atau kau sudah keterlaluan merundungnya dulu?"

"Kuberi tahu, kalau kau menyukai seseorang dan bahkan ingin menikahinya, kau harus menunjukkan kesungguhanmu, atau keadaanmu akan terus seperti ini, dan jika waktunya tiba nanti, dia akan lepas darimu, dan kau akan menangis mencari Maemu ini."

Tharn dipaksa cemas mendengar kata-kata ibunya.

"Aku mengerti."

"Baiklah."

Anne menepuk bahu putranya, "Baguslah."

"Sepenglihatan Mae, orang seperti Gulf akan dengan mudah membuat orang baik menyukainya, kau harus cepat menikahinya dan memperlakukannya dengan baik. Atau kalau di masa depan Ia menemukan seseorang yang lebih cocok, dia akan..."

Wajah Tharn menggelap, "Tidak mungkin. Dia hanya mencintaiku."

Anne tertawa, "Sepercaya diri itu?"

"Aku hanya akan mencintainya di masa depan."

Jawaban itu bukan yang ditanyakan Anne Kirigun.

Suara bayi terdengar semakin keras, keduanya saling pandang dan menghentikan pembicaraan.

Gulf sibuk menenangkan putrinya, dan saat melihat Tharn datang, seolah Ia telah melihat penyelamatnya, "Phi Tharn.. bayinya.. tidak mau berhenti menangis."

"Apa dia lapar?" Tharn segera menanggapinya.

Mata Gulf memerah dengan perasaan mendesak, bayinya tidak terlalu sehat sejak lahir, dan sering demam saat masih tinggal di inkubator rumah sakit, beberapa kali situasinya cukup serius, dan Jantung Gulf masih berdebar hebat tiap kali bayinya menangis. "Baru saja, tadi pagi, aku sudah memberinya makan."

"Jangan takut, tidak apa, biarkan aku memeriksanya." Tharn menenangkan dengan suara rendah, mengambil bayi dari lengannya kemudian duduk di sofa.

Pengalamannya beberapa waktu terakhir menunjukkan kalau Tharn cukup bisa diandalkan sebagai ayah, lebih ahli dari Gulf di banyak hal, sering kali karena Gulf terlalu perhatian dengan bayinya, gampang panik saat terjadi sesuatu, dan keduanya sangat sulit dipisahkan.

Tharn lebih dulu menempelkan dahinya pada dahi bayinya untuk memeriksa suhunya, dan setelah merasa tidak ada masalah, ia membuka celana bayinya yang seperti teratai dan melihat dalam pampersnya.

Ia pun melihat warna coklat keemasan dari pantat bayinya, dengan bau yang luar biasa.

Tharn bukannya membencinya tapi Ia tertawa senang, "Dia memberikan protes kepada Daddynya, mengatakan kalau dia telah mengeluarkan bau ini tapi kau tidak membersihkannya untukku."

Little Fool GulfOù les histoires vivent. Découvrez maintenant