Chapter 135 : Pertimbangan Jangka Panjang

487 56 9
                                    

Pemuda ini kemungkinan sudah lama berkeliaran di luar, tangan dan kakinya penuh luka gores, rambut hitamnya pun memerah kusam, dan Bright harus berhenti di apotek dulu untuk membeli plaster dan obat-obatan.

Rasa beku di musim dingin Thailand tahun ini rasanya bisa menusuk hingga ke tulang, banyak berita tentang orang-orang yang mabuk di jalanan kemudian mati, sebuah keajaiban anak seusianya bisa bertahan hidup dengan baik.

Awalnya Ia tidak mau ikut bersama Bright, seperti kucing liar di jalanan, kewaspadaannya sangat tinggi, Bright berkali-kali berjanji kalau dirinya bukanlah orang jahat, dan akan membantunya menemukan keluarganya. Akhirnya pemuda itu bersedia masuk ke mobil bersamanya.

Bright terbiasa hidup tenang, terbiasa hidup sendiri, lebih dari 300 meter persegi vilanya hanya ditinggali olehnya sendiri. Setiap dua hari sekali akan ada pekerja yang datang rutin membersihkannya.

Biasanya ia akan sibuk di kantor, tidak memiliki waktu untuk memasak, kulkasnya hanya berisi beberapa telur dan makanan instan.

Bright membuat semangkuk mie telur dengan bahan sederhana. Pemuda itu jelas sangat kelaparan, tanpa menunggu dingin Ia langsung memenuhi mulutnya, dalam beberapa menit dia telah memakan seluruh Isi mangkuk, kini bibirnya terlihat sangat memerah.

Bright melihatnya makan dengan lahap, dan tiba-tiba ia pun juga berselera untuk makan, "Apakah lezat?"

Pemuda tersebut memegang mangkuk yang lebih besar dari wajahnya dan mengangguk semangat, dengan rasa penuh percaya pada matanya.

Orang yang bersedia memberinya makan pasti bukan orang yang jahat.

Bright tidak bisa menahan diri kemudian tersenyum, "Siapa namamu?"

Pemuda tersebut terlihat kebingungan kemudian menggelengkan kepalanya.

Saat Ia baru datang tadi, Bright membawanya untuk mencuci wajah dan kedua tangannya hingga bersih. Dan penampilan asli pemuda tersebut akhirnya sepenuhnya terlihat.

Kulitnya sangat putih dan lekuk wajahnya cantik, matanya tajam dan jernih dengan hidung mancungnya yang tegas. Sorot pandangnya membuatnya terlihat seperti anak dengan perilaku baik dan polos.

Bukan seperti wajah tradisional Thailand, mungkin beberapa generasi di atasnya memiliki darah keturunan luar.

"Sebelum aku mengetahui namamu, aku akan memanggilmu 'Kra' dari Krasib atau Whisper yang berarti berbisik." Ucap Bright.

Ia tidak bisa berbicara, entah karena memang dari lahir atau ada penyebab setelahnya, kalau memang ada kejadian yang membuatnya tidak bisa berbicara, Ia berharap di masa depan dia akan mendapatkan suaranya lagi.

Akan menjadi sebuah berkat.

Pemuda itu tidak ingat sudah berapa lama ia berada di jalanan, hanya tahu kalau dirinya sangat lapar dan kedinginan di luar, tidak memiliki keluarga, tidak memiliki rumah, tidak tahu siapa namanya. Ia ingin bekerja untuk mendapatkan uang tapi Ia sendiri bahkan tidak tahu siapa dirinya. Tidak akan ada yang mau mempekerjakan orang seperti dirinya, terlebih keadaanya yang seperti orang bodoh dan tidak bisa berbicara.

Untuk pertama kalinya ia memiliki namanya sendiri.

Mata pemuda itu perlahan bersinar, dan ia mengangguk dengan semangat.

Bright bisa melihat kalau Ia sangat senang dan dirinya pun ikut sedikit tersenyum. "Kau sudah kenyang?"

Pemuda itu mengangguk, nata gelapnya memantulkan wajah tampan orang di hadapannya, perlahan senyum menyebar di wajah polosnya.

Saat Bright memberitahunya untuk ke lantai atas, Kra segera mengangkat mangkuk besar di hadapannya dan menghabiskan seluruh kuah di dalamnya tanpa bersisa satu tetespun.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now