Chapter 93 : Tolong

732 104 23
                                    

Tenggorokan Tharn tercekat, dan seluruh hatinya seakan berputar balik, ia segera menghubungi Lhong kembali, membuka mulutnya dan bertanya, "Dimana foto ini diambil? Kapan kau mengambilnya?"

"Kau serius?" Lhong tertegun, dan setelah bereaksi ia mengangkat ujung bibirnya dan berkata, "Pikirku dia hanya sedikit menyukaimu, dan setelah tinggal bersamamu untuk beberapa lama, akhirnya meninggalkanmu juga, meski tidak akan semudah itu untuknya melakukannya, tapi bagaimana bisa keadaannya jadi seperti ini..."

"Ah aku lupa, dia anak idiot, dan hanya tau bagaimana menyukaimu dengan bodohnya, tidak akan tahu hal-hal lain.."

"Siapa nama kekasih kecilmu ini?"

Tharn tidak pernah membawa Gulf untuk bertemu teman-temannya, tapi semua rekan yang ada disekitarnya tahu Type, dan kini mereka tahu kalau Tharn telah tidur dengan saudara kembarnya, juga tahu kalau ia memiliki masalah dengan otaknya.

Di hari pernikahan, Lhong ada disana, menyaksikan bagaimana Tharn Kirigun membuang bulan purnamanya yang telah dikejarnya sejak lama, dan berpikir kalau Tharn sudah gila saat itu, tapi saat mengetahui alasan setelahnya, ia tidak heran lagi dengan kegilaan Tharn.

Orang gila bersama dengan orang idiot, sungguh cocok.

Tharn merasakan sakit dalam hatinya, matanya menyala merah, dan menggertakkan giginya, "Namanya Gulf.. bukan idiot."

"Katakan dimana dia?!!"

"Kau tidak benar-benar akan datang bukan?" Senyum pada mulut Lhong semakin dalam, mendengarkan nafas tidak teratur dari lawan bicaranya di seberang sambungan telepon, mungkin jika ia tidak segera memberitahunya ia akan mendengar Tharn Kirigun menangis. "Baiklah, aku akan memberitahumu."

"Di jalan Yaowa."

Segera setelah mendengarnya, Tharn menutup teleponnya.

Lhong mendengus, "Sudah sangat akut, aku bahkan belum menyelesaikan kata-kataku."

Jalan Yaowa terletak hampir setengah jam perjalanan dari lokasi Tharn, ia memacu kendaraannya dengan cepat setelah menutup ponselnya, untungnya ia tidak terjebak lampu merah dan selalu mendapati nyala hijau, hanya dalam waktu duapuluh menit ia sudah sampai.

Tapi tidak semudah itu menemukan orang, Jalan Yaoa tidaklah pendek, dan dengan kaki panjang Gulf, Tharn takut saat ia tiba anak bodoh itu sudah tidak ada disana.

Khususnya akhir pekan, jalanan lebih ramai, Tharn bahkan kesulitan untuk memarkirkan mobilnya, mengeluarkan ponselnya, ia memilih zoom dan melihat lebih teliti foto yang baru saja didapatkannya. Belakang Gulf tampak seperti apotik.

Dengan cemas ia mengendarai mobilnya dari awal hingga ujung jalan, matanya memeriksa sepannjang jalan bergantian kanan dan kiri, ia juga harus memperhatikan jalan di depannya, saat akhirnya melewati apotek yang dicarinya seketika tenggorokannya tercekat, dan menemukan tempat kosong di samping tong sampah, tidak ada orang yang ia cari. Hatinya seperti melolong.

Anak bodoh itu, berkata ia akan hidup baik-baik saja di luar, lalu apa? Dengan mencari sampah setiap hari untuk dijual?

Ia juga mengatakan akan membesarkan bayinya sendiri, apakah ia bisa melahirkan dengan aman saja Tharn tidak yakin, bagaimana bisa ia berani meninggalkannya seperti ini?

Tangan Tharn yang menggenggam setir dengan erat pun memutih, ia tidak berani untuk santai, menahan kondisi tubuhnya yang kelelahan dan melanjutkan mencari.

Melihat ia hampir sampai di ujung jalan, ia masih belum juga melihat sosok familiar, separuh hatinya pun membeku.

Saat ia sampai di perempatan jalan do depannya, lampu merah menyala, dan ia berhenti, dengan tetap memeriksa sekelilingnya, saatvia membuka jendela sisi mobilnya, ia melihat sepasang mata itu, membuatnya tertegun sesaat, jantungnya berdetak kencang, ia sangat gugup seakan jantungnya akan keluar dari dadanya, dan tangan dan kakinya terasa dingin seketika.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang