Chapter 99 : Takut

802 106 19
                                    

Terdengar sangat menggiurkan, tapi Tharn telah berlaku sangat buruk padanya hingga ia tidak bisa membayangkan Tharn yang berlaku tulus kepadanya.

Karena ia tidak pernah melakukannya.

Dari awal ia mendekatinya dengan niat terselubung dan menipu.

Mungkin saja ia sedang membujuknya kembali untuk membawa bayinya pergi, karena bayinya mungkin di masa depan tidak akan pintar seperti dirinya, dan kalau orang-orang mengetahui kalau anak tersebut berasal dari darah daging Tharn itu hanya akan membuatnya malu.

Lebih banyak memikirkannya, Gulf merasa semakin dingin, seakan orang yang sedang memeluknya adalah binatang buas yang akan menelannya kapan saja dengan mulut besarnya yang penuh taring.

Dalam panik, ia melepaskan diri dari lengan Tharn. Menunduk dan mencari gulungan uang di saju bajunya, dan mengambilnya dari saku kanan kirinya, kecuali uang yang diberikan Xiao Zhan. Semua hasil dirinya menukarkan sampah yang ia kumpulkan, beberapa lembar uang puluhan ribu, hingga koin terkecil, yang ia tumpuk bersama dan diberikannya pada Tharn, "Ini.. itu adalah semua uangku.. pertama.. pertama-tama untukmu.."

"Sisanya.. tunggu.. saat mendapatkannya, aku akan mengembalikannya padamu, aku akan membayar hutangku.."

"Kau pergilah.."

Tatapan Tharn jatuh pada tangan Gulf yang kemerahan, dan alisnya pun menekuk.

Melihat Gulf memandangnya terlalu kecil, matanya penuh dengan urgensi. "Tidak.. ini.. masih ada beberapa juta di kartu ini, kau harus membawanya, atau bayinya akan terlahir tanpa bisa makan apapun, dan ia akan kelaparan..."

Gulf dengan cepat mengembalikan kartu dari Tharn, dan memberikan semua uangnya di tangan lebarnya, "Saat aku bekerja dan mendapatkan uang nanti, aku akan membayarmu kembali, satu tahun, ... aku akan membayarnya dalam satu tahun, okay?"

Ada alasannya kenapa anak tersebut sangat berhati-hati, itu semua karena kekejian dan kekejaman yang telah diterimanya.

Tharn merasakan sakit tercekat di dadanya, meletakkan uangnya di bawahnya dan menggenggam tangannya dengan lembut, "Kalimat bodoh apa yang kau katakan, aku kesini untuk membawamu pulang, bukan untuk membuatmu membayar hutang kembali.."

"Uang itu, tidak perlu kau kembalikan, aku akan manjagamu dan bayi ini di masa depan, tidak akan membiarkanmu menderita lagi, kau tidak perlu khawatir tentang hidup lagi, kau bisa memakan apapun jenisnya, roti segar dan kue manis setiap hari." Tharn berlutut di depan Gulf.

Saat Bright Vachirawit memberitahunya kalau Gulf tidak memiliki uang untuk makan, dan pergi ke toko roti untuk meminta roti sisa semalam untuk dimakannya setiap hari, ia awalnya tidak percaya, lagipula, selama ia pulang ke rumah, yang dimasaknya selalu mewah, hanya sedikit, beberapa kali hidangan sederhana saat ia tidak pulang terlalu lama, dan Gulf tidak memiliki waktu untuk menyiapkan bahan-bahan.

Meski anak ini bodoh, ia tidak akan lupa merawat dirinya bukan, hingga malam kemarin ia pergi ke toko tersebut dan menemukan kalau Gulf benar-benar bodoh. Cukup bodoh untuk bahkan tidak tahu bagaimana harus merawat dirinya sendiri, bagaimana memperlakukan dirinya dengan baik.

Penjaga toko mengatakan Gulf datang ke sana hampir setiap pagi, hanya pada hari-hari spesial ia beberapa kali tidak datang, dan Tharn bisa memperkirakan kalau hari spesial itu adalah hari saat dirinya pulang ke rumah. Gulf akan menyediakan sarapan hangat, yang ia beli dari gajinya, hanya untuk memberikannya makanan bernutrisi.

Tapi ia tidak pernah memberitahunya tentang hal ini sama sekali.

Sekarang setelah memikirkannya kembali, harga bahan-bahan makanan berkualitas tinggi di supermarket Bangkok sangatlah mahal. Hanya dengan gaji beberapa juta tiap bulan di tangan, jika tidak berhemat tentu tidak akan bisa cukup hingga satu bulan.

Little Fool GulfDonde viven las historias. Descúbrelo ahora