Chapter 74 : Lupakan

521 84 12
                                    

San mulai melancarkan aksinya tapi kemudian menyadari kalau ada sesuatu yang salah. Ia pun berdiri dan mengamati dengan seksama penuh kecurigaan.

Kepanikan dan tangisan dari anak ini tidak terlihat seperti berpura-pura, seperti benar-benar ketakutan.

"Hey, kau tidak sungguhan menangis bukan?" San merengut.

Segera setelah San melepaskannya, Gulf seketika meringkuk mengecilkan dirinya, dan air mata tidak berhenti keluar dari ujung matanya. Tubuh rampingnya terus-menerus gemetar.

Anak bodoh ini benar-benar ketakutan.

"Fuck." San mengumpat dengan suara rendah, dan seketika terbayang kalau ia telah merundung anak baik-baik, ia pun berdiri dengan wajah gelap.

Saat ia mengingat yang baru saja terjadi, ia benar-benar merasa seperti idiot, anak tidak bersalah ini dari awal terlihat sedih saat ia menyentuhnya beberapa kali, dan ia tidak seperti playboy yang berganti pasangan tiap tiga atau dua hari, yang bisa ia ajak main-main dan tinggalkan setelahnya dengan kasual.

Ia bahkan terlihat seperti lily kecil murni dan halus yang rapuh.

Ia dengan putus asa melihat anak bodoh ini beringsut melingkar di pojokan tempat tidur, terus terisak dan menangis, membuat kepalanya pening.

"Berhenti menangis."

"Aku hanya menciummu, apa yang begitu kau sedihkan?"

"Kalau kau mengatakan tidak menginginkannya lebih awal, aku tidak akan pernah memaksamu."

Gulf semakin keras menangis mendengarnya, alisnya menekuk merasa sakit, dan air mata terus mengalir seperti hujan.

Ia melawan dan menolak sekuat tenaga, tidakkah itu sudah menunjukkan kalau ia tidak menginginkannya?

Ibunya mengatakan kalau ciuman dan hal intim lain hanya boleh dilakukan dengan orang yang disukai, dan Ia tidak menyukai orang asing ini.

San juga merasa sangat dirugikan, awalnya ia hanya ingin membuat pertemuan dan bermain-main dengan aman dan stabil bersama aktor utama film, tidak menyangka kalau ia akhirnya berhasil dibujuk untuk bertemu dengan penggantinya.

Ia menghela nafas dalam.

"Saudara kembarmu yang mengenalkanmu padaku, kurasa ada kesalahpahaman disini, jadi aku meminta maaf padamu."

"Setelah sekian lama menangis, tidakkah kau lelah?"

Gulf mendongak padanya terkejut, retakan terlihat di mata beningnya, kesedihan menyebar disana. "Ai Type?"

"Ya. Type memberitahuku kalau kau menyukai permainan dan rangsangan, aku hanya ingin memberikan surprise padamu, saat ingin mengejutkanmu ketika masuk aku tidak menyangka kau akan langsung panik, pikirku kau sedang berakting awalnya tadi." San menjelaskan.

Anak bodoh ini langsung terdiam, duduk dengan kepala menunduk tanpa bersuara, menatap kosong pada jemari kakinya, tidak tahu apa yang dipikirkannya.

Meski ia tidak menangis, air matanya terus menetes, San tidak tega melihatnya, ia pun naik ke tempat tidur dan merentangkan tangannya ingin menghapus air matanya. "Hei, kau jangan menangis, dimana rumahmu, aku akan mengantarmu kembali." Tangannya belum sampai menyentuh pipi Gulf saat tiba-tiba terdengar suara berisik dari lorong depan kamarnya, seseorang seperti menendang pintu kamarnya hingga akhirnya berhasil mendobrak masuk. San berhenti bergerak dan reflek melihat ke arah pintu, hanya untuk kemudian melihat beberapa pria tinggi besar yang bergegas masuk dengan momentum besar.

Pemimpin dari grup tersebut memakai setelan hitam, dengan wajah gelap dan mata dalamnya hampir mengobarkan api.

Sebelum San bisa bereaksi, ia menarik pergelangan kakinya hingga jatuh dari tempat tidur, meraih kerahnya dan menunjunya beberapa kali.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now