Chapter 127 : Dijebak

462 72 12
                                    

Keduanya sebenarnya telah membeli berbagai buah di perjalanan kemari, mangga, ceri, persik, dll,. Ada lima atau enam jenis buah, tapi tidak ada durian.

Type telah memintanya, dan Tharn tidak memiliki alasan untuk tidak pergi.

Saudara kandung yang berhubungan darah, yang seharusnya lebih dekat dari siapapun, saat ditinggal sendiri justru seperti orang asing. Gulf melihat lelaki di ranjang dan berbisik, "Ai Type,.. apa kau ingin memakan ceri? .. aku akan mencucinya untukmu."

"Kau begitu bangga." Type tiba-tiba bersuara.

Gulf tertegun, "Ai Type, apa yang kau katakan?"

Type menurunkan kakinya, berdiri, dan berjalan menuju Gulf langkah demi langkah, "Dia memilihmu, dan meninggalkanku. Kau pasti sangat bangga?.

Gulf mengerti maksud Type dan menggelengkan kepalanya, "aku.. tidak.."

Apa yang perlu dibanggakan dari ini?

Tharn menipunya dari awal, mengancamnya dengan orang-orang dekatnya, memaksanya, dan mengabaikannya sendirian.

Saat Ia sudah bosan Ia akan mengusirnya.

Dia tidak memiliki pilihan selain hidup sesuai dengan yang diatur orang lain.

Apa ini cinta? Tentu bukan.

Jadi apa yang perlu dibanggakan?

Type tersenyum, tatapannya jatuh pada syal di sekitar leher Gulf, dan memutar kedua ujungnya ke belakang. "Syal ini sangat cantik. Tharn membelikannya untukmu?"

Saat keduanya memasuki kamarnya tadi. Ia menyadari kalau Tharn pun memakai syal serupa.

Gulf pun semakin merasa tidak nyaman. "Tidak.. bukan.. ini diberikan oleh Mrs. Kirigun."

Sebelum keluar rumah, Tharn mengeluarkan syal tersebut dan memakaikannya kepada Gulf, teringat dengan perkataan ibunya, agar orang-orang tahu kalau Gulf adalah miliknya, dan hanya miliknya.

Meski Type tidak menyukainya, Ia tidak berani bertindak gegabah lebih jauh. Ia pun melonggarkan genggamannya, dan kain lembut tersebut terjatuh dari sela-sela jemarinya. "Pikirmu aku akan iri?"

"Kau tidak ingat, betapa seringnya kita memakai outfit pasangan, dan kerika akhirnya putus, itu semua tidak berarti."

"Kau seharusnya tahu orang seperti apa dia, kau telah lebih banyak merasakan sakit daripada aku."

"Dia selalu bersikap lebih keras kepadamu daripada padaku."

Gulf mengangguk pelan, "Aku tahu."

Ia selalu tahu hal itu.

Type merentangkan tangannya, meraih dan mengusap pipi Gulf yang lembut dan halus, dan matanya menerawang jauh, "Sial sekali, kadang memang aku keterlaluan, aku tahu telah benyak berlaku berlebihan, tapi setidaknya hatiku tidak mati."

"Sejak kau sudah memutuskan pergi, kenapa masih saja kembali?"

"Mengapa kau masih saja hidup di depanku dengan mata bodohmu, dan mengambil semua yang seharusnya milikku.."

Gulf hanya merasa sedih. Banyak hal yang tidak diinginkannya terjadi. Ia pernah bermimpi, untuk memiliki keluarga yang bahagia, tapi Tuhan tidak mengizinkannya. Ia ingin orang-orang di sekitarnya bahagia, tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Sekian lama Ia hidup sendiri, keadaanya yang lemah membuatnya tidak mampu merubah apapun. Tapi kini Ia memiliki anak, dan Ia hanya ingin hidup dengan baik bersamanya.

"Ai Type.. Type.. aku tidak bermaksud."

"Phi Tharn lah yang tidak membiarkanku untuk pergi."

"Ia pasti masih peduli kepadamu dalam hatinya, Ia mungkin hanya berpikir aku berbeda, dan belum bosan, dan.. dan.." Gulf mengatakan banyak hal lain. "Saat suatu hari nanti dia tidak ingin melihatku lagi, aku akan segera pergi jauh dan tidak akan pernah kembali.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now