Chapter 38 : Hipokrit

526 78 11
                                    

"Apa yang kau beli?" Pandangan Type jatuh pada tas yang dibawa Gulf.

Gulf tanpa sadar langsung membawa tas tersebut di balik badannya, matanya merah, dan berkata dengan suara bodoh. "Aku akan.. hanya..."

Hanya dari gaji beberapa ratus ribu dalam satu bulan, tinggal di basement yang gelap dan lembab, juga selalu enggan untuk membeli pakaian baru selama beberapa tahun, Type tidak pernah membayangkan bisa bertemu dengannya di tempat seperti ini. Ia pun curiga dalam hatinya, tapi Tharn ada disini, ia tidak leluasa untuk bertanya lebih, kemudian hanya tersenyum dan mengalihkan topik.

"Kakak, kita sedang bersiap untuk makan siang, bagaimana kalau kita makan bersama?"

"Ti.. tidak.. tidak lagi.. tidak perlu.. aku hanya akan pulang dan makan di rumah." Gulf menggelengkan kepalanya, ia hanya ingin segera pergi dari tempat ini.

"Tidak apa, salahku, aku sangat sibuk, tidak memiliki waktu untuk menjengukmu, tidak sengaja bertemu seperti ini, kita harus makan bersama." Saat berbicara ia menoleh pada orang di sampingnya. "Tharn, kau tidak masalah bukan?"

"Tentu tidak masalah." Tharn menjawab Type, melingkarkan lengannya pada pinggangnya, dan berkata pada Gulf. "Kau adalah saudara Type, yang berarti saudaraku juga, jika menemui kesulitan di masa depan aku akan membantu apapun yang bisa aku bantu."

Jelas-jelas orang terdekatnya, namun seakan orang asing yang baru bertemu seperti ini, Gulf benar-benar tidak terbiasa, ia sangat sedih, tapi harus ikut bersandiwara dengan orang didepannya. "Ah.. te.. terimakasih."

Ia akhirnya tidak bisa pergi dan mengikuti keduanya hingga tempat parkir bawah tanah.

Type menyukai hidangan perancis, Tharn selalu menurutinya dengan memesankan restoran terkenal dengan penilaian michelin bintang tiga. Sekali makan menghabiskan beberapa ratus ribu bahkan juta sudah biasa baginya, dibandingkan dengan Gulf yang biasanya hanya makan roti sisa dan bubur  putih, sungguh sangat lusuh.

Gulf tidak pernah terbiasa dengan lingkungan seperti ini, dan pakaian yang ia kenakan sangat terlihat mencolok tidak pantas. Saat steak datang Gulf terlalu panik dan menjatuhkan garpunya, menarik perhatian banyak pengunjung lain, seluruh tubuh Gulf gemetar dan ia reflek langsung menunduk mengambil ke bawah meja. Saat ia kembali ke posisi tegak kepalanya terantuk meja, membuat semua hidangan di meja bergetar. Saat kembali duduk ia menggenggam erat kursinya, wajahnya pucat seperti kehilangan darah, seperti kelinci yang sedang ketakutan, melihat wajah Tharn dengan bingung. "Mah.. maafkan aku.."

Gulf tidak bisa melihat ekspresi baik sedikitpun dari Tharn, ia benar-benar dalam masalah di rumah nanti, namun dalam sekejap ekspresi Tharn berubah, kembali memberikan tawa ringan. "Tidak masalah."

Ia menyentikkan jarinya, dan menahan pelayan yang lewat, "Berikan aku garpu steak baru."

"Tharn, kau tidak apa-apa bukan? Kau tahu, kakakku terlahir dengan masalah otak, sangat berbeda dengan orang normal lainnya.." Type menunjuk kepalanya dengan canggung dan berbicara dengan suara pelan pada Tharn.

Meski pelan, di tempat yang cukup tenang seperti ini, mustahil orang lain tidak mendengarnya, termasuk Gulf, terlebih Type dengan jelas mengatakannya dan tidak malu untuk sekedar repot-repot menggunakan bahasa yang kebih halus.

Anak lelaki yang duduk di seberangnya hanya menundukkan kepalanya dengan bingung dan meremas pahanya cukup kuat.

"Tidak apa, ayo lanjut makan, steak Welington ini memiliki cita rasa autentik." Tharn mengiris sedikit dagingnya dan memberikan suapan pada mulut Type. "Ayo.. Aa.."

Type tersenyum dan membuka mulutnya untuk memakannya, kemudian menusuk dengan garpu beberapa isian salad daging Caesar dan memberikannya pada Tharn. "Sebagai bentuk terimakasihku untukmu yang telah memotongkan steak untukku, makanlah."

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now