Chapter 121 : Hilang

621 90 17
                                    

Mager edit.
Maafkan segala typo! ^^v
-----------‐----------‐---------------

Sikap keduanya saat ini membuat Gulf tertegun, setelah bisa bereaksi, Ia menatap dua orang di sisi kanan dan kiri ranjangnya, "Baru saja makan.. aku, aku tidak lapar."

Bright menarik tangan Gulf dan meletakkan jeruk madu tersebut di telapak tangannya, "Buah setelah makan untuk penutup."

Phi Bright sudah seperti ini, Gulf tidak enak hati untuk kembali menolaknya, "Terima.. terimakasih Phi Bright." Ia kemudian memasukkan jeruk segar tersebut ke dalam mulutnya dan mengunyahnya perlahan."

Tharn rasanya ingin langsung merebut jeruk di tangan Gulf dan membuangnya ke luar jendela, Ia menahan nafas dalam dadanya, dan mengulurkan ceri dingin untuknya, berusaha keras untuk tetap tersenyum, "Ini juga sangat lezat."

Ceri dalam kotak tersebut bulat dan penuh, dengan warna cantik, Gulf seringkali melihatnya saat pergi ke supermarket untuk berbelanja, di bagian buah-buahan mahal, ia selalu enggan untuk berinisiatif membelinya, karenanya tidak pernah memakannya juga.

Makanan semahal itu, akan sangat sia-sia kalau hanya diberikan kepadanya, Gulf mengalihkan pandangannya dan berbisik, "Type suka memakannya.. bawa kepadanya, bawa untuknya.."

"Aku suka makan jeruk."

Saat Type pernah tinggal di mansion milik Tharn dulu, Ia seringkali memintanya untuk membelinya.

Tharn pun terlihat kecewa, "Kau tidak menyukainya?"

"...en." Gulf menganggukkan kepalanya.

Tharn menarik tangannya, memasukkan kembali ceri ke kotaknya dan meletakkannya di rak. "Kalau begitu, makanan apa yang kau suka? Katakan padaku. Aku akan mengingatnya."

Anak bodoh ini sebenarnya akan makan apapun, ia bukanlah seorang pemilih dalam hal makanan, namun ada hal-hal yang ia tahu terlalu berharga, yang membuatnya tidak bisa menerimanya begitu saja dengan ringan.

Seperti saat Ia berjanji kepada Tharn untuk keluar dari pekerjaannya untuk menjadi asisten di rumahnya, Tharn memberikan nominal setiap bulannya yang menurut Gulf terlalu banyak, meski sebenarnya Ia berhak mendapatkannya.

Penghargaan untuk hati dan benda-benda tidak bisa disamakan dengan imbang, selama Tharn memberinya cukup untuk kebutuhan rumah dan memperlakukannya dengan tulus, Gulf sudah akan sangat bahagia. Tapi jika seseorang hipokrit, berapapun tidak akan cukup.

"Phi tidak perlu repot-repot memikirkanku,... aku tidak menyukai apapun, aku tidak suka apapun yang Phi Tharn beli." Suara Gulf hampir tak terdengar, teredam, seakan tengah tenggelam dalam emosi.

Hanya dirinya yang tahu kalau hatinya telah mati, dan hanya ingin mengatakan kata-kata kejam.

Meski telah berniat mengatakan hal yang kejam, anak bodoh itu tetap tidak tahu harus berkata apa.

"Ai Gulf. Jangan lakukan ini." Tharn masih belum terbiasa dengan perubahan sikap Gulf. Setengah membungkuk, Ia meraih dan menggenggam tangan Gulf. Gulf berusaha menariknya kembali dan melepaskannya tapi gagal.

Bright dengan dingin memperhatikan pergerakan Tharn, dan merasa lucu melihatnya berpura-pura memberikan perhatian. "Apa kau tidak lelah?"

"Banyak orang membicarakanmu di luar sana. Sebagaimana yang telah kau katakan pada mereka, bukankah kau seharusnya lebih perhatian kepada Type daripada disini sekarang ini?"

Tharn yang sebelumnya berusaha menunjukkan sikap ramah tidak lagi bisa memberikan muka kepada Bright. "Itu bukan urusanmu."

Bright mengangguk, "Aku hanya bertanya."

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now