Chapter 88 : Kehilangan

856 106 26
                                    

Sebelumnya thanks sudah setia menunggu. Author sedang banyak berjuang di dunia nyata, hha. Here we go, next chapter for my lovely reader! :)
Langsung post. Maaf kalau banyak typo, akan di edit nanti kalau sempat 😄.

Iringan pengantin beserta musiknya sangat khidmat dan khidmat, suara kerasnya melebihi volume dari dering ponsel, hanya Tharn sendiri yang bisa merasakannya, ponselnya berdering dan bergetar di saku dalam dadanya.

Pasti Gulf yang akhirnya menelpon kembali, pikirnya.

Tentu tidak memungkinkan untuknya menerima panggilan di waktu sekarang ini, dan Tharn hanya bersikap seolah tidak mendengarnya, tersenyum bersama Type menuju altar di akhir karpet merah.

Dibawah pimpinan pendeta, keduanya tersenyum satu sama lain dan menerima sumpah.

Suara rendah dan tidak biasa keluar dari mulut pendeta.

"Tuan Type Kanawut, apakah kau bersedia menjadi pasangan resmi dari Tuan Tharn Kirigun, untuk memasuki perjanjian pernikahan bersamanya, dalam keadaan sehat atau sakit, kekurangan ataupun kaya, menjaganya, menghormatinya, menerimanya, dan selalu setia kepadanya hingga akhir usianya."

Type sangat bersemangat dalam hatinya, air mata hampir membasahi matanya, tapi hatinya merasa sangat bangga, ia sudah menginjak altar dan Tharn memang ditakdirkan untuknya.

Ia menatap wajah rupawan di hadapannya, dan mengucapkan dua kata tersebut.

"Aku bersedia."

"Tuan Tharn Kirigun, apakah kau bersedia menjadi pasangan resmi dari Tuan Type Kanawut, untuk memasuki perjanjian pernikahan bersamanya, dalam keadaan sehat atau sakit, kekurangan ataupun kaya, menjaganya, menghormatinya, menerimanya, dan selalu setia kepadanya hingga akhir usianya."

"Aku.."

Tentu saja Tharn secara alami bersedia, setelah sekian lama tidak merasakan kebahagiaan benar-benar mencintai orang lain, ia akhirnya merasakan jatuh cinta, dan orang yang dicintainya kini bersedia berada di sisinya, yang merupakan mimpinya sejak lama.

Tidak ada alasan untuk mengatakan 'tidak'.

Dan saat ia hendak menjawab, dering ponsel memecah suasana yang hening dan tenang.

Kehilangan fokus oleh musik nada dering ponsel tersebut, suara yang berasal dari saku tuxedo milik Tharn menggapai seluruh penjuru gereja.

Semua yang hadir tertegun dan terlihat ekspresi bingung terlihat di wajah pendeta.

Membiarkan nada dering ponsel menyala di acara seperti ini tentu sangat tidak patut.

Sumpah janji tersebut terpaksa terganggu, Tharn mengatakan maaf dengan tenang mengeluarkan ponselnya, melihat layar menekan pilihan menolak.

Yang memanggil adalah sekretaris Li, dan sudah ada beberapa panggilan tak terjawab disana.

Tidak ada yang lebih penting daripada pernikahan ini tentu saja.

Ia pun mematikannya, tapi ponselnya kembali langsung berdering.

Tharn pun mengangkat alisnya perlahan.

Sekretaris Li adalah orang yang kompeten dan mengerti wataknya, melihatnya menolak panggilan, kecuali ia benar-benar sudah bosan bekerja di perusahaan, ia tidak akan berani kembali membuat panggilan, terlebih beberapa kali panggilan sebelumnya, kecuali...

Mungkinkah terjadi sesuatu pada Gulf?

Pikiran ini berdering dalam kepalanya cukup keras, dan kelopak matanya seakan melompat terbelalak, melupakan situasinya sekarang ini untuk sesaat, ia mangangkat panggilan ponselnya di depan semua orang.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang