Chapter 21 : Alasan Pembenaran

632 78 6
                                    

Tharn melirik Bright, tersenyum, kemudian menatap mata memerah Gulf. "Apa ini? Aku hanya pergi beberapa hari, dan kau sudah memiliki orang lain yang bergegas menjadi pelindungmu?"

"Baiklah. Kupikir kau bodoh, tapi ternyata aku terlalu menganggap remeh dirimu. Aku tidak menyangka kau cukup berbakat menggoda pria."

"Phi Tharn..." Gulf memandang tidak berdaya, tidak mengerti apa yang dikatakannya. Tapi ia tahu kalau itu bukan hal baik.

"Omong kosong apa yang kau katakan?" Jarak antara kedua alis Bright semakin dalam, kemudian berjalan dan berdiri diantara Gulf dan Tharn. Menatap wajah tampan didepannya yang penuh amarah, ia berkata.

"Apa hubunganmu dengan Gulf?" Sebelumnya, Bright berpikir Tharn adalah ayah angkatnya atau keluarga jauhnya, tapi sepertinya tidak seperti itu.

Laki-laki didepannya masih sangat muda dan kata-katanya cukup buruk untuk didengarkan.

Udara di ruangan serasa semakin dingin dan panas bersamaan, seperti sepasang pedang sedang beradu. Tinggi keduanya tidak jauh berbeda, tinggi dan kuat, dan mendadak keduanya saling berhadapan, seakan bisa berkelahi kapan saja.

Tharn melihat perilaku Bright yang seperti induk ayam melindungi telurnya, wajahnya semakin masam dan buruk, ia merasakan kemarahan dalam hatinya. Ada sedikit rasa kehilangan juga. Merasakan ada orang lain yang menginginkan barang miliknya.

Meski hanya mainan yang sudah tua dan lama, yang tidak ia terlalu sukai atau pedulikan, yang hanya ia letakkan di pojokkan dan penuh debu, tentu saja itu tetap miliknya, dan tidak ada seorangpun yang boleh mengutiknya.

"Kemari." Tharn memberikan nada perintah kepada lelaki di belakang Bright.

Ekspresi marah Tharn sangat menakutkan, tubuh ramping Gulf perlahan menciut, melihatnya dengan takut-takut, sangat takut bahkan, tapi masih berjalan keluar dari balik badan Bright dan kembali ke sisi Tharn.

"Phi Tharn.. jangan marah." Gulf meraih lengan Tharn, dan perlahan menggenggamnya.

Wajah patuh Gulf membuat Tharn cukup puas, ekspresi marah di wajah Tharn pun mereda. Perlahan ia meraih pinggang langsing Gulf, membawanya dalam pelukan dan tiba-tiba mengencangkannya. Tubuh keduanya pun mendekat cukup rapat .

"Phi..." Gulf berbisik, dan sebelum ia dapat bereaksi, Tharn mencengkeram rahangnya, mendekatkan wajah tampannya.

Ciuman cukup dalam mendarat di bibirnya, seperti capung yang hinggap di air, basah, kemudian tiba-tiba kembali terbang.

"Phi Tharn.." Gulf menyentuh bibirnya, kehilangan kata-kata. Bulu matanya bergetar. Dan warna pink kemerahan mulai menyebar dari telinga hingga lehernya, cukup jelas terlihat bagi siapapun yang memandanngnya.

Bukankah Phi Tharn mengatakan kalau hubungannya dengannya tidak boleh diketahui oleh orang lain?

Tharn tidak melepaskan lelaki yang berada dalam dekapannya, Mendongak pada Bright yang mengerutkan kening di sisi lain, dan tersenyum seperti pemenang. "Apa hubungan kami berdua, apa aku masih perlu menjelaskannya padamu?"

"Dia masih anak-anak." Bright mengira setidaknya umur Gulf masih sekitar 18 tahun. Kemungkinan dia masih di bawah umur sangatlah besar.

"Anak-anak?" Tharn tidak mengerti yang dikatakannya.

Sepertinya hubungan yang tidak semestinya terjadi diantara keduanya sudah berlangsung cukup lama, Bright tidak dapat menahannya, merasa khawatir dan mengatakan.

"Nong Gulf, katakan padaku kalau dia memaksamu."

"Huh?" Gulf yang baru sadar dari rasa manis semu berbalik menengok, tanpa sadar menatap Bright, mendengar namanya dipanggil.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now