Chapter 20 : Orang Jahat

648 79 19
                                    

Pengumuman!!
Tolong ya..
Tolong bgt..
Jangan ada kata-kata kasar di komentar, apalagi kata-kata kotor.
Tolong lebih elegan dalam memilih kata.
Boleh mengumpat tp please jangan kata2 kotor. Sedih kali bacanya, jadi bkin mager update juga.. :')
Author paham ceritanya ngundang emosi..
Jujur mending denger mesoh drpd denger/baca kata2 jorok..
Kata ngumpat ky nyebut hewan aja udah gk sreg di telinga author..
Maapin klo jd banyak aturan yaa..
Atau terlalu cerewet yg mngkin mnurut klian sepele ini..
Klopun ad kata-kata kasar dalam cerita ini nnti mhon jgn ditiru di kehidupan nyata, baik di langsung ataupun sosmed yg anonim sekalipun..
Makasih bgt yg masih mau lanjut baca dan komentar.. :)
Happy Reading!!!
----------------------------------‐-------

Setelah mendengarkan nada sibuk setelah Tharn memutus panggilan, Gulf sedikit linglung, kemudian menatap wajah heroik Bright dengan malu-malu.

Orang jahat?

Tapi ia tidak seperti orang jahat, orang jahat tidak akan membantunya menemukan Phi Tharn...

Phi Tharn pasti keliru..

"Ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" Melihat Gulf menatapnya dengan wajah serius, Bright pun tertawa.

"Tidak.. tidak.."  Gulf menggelengkan kepalanya, kemudian memberikan ponsel kepada Bright lagi. Senyum di ujung bibirnya tidak dapat ia sembunyikan. "Phi Tharn bilang akan datang menjemputku nanti..."

"Baguslah." Bright entah kenapa merasa kehilangan. Rasanya seperti anak anjing tercinta yang ia temukan akan diambil kembali oleh pemiliknya sebentar lagi.

Gulf duduk dengan patuh di kursi, mata jernihnya berkedip. Wajahnya memerah bersemangat. Ia melihat orang yang kini di ranjang, kemudian berkata pelan. "Terimakasih.. Phi Bright."

Anehnya, orang didepannya terlalu pucat, untuk orang yang tingginya tidak terlalu berbeda jauh dengannya, ia terlalu kurus. Gaun rumah sakit terlihat longgar di tubuhnya. Ia terlihat malnutrisi, dengan baby facenya,  Bright pun memintanya untuk memanggilnya Phi.

Gulf adalah orang yang penurut, karenanya ia pun melakukan yang diminta Bright.

"Kau lapar?" Tanya Bright setelah mendengar perut Gulf berbunyi. "Sudah waktunya untuk makan malam, aku akan meminta orang untuk membawa makanan kemari."

Gulf sudah memakan mie dan sup siang tadi, semuanya sudah dicernanya dan kini ia mulai merasa lapar lagi. Ia meremas kemeja pasiennya, dengan telinga memerah berkata. "Tapi.. tapi aku.. tidak memiliki uang.."

Bright mendongak padanya dan menekuk ujung bibirnya. "Aku yang akan membayarnya, makanlah sebanyak yang kau mau."

"Apa yang ingin kau makan?"

Gulf berpikir sejenak, memilih makanan yang tidak terlalu mahal, suaranya hampir tidak terdengar. "....ravioli porsi kecil." Maenya mengajarinya sejak kecil, bahwa ia tidak boleh menerima milik orang lain, atau mengambil sesuatu dari orang lain dengan cuma-cuma. Namun beberapa hari ini ia menikmati makanan dan minuman milik orang lain, jika ibunya tahu sekarang  ia pasti akan marah padanya.

"Huh?" Bright tidak mendengarnya dengan jelas.

Tubuh kurus Gulf menegang, dan mulutnya seketika mengganti yang tadi dikatakannya. "Putih.. bubur putih pun tidak apa.." atau mungkin ia bisa menambahkan beberapa roti kukus? Hanya bubur putih tidak akan membuatnya kenyang, tapi ia ragu mengatakannya..

Bright merengut, "Pantas saja kau sangat kurus, apa orang bernama Tharn itu hanya memberimu bubur putih setiap hari?" Ia tidak banyak bertanya lagi, dan langsung memesan hidangan hotel bintang lima.

Sekitar 40 menit kemudian makanan datang, bahkan beserta alat makan piring-piring elegan.

Dan meja kopi kotak dalam ruangan pun terisi penuh makanan, ada lebih 10 jenis masakan, dan semuanya terhidang dengan indah, terlihat sangat mahal.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now