Part 14 : Panik

786 75 6
                                    

Tharn mendengus dingin dan tidak berbalik.

Beberapa saat kemudian, ia mendengar orang di belakangnya kembali berbisik.

"Phi Tharn.. Apakah Phi Tharn.. akan menikahiku?"

Tharn mengangkat alisnya. "Kenapa kau bertanya?"

Bagian dalam perut Gulf terasa seperti beberapa pisau sedang menusuk-nusuknya. Ia menggigit bibirnya, menahannya dalam diam. Sekarang ini, sudah sangat sulit untuknya berbicara, tapi ia mengumpulkan seluruh sisa tenaganya, dengan lemah berkata.

"Maeku mengatakan, saat dua orang memiliki hubungan sangat dekat.."

Mae Gulf mengajarkan, saat anaknya dekat dengan wanita nanti, mereka harus bertanggung jawab dan tidak boleh bermain-main. Sebelum Gulf bertemu dengan wanita baik, ia terlebih dulu sudah bertemu dengan Tharn.

Walaupun keduanya lelaki, hubungan mereka sudah cukup dekat.

Gulf mendengarkan setiap perkataan Tharn, dan ingin hidup bersamanya seumur hidup.

Ia tidak pernah tahu, bahwa sejak awal, Tharn sudah menipunya.

Perkataan Tharn kali ini tidak terlalu tajam, dan nadanya juga halus, saat ini Tharn tidak berpikir kalau ada yang salah. Tapi merasa bahwa pertanyaan tersebut sangat ironis.

Tentu saja, anak bodoh akan tetap bodoh.

Berapa usianya sekarang ini, dan berapa kali ia menjalin hubungan intim dengan orang lain, jika seperti yang dikatakan Gulf, sudah berapa kali ia harus menikah dalam hidupnya..

Tharn menarik ujung bibirnya dan mengejek.

"Sekarang sudah abad ke 21, eranya kebebasan bercinta, tidak ada hukum yang mewajibkan saat kau menjalin hubungan serius dengan seseorang kau harus menikahinya. "Kita sudah dewasa sekarang ini, dan hal-hal yang kita lakukan sudah sewajarnya terjadi kalau kau memiliki perasaan kepadaku. Kau tidak berpikir bahwa kalau kau telah tidur denganku selama setahun, maka aku menanggungmu seumur hidupmu bukan?"

"Jangan konyol, lihat dirimu sendiri, seluruh bagian tubuhmu, adakah yang berharga?"

Gulf tentu saja bodoh dan tidak sepenuhnya mengerti perkataan Tharn. Tapi ia memahami nada mengejek Tharn, dan paham secara garis besar, bahwa Tharn tidak siap untuk menikahinya.

Ia memeluk dirinya lebih erat, lebih menekan perutnya lagi. Dengan pelan mengambil nafas halus. Ia bertanya dengan setengah sadar.

"Lalu.. apa kau akan menikahi Nong Type."

Gulf yang bertanya seperti ini sangat mengganggunya, dan Tharn semakin tidak sabar dalam hatinya, saat berbicara, nadanya pun semakin kasar.

"Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu saat ini, berhubung kau pun akhirnya harus tahu. Aku akan memberitahumu sekali ini."

"Sejak awal, orang yang kusukai adalah Type, adikmu, dan kalau saja kalian tidak memiliki wajah yang sangat mirip, orang bodoh sepertimu, sekilas melihatmu pun aku tidak akan pernah mau."

Gulf terbaring tidak bersuara di belakangnya, mendengarkannya. Sesekali menutup mulutnya dan terbatuk. Pandangannya mulai kabur. Dan kata-kata kasar tersebut, mulai terdengar seperti jauh, semakin menjauh.

Tharn tidak pernah memikirkan perasaan Gulf. "Jangan pernah menanyakan pertanyaan bodoh sperti ini lagi, melakukannya bersamaku, kau bukan wanita yang bisa mengandung seorang bayi, bertanya dan meminta seseorang bertanggung jawab, tidakkah kau malu?"

"Kau harus sadar, seberapa berharga dirimu. Selain wajahmu yang serupa dengan saudaramu, pikirmu adakah satu hal pun yang bisa kau bandingkan dengannya?"

"Dalam dua hari kedepan, aku akan memerintahkan seseorang untuk mengatur kau pindah dari sini, dan mencarikan tempat untukmu di luar. Kau harus keluar secepatnya. Aku akan membawa Type tinggal bersamaku disini, dan akan sangat tidak nyaman kalau kau masih ada disini."

"Apa kau mendengarnya?"

.. Orang di belakangnya tidak merespon.

Tharn merengut. "Apa kau mendengarnya?!"

.. Masih tidak ada respon.

Tharn berpikir bahwa Gulf sedang menunjukkan marah atau kesalnya kepadanya, membuat Tharn semakin emosi. Tanpa berbalik ia mendorong Gulf dengan sikunya, mengenai perutnya. Tharn melakukannya cukup keras. Menekannya sedikit saja sudah membuatnya kesakitan, Gulf pun tiba-tiba kembali sedikit tersadar. "Ahk.."

"Aku bertanya, apakah kau mendengarku?"

"Dengar.. aku mendengarnya.." ucapnya dengan berusaha mengatupkan giginya yang bergemerutuk.

Tharn masih belum puas. "Apa yang kukatakan?"

"Pindah.. pindah keluar.." kesadarannya kembali digempur oleh rasa sakit, ia merasakan tubuhnya kedinginan, sekaligus panas. Benar-benar tanpa sadar memberikan jawaban.

"Baiklah, kau benar." Tharn menarik ujung bibirnya, merasa puas.

"Asalkan kau patuh, saat aku menikah dengan Type nanti, aku akan memberimu banyak uang. Kau tidak perlau khawatir dengan biaya makan ataupun pakaian seumur hidupmu."

Lagi pula, Gulf adalah kakak Type. Tentu saja ia tidak akan memperlakukannya dengan buruk.

Saat orang di belakangnya sayup-sayup mulai mengeluarkan suara berbisik seperti rintih kesakitan, ia baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Meski suara Gulf sangat halus dan selalu sangat berhati-hati. Tentu tidak akan selemah sekarang, begitu juga dengan suara nafasnya. Tharn baru sadar kalau dirinya telah melewatkan sesuatu, dengan cepat bangun, dan menyalakan lampu di sisi ranjangnya.

Ia melihat laki-laki kurus meringkuk di ujung ranjang dengan postur seperti udang matang, hanya menempati sedikit ruang, wajahnya seputih kertas, bulu mata gelapnya dipenuhi bulir air mata, dan seperti meracau, ia tidak mengerti yang digumamkan Gulf.

Pupil mata Tharn seketika menegang. Ia mengulurkan tangannya agar Gulf tidak terjatuh, dan saat menyentuh kulitnya ia baru menyadari tubuh Gulf sangat panas, dan dimana Gulf berbaring ada noda besar merah darah yang masih segar.

Nafas Tharn seketika dingin. Memeriksanya, Tharn memastikan bahwa darah mengalir dari bagian bawahnya. Kontras dengan kulit putih bersihnya yang basah mengkilap.

Kepanikan yang tidak ia sangka muncul dalam hatinya, dengan cemas ia mengusap wajah gulf, menepuknya pelan.

"Gulf!"

"Bangun, di bagian mana kau merasa tidak nyaman?"

Gulf membuka matanya, melihat Tharn setengah sadar. Lalu menggelengkan kepalannya.

"Tidak.. tidak ada yang tidak nyaman.."

"Aku akan patuh.."

"Phi Tharn.. jangan marah.."

"Aku akan bersikap baik.. jangan.. Phi jangan.. tidak menginginkanku.."

Gulf terisak dan menangis.

Tbc!

Thanks sudah menguatkan hati membaca sampai sini.. T^T

Jangan lupa Vote&Komen!!

Jangan lupa Vote&Komen!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Little Fool GulfWhere stories live. Discover now