Chapter 22 : Ingin Memukulnya Sekali Saja

622 76 3
                                    

Gulf terhenti di tempatnya, air matanya jatuh, wajah bersemu merahnya memudar, dan bibirnya pun bergetar, "Phi Tharn.."

"Jangan.. aku tahu aku salah.. lain kali.. lain kali aku aku akan menurut.."

"Terlambat." Tharn memotongnya dengan dingin. "Hapus air matamu.. jangan berpenampilan seperti aku membullymu."

Setelah mengatakannya ia berbalik dan berjalan pergi, punggung tingginya terlihat dingindan kejam.

Gulf terisak menangis, tidak dapat menahannya, mata jernihnya dipenuhi air mata dan rasa sakit, ia sebenarnya tidak ingin menangis, mungkin karena dirinya bodoh ia tidak bisa mengontrol emosinya.

Ia cepat-cepat menghapus air matanya dan mengejar Tharn dengan panik, sedikit saja ia lebih lambat ia akan kehilangan Tharn.

Entah Tharn akhirnya menyadari kalau fisik Gulf melemah, kali ini ia tidak berjalan terlalu cepat, dan menyadari orang di belakangnya tidak bisa mengikuti langkahnya. Ia pun berjalan lebih pelan, sehingga Gulf memiliki waktu untuk mengatur nafasnya.

Gulf tidak berani memprovokasi Tharn lagi, meski matanya makin memerah, ia menahannya agar air matanya tidak lagi jatuh.

Saat kembali ke kamar Gulf, tidak ada orang disana,   Xiao Zhan sudah mendekati hari kelahirannya 2 hari lagi, dokter menyarankan untuk lebih banyak berjalan kaki. Cuaca hari ini cerah, mungkin Yibo menemaninya untuk berjalan-jalan keluar.

Gulf hanya memiliki sedikit barang, hanya sepasang pakaiannya untuk berganti, gelas air minum pemberian Phi Xiao tergeletak di nakasnya, dan ia mengambilnya, ingin membawanya, tapi Tharn mencegahnya.

"Kau tidak memerlukannya."

Gelas cangkir keramik biasa buatan tangan, bentuknya pun tidak simetris dan terlihat berantakan.

Tubuh langsing Gulf pun mengerut, ia mengangguk dalam diam. Dari sudut pandang Tharn saat ini ia tidak akan mengetahui kalau mata Gulf kembali berair. Ia kemudian sejenak mendekap gelas tersebut, yang merupakan hadiah pertama dari teman pertamanya. Ia tidak rela meninggalkannya, dan ingin membawanya.

"Cepat ambil saja yang kau perlukan." Tharn memintanya bergegas. Disaat bersamaan Xiao Zhan masuk ke dalam kamar.

Lelaki tinggi dan tampan memapah lelaki lain dengan kepribadian tenang. Perut besarnya menonjol dibalik gaun rumah sakit yang tidak mampu lagi menyembunyikannya. Yibo dengan hati-hati memeluk pinggang bagian belakang Xiao Zhan, tidak membiarkan sedikitpun kemungkinan untuk kecelakaan atau jatuh terjadi.

Melihat ada orang asing di kamarnya, keduanya pun tertegun, kemudian langsung bereaksi. Xiao Zhan tersenyum dan mengangguk kepada Tharn, dan Tharn membalasnya. Kemudian mengalihkan pandangan pada orang di sebelahnya. "Nong Gulf, apa ini kekasihmu?"

Tubuh Gulf menegang, masih memeluk gelas di dadanya, tanpa sadar langsung mengelak, "Tidak.. tidak.. bukan.. " Ia ingat Tharn tidak ingin orang lain tahu tentang hubungan mereka.

"Bagaimana dengan kekasihmu? Sebenarnya apa yang terjadi? Meninggalkanmu sendiri disini begitu lama, Dia pasti hanya menganggapmu sebagai orang yang gampang dimanfaatkan dan dibully bukan?" Mood Yibo sedang tidak baik. Orang brengsek yang membuat perut orang lain membesar dan tidak bertanggung jawab. Ia khawatir, sangat ingin bertemu dan memberinya pelajaran.

"Dia.. dia sedang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk menjemputku." Jawab Gulf dengan menunduk, tubuhya masih menegang.

Pandangan Yibo beralih pada Tharn, "Jadi siapa ini?"

"Hi, aku kakak Gulf." Tharn berhasil menjaga ekspresinya dan tersenyum ramah. Keduanya pun membalas dengan anggukan.

"Bagaimana bisa aku tidak pernah mendengar tentang Gulf memiliki seorang kakak?" Tanya Yibo dengan tatapan curiga.

Dari bentuk tubuh dan penampilan keduanya tidak menunjukkan kemiripan seperti saudara. Meskipun Gulf juga tampan, tapi sangat terlihat bahwa ia tumbuh besar di keluarga yang kurang beruntung, beda sekali dengan temperamen orang di depannya kini, yang terlihat penuh percaya diri dan kepribadiannya tidak seperti orang biasa.

Terlebih, di hari pertama mereka bertemu, Gulf mengatakan kalau orang tuanya sudah meninggal, dan satu-satunya saudara yang masih ia miliki adalah adik kembarnya.

"Sepupu jauhnya." Jawab Thar lugas dan tanpa ragu-ragu menatap matanya.

"Baiklah." Yibo mengangguk, kemudian kembali menatapnya, kata-katanya pun menajam, "Lalu, kau tahu siapa kekasih Gulf?"

"Aku tidak tahu." Jawab Tharn datar.

"Jika suatu hari kau bertemu dengannya, kau harus menghajarnya."

"Aku tidak pernah bertemu seseorang yang sekurang ajar ini dan sangat tidak tahu malu, meninggalkan Gulf sendiri seperti ini, tanpa memberikan biaya rumah sakit ataupun biaya hidup. Gulf sungguh kurus dan tidak memiliki uang untuk membeli makanan, tidak berani mengeluh pada siapapun juga kalau dirinya lapar. Jika bukan karena sayangku disini menyadarinya, ia pasti sudah kelaparan." Yibo memberikan senyuman mengejek penuh arti.

"Si Brengsek itu lebih baik tidak pernah bertemu denganku, atau aku akan langsung memukulnya, setidaknya sekali dengan keras."

Ekspresi Tharn pun menjadi sedikit buruk.

Tbc!

Jangan lupa Vote&Komen! :)

Jangan lupa Vote&Komen! :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang