Chapter 82 : Tetap Tinggal di Rumah

498 68 29
                                    

Ia tidak memiliki uang bersamanya, dan ia juga tidak tahu apakah Tharn akan mengizinkannya masuk malam ini, jadi ia hanya bisa datang kemari dan meminta sisa roti untuk ia makan.

"Kau pantas kelaparan." Tharn sebenarnya ingin marah namun saat melihat penampilannya, ia hanya bisa sedikit marah, menggertakkan gigi dan memarahinya, ia menunduk untuk menarik orang yang duduk di bawah tersebut untuk bangun. "Ikut denganku."

Kekuatan Tharn tidak kasar tapi tidak lembut juga, dengan sekali hentakan Gulf tertarik olehnya, dan separuh Roti dintangannya terjatuh.

Ujung matanya memerah dan ia tanpa sadar berbalik dan reflek ingin mengambil kembali. Melihatnya membuat Tharn kembali marah, dan berteriak lebih keras. "Apa yang kau lakukan?!"

Gulf ketakutan dan gemetar, melihat Tharn dengan gemetar, hidungnya merah karena membeku. Dan ia berkata dengan bodoh. "Jatuh.. aku belum cukup memakannya."

"Bagaimana bisa kau memakannya kalau sudah jatuh?" Tharn merengut dan bertanya, kemudian kembali menariknya memasuki mobil, "Pulang dan makan di rumah."

Ia menduga kalau Gulf mungkin sangat kelaparan, dan saat sampai di rumah, ia memesan hidangan dari hotel terdekat, lima jenis masakan dan satu sup, hidangan yang cukup mewah.

Gulf sudah cukup lama tidak menerima perlakuan sebaik ini dari Tharn, dan ia lumayan takut untuk mulai makan, terlebih Tharn kini duduk di depannya menatapnya.

Kemudian, perutnya mulai terasa perih dan tidak nyaman, jadi ia memberanikan diri mengambil satu gigitan untuk dimakannya.

Gulf merasakan supnya sangat lezat dan mangkuk berisi kuah hangat tersebut perlahan masuk ke perutnya, tubuhnya perlahan tidak lagi kedinginan.

Tharn mengambil gelas berisi air dan meminumnya,  dengan dingin membuka mulutnya untuk berkomentar, "Oh, setelah memiliki anak, tidak ada satupun kemampuanmu yang bertambah, tapi ku makan dengan cukup baik."

Gulf menegang, ia hampir mengambil potongan dada ayam di depannya tapi mengurungkannya dan perlahan menarik tangannya kembali. Tidak berani bergerak.

"Makanlah kalau kau ingin makan." Sebenarnya ia tidak ingin membuatnya kelaparan, tapi melihat perut besarnya membuatnya sangat terganggu.

"Aku.. Aku sudah kenyang." Gulf menunduk dan meletakkan sumpitnya, tenggorokannya tercekat karena gelisah.

Tharn melirik mangkuknya, nasi disana sudah habis separuhnya, dan ia tidak memaksanya lagi, dan berkata, "Apa yang kau katakan saat Type disini tadi?"

Gulf gugup dan berkata, "Aku.. tidak mengatakan apapun.."

"Kau mengatakan akan meninggalkanku?" Tharn mengatakan dengan intens, pandangannya tidak lepas dari lelaki dengan mata menggantung di hadapannya.

Gulf terdiam sesaat, "Ya.."

Wajah Tharn seketika tenggelam, tiba-tiba mengambil gelas minumnya dan melemparkannya hingga jatuh ke lantai, membuatnya pecah berhamburan, beberapa serpihan bahkan melayang hingga kaki Gulf.

Suara kekerasan tersebut mengguncang hati yang mendengarnya, dan Gulf melihatnya dengan panik, ia kemudian melihat mata merah Tharn yang mengeluarkan tiap kata penuh penekanan.

"Kau sebaiknya mengurungkan niatmu, atau aku akan mematahkan kakimu hingga kau tidak bisa bergerak kemanapun."

Tenggorokan Gulf tercekat, matanya pedih, dan suaranya serak, "Phi Tharn.. Kau dan Ai Type akan menikah bagaimanapun, dan.. aku tidak bisa terus tinggal bersamamu seperti ini.."

"Kenapa tidak bisa?" Tharn bertanya kepadanya dengan tajam.

"Aku bahkan tidak peduli anak siapa yang ada dalam perutmu, kenapa kau tidak bisa menghilangkan pemikiranmu itu? Apa kau benar-benar telah jatuh cinta dengan keras kepada Bright Vachirawit?"

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang