Chapter 90 : Mimpi

874 109 20
                                    

Jemari tangan Tharn yang menggenggem surat tersebut perlahan mengerat, beberapa lipatan dengan cepat terlihat, sedikit kebingungan dan linglung terlihat di matanya, dan tiba-tiba ia merasa telah kehilangan sesuatu yang sangat penting.

Anak bodoh ini mencintainya selama ini.

Sebelumnya, ia akan bersarang di pelukannya dengan malu-malu dan berbisik kalau ia menyukainya, tapi kemudian ia dibully olehnya, tidak mengatakan keluhan apapun, dan ternyata menyembunyikan hati dan perasaannya.

Sekarang ia ingin pergi, juga karena takut kalau keberadaannya akan mengganggu hubungannya dengan Type.

Tharn tidak tahu apa yang salah dengannya, rasa sakit berkepanjangan apa yang kini hadir di hatinya, saat anak itu ada disisinya ia bisa benar-benar bisa dengan mudah terditraksi.

Alasan kenapa ia memaksanya untuk tetap tinggal disisinya adalah hanya karena ia merasa tidak bisa kehilangan alat untuk menyalurkan nafsunya yang sangat kompatibel, seperti yang pernah Tharn katakan sebelumnya, hanya kebiasaan.

Tapi sekarang, lebih dari sekedar terbiasa, ada lapisan lain yang tidak bisa dijelaskannya..

Apa kau menyukainya?

Tharn teringat pertanyaan histeris dari Type, dan kembali terbayang juga saat paman Chen mengingatkannya di rumah sakit waktu itu, saat ia belum terlalu yakin.

Yang ia tahu hanya, ia tidak ingin kehilangannya, bahwa ia tidak ingin anak bodoh itu jauh dari hidupnya, hanya bahwa ia tidak bisa menerima kesunyian, dan hampir kekosongan dari dinginnya rumah saat ini.

Anak bodoh itu seharusnya ada di dapur, di ruang tengah, di taman, dan kapanpun ia memanggilnya, ia akan langsung muncul di depannya, dengan patuh bersandar di pelukannya, dan mendengarkan dengan seksama semua yang dikatakannya.

Tharn tidak pernah ingin memeluknya dengan erat dalam lengannya seperti saat ini.

Untuk sesaat ia merasa ini hanya lelucon yang dilakukan Gulf kepadanya, bagaimana bisa anak kikuk dan penakut itu benar-benar meninggalkannya, mungkin karena ia merasa dirinya terlalu berlaku buruk padanya, jadi ia bersembunyi di salah satu sudut rumah dan dengan sengaja meninggalkan surat untuk membuatnya cemas.

Sekretaris Li tidak familiar dengan Vila ini, sangat wajar jika ia melewatkan beberapa tempat saat mencari.

Jadi Tharn dengan hati-hati kembali melipat surat di tangannya dan memasukkannya ke dalam amplop. Meletakkannya di saku dan berjalan ke lantai atas.

Ia dengan sabar membuka tiap pintu satu per satu.

Ruang-ruang di lantai dua, tidak ada. Kamar mandi, tidak ada. Kamar utama, tidak ada. Ruang kerja, tidak ada, Ruang laundry di lantai tiga, tidak ada. Di balkon pun, tidak ada.

Semua tempat sepi.

Dan perasaannya sangat tidak nyaman.

Ia seketika sadar kenapa anak bodoh itu selalu menunggu dan menanyakan kapan ia pulang saat ia meninggalkannya sendirian di rumah.

Saat itu, ia merasa kalau Gulf terlalu menempel padanya, jadi tidak mengijinkannya untuk menelpon, dan mengatakan dengan kasar untuk hanya menelpon saat ada hal mendesak.

Lalu kemudian panggilan yang ia terima jadi lebih dam semakin sedikit.

Perbedaan besar antara seorang kekasih dan majikan, Gulf hanya sebuat alat yang bisa ia panggil saat butuh dan suruh pergi sesuka hati. Tapi Gulf tidak berpikir demikian, ia berpikir kalau Phi Tharnnya mencintainya, meski keinginannya sangat kuat, ia haru memaksa dan menahan diri dan tidak mengganggunya saat bekerja.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang