Chapter 140 : Aku Juga Merindukannya

292 46 7
                                    

Menghadapi wajah Type, reaksi pertama Gulf bukanlah takut, tapi sedih.

Adik, saudara, seseorang dengan darah yang sama mengalir di tubuhnya, tapi berada di situasi seperti sekarang ini, bukankah Ia sudah sangat gagal sebagai kakak?

Tapi ia sudah berusaha sangat keras, sungguh sangat keras.

Angin merasuk masuk, Gulf terbatuk untuk kedua kalinya, matanya perlahan memerah, dan suaranya serak dari dalam tenggorokannya. "Ai Type... kenapa kau melakukan ini semua?."

"Kenapa?" Mata Type terlihat terdistorsi di cahaya yang redup, perlahan menghampirinya. "Bukankah sungguh ironi kau masih menanyakannya?"

"Tharn adalah kekasihku. Kau mencurinya dariku. Dan sekarang kau akan menikah dengannya didepan mataku, bagaimana bisa aku membiarkanmu berhasil?"

Gulf menggelengkan kepala menyangkalnya, "Aku tidak..."

"Kau melakukannya!" Type menginterupsinya dengan suara tajam. Dengan kasar menekan kedua pipinya, memaksanya mendongak, "Kalau bukan karena keberadaanmu, bagaimana bisa ia akan berempati kepadamu?!"

"Bagaimana bisa dia jatuh cinta kepadamu!"

"Kalau saja kau tidak terlihat sama persis denganku, kalau saja aku tidak belajar ke luar negeri, bagaimana bisa kau akan mendapatkan kesempatan?"

Beberapa kuku dari jarinya menancap di wajahnya, Gulf sangat takut dengan rasa sakit, dan mata hitamnya seketika basah.

"Aku.... aku juga tidak menginginkannya."

Kalau saja ia tahu Tharn adalah orang yang Type cintai, dia tidak akan berinteraksi dengannya sama sekali dari awal, akan menolak semua pendekatannya, menolak semua kebaikannya.

Perasaan adalah sesuatu yang tidak bisa dikontrol, dan sekalinya ada, akan sulit untuk menghentikannya.

Ia dapat mendorong Tharn untuk bersama Type, tapi Tharn mengatakan padanya, kalau ia melakakukannya, ia akan sangat sedih.

Tidak ada yang bisa dilakukannya sendirian.

Type terlihat tenang perlahan, menarik tangannya kembali, berdiri dan memberinya tatapan merendahkan. "Apa kau tahu seberapa benci aku kepadamu?"

Pandangan Gulf kabur karena kabut air pada bulu matanya, raut wajah pemuda di depannya pun jadi tidak jelas.

Ia tidak tahu.

Sepanjang yang diingatnya, adiknya telah membencinya.

Tapi ia tidak pernah tahu dengan jelas alasannya.

Tatapan Type berubah menjauh, "Hanya karena otakmu tidak normal, Mae selalu lebih sayang kepadamu sejak awal, makanan enak, hal-hal yang menyenangkan, hal yang pertama diingatnya adalah dirimu."

"Karena apa?"

"Kenapa?"

"Kita adalah saudara. Kenapa kita harus diperlakukan berbeda?"

Gulf menundukkan kepalanya.

"Tapi.. aku selalu memberikannya kepadamu setelahnya.."

Keluarga mereka sangatlah miskin, kedua bersaudara sangat jarang mendapatkan mainan dan jajanan seperti anak lainnya, dan hanya di hari libur, ibunya akan menggunakan uang yang disimpannya untuk membeli biskuit dan permen.

Karena kondisinya yang berbeda dengan anak lain, juga karena keterbatasan ekonomi, keadaan tersebut membuat hanya Type lah yang bisa pergi sekolah, Gulf harus ikut berjualan dari usia muda, dan ibunya selalu merasa berhutang kepadanya, karenanya saat memiliki sesuatu ia akan memikirkannya lebih dulu.

Little Fool GulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang