Chapter 103 : Gugup

756 105 16
                                    

Lagi males bgt edit, so sorry kalo banyak typo, lagi banyak kerjaan tp nulis dimari adalah healingkuu, so.. selamat membaca ol.. :)
------------------------------

Shower telah dinyalakan, hangat berkala menyebar di kamar mandi, dan Gulf diam berdiri dengan patuh di tempat, membiarkan Tharn berkutat dengan hal itu.

Tharn tidak pernah melakukan hal seperi melayani orang lain, tapi saat ini ia bisa mulai melakukannya dengan mudah, meski dalam prosesnya, ia melawan dirinya yang bergolak, orang yang dicintainya berdiri didepannya tanpa pertahanan, tapi ia tidak bisa melakukan apapun yang spesial.

Ia pertama-tama menyesuaikan temperatur di suhu normal, mencobanya di tangannya, merasakan kalau Gulf tidak akan terbakar karenanya, kemudian menyiramkannya pada tubuh Gulf. Air hangat perlahan mengalir di kulit halusnya, dan setelah beberapa saat lapisan berwarna pink terlihat.

"Phi Tharn.."

Gulf benar-benar merasa kikuk dan sangat kesulitan.

Di masa lalu, Tharn sudah akan mengabaikannya dan melakukan yang ia mau. Tapi tidak sekarang.

Ia telah menyadari kalau tidak bisa kehilangan Gulf.

Anak bodoh ini miliknya, beserta bayi dalam perutnya, dan kalau sampai terjadi kesalahan dan hal buruk terjadi, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Tharn fokus untuk memandikan Gulf dan berulang kali mengucapkan ayat-ayat dalam hatinya untuk mengalihkannya dari keinginannya.

"Nice.."

Gulf teramat malu hingga ia ingin mencari tempat untuk bersembunyi, tapi dibawah desakan Tharn, ia dengan patuh mengangkan kedua lengannya, untuk memudahkan Tharn mengusapkan sabun mandi kepadanya.

Setelah membasuh bersih busa di badannya, ia mulai mencuci rambutnya, takut Gulf akan kedinginan, ia pun mengambil kursi dari luar dan membuat gulf duduk disana, dibawah siraman air hangat, dan ia membantu memberikan shampo dan menggosoknya hingga berbusa.

Gulf tidak pernah tahu kalau Tharn memiliki sisi hati-hati seperti ini, jelas-jelas kedua tangannya dulu sangat mendominasi, dan berkala telah menyakitinya, tapi sekarang keduanya sangat lembut dan dengan pelan memberikan pijatan di kepalanya, membuatnya merasa aneh dan tidak nyata.

Hanya dalam mimpinya, Tharn bisa sebaik ini kepadanya.

Tidak...

Dalam mimpinya pun Tharn selalu galak, dan hanya akan kehilangan temperamennya kepadanya, dengan wajah dingin.

Apakah ini mimpi atau nyata?

Gulf sedikit kebingungan saat ini.

Kamar mandi disini sangat sempit, membuat dua orang berada disana sulit untuk mengakomodasinya. Untuk mencegah dirinya tidak kehilangan akal sehat,Tharn tidak melepaskan pakaiannya. Saat ini separuh tubuhnya pun basah dan beberapa bagian kaosnya melekat pada tubuh sempurnanya. Melihatnya akan tahu kalau itu tidak nyaman.

Setelah mengetahuinya, dengan cepat mata Gulf menunjukkan khawatir, "Phi Tharn.. kau.. bajumu basah.."

"Tidak apa, aku akan membantumu dulu, dan akan berganti pakaian setelahnya nanti." Tharn pun kembali meraih rambut ikal Gulf untuk bersandar ke dinding, "Tutup matamu, mendongaklah dan posisikan kepalamu sedikit ke belakang, waktunya membasuhnya."

Gulf dengan patuh melakukan yang Tharn  katakan, takut sabun akan mengenai matanya, kelopak matanya pun menutup dengan erat, bibir ranumnya pun ikut mengatup rapat. Melihat ekspresinya yang seperti sedang menghadapi hidup dan mati membuat Tharn seketika tertawa.

Setelah menunggu sesaat ia tidak merasakan air hangat mengguyurnya, tapi ia merasakan hangat di bibirnya yang membuat Gulf seketika membuka mata karena terkejut, dan melihat wajah tersenyum Tharn, yang ternyata telah menciumnya.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now