Chapter 24 : Akan Menemuimu Kalau Kau Patuh

604 75 4
                                    

"Mengemasi.. berkemas.. aku? Kenapa?" Gulf terdiam di tempat, belum bereaksi.

Tharn pun menatapnya, "Bukankah sudah kukatakan padamu di rumah sakit, bahwa kau harus keluar dari sini?"

Kali ini Gulf mengerti, mungkin ia sedari tadi sebenarnya sudah menduganya, sejak Phi Tharn mengajaknya makan malam. Karena sekarang ini, Phi Tharn tidak akan berbuat baik kepadanya tanpa alasan.

Mata beningnya pun memerah, kali ini ia tidak menangis, hanya menatap Tharn dan berbisik, "Kau bilang, kau akan membawaku pulang.."

"Ya, aku membawamu pulang hanya untuk kau berkemas." Wajah Tharn tanpa ekspresi dan mulutnya memberikan nada perintah. "Cepat, jangan membuatku marah!"

Gulf selalu takut kalau Tharn marah. Tharn memang tidak pernah memukulnya, tapi entah kenapa ia takut, dan selalu takut.

Saat ia menapaki tangga pertama, air matanya jatuh, dia telah menaiki dan menuruni tangga ini beberapa kali, melangkah melewatinya setiap hari, tapi langkahnya tidak pernah seberat sekarang ini, rasanya seperti ia tidak punya tenaga untuk melangkah.

Seperti kekuatan dalam tubuhnya seketika menghilang.

Ia hanya berjarak beberapa langkah dari Tharn.

Phi Tharn.. Phi Tharn tidak lagi mengiginkannya.

Saat Gulf datang kemari, ia hanya membawa koper usang, dan saat pergi sekarang, ia masih bersama koper usangnya, warna birunya sudah memudar, dengan kerusakan di sana sini. Dia memasukkan baju-bajunya yang hampir semuanya sudah memutih. Dan baju-baju mahal yang dibelikan Tharn, ia tidak membawanya. Hanya satu koper kecil dan sudah penuh oleh barangnya, tidak kurang dan tidak lebih.

Dia memang bodoh, tapi dia tahu untuk tidak mengambil barang yang bukan miliknya.

Dia sebenarnya berpikir, bahwa satu-satunya hal yang ia miliki di rumah indah ini adalah Phi Tharnnya. Tapi kini Phi Tharn tidak menginginkannya lagi, dan kini ia tidak memilki apa-apa.

Gulf membawa kotak kopernya turun. Anak dalam perutnya sudah berumur lebih dari dua bulan. Dengan kondisinya dan membawa barang berat tentu tidak mudah. Tapi ia terbiasa membawa sesuatu sendirian, meskiput merasa sakit, ia tidak akan mengatakannya.

Ibunya sudah tiada, dan ia tidak lagi memiliki tempat untuk mengadu kesakitannya.

Mendengarkan langkah kaki, Tharn meletakkan cangkir tehnya, dan berdiri dari sofa. Berbalik mengadap Gulf, dan bertanya, "Sudah semuanya?"

Gulf berhenti di tengah tangga, ia baru saja menangis tersedu. Suaranya pun serak, "Hmm.. semua.. semuanya sudah dikemas."

Matanya merah, wajahnya dipenuhi rasa takut, tubuh langsingnya tenggelam dalam T-Shirt longgarnya. Berdiri disana membawa koper, seperti anak anjing yang hendak diusir tuannya. Wajahnya juga lebih pucat dari biasanya.

Tharn tidak ingin hatinya melunak.

Lagipula, otaknya tidak normal. Bodoh, dan mudah percaya orang lain, meninggalkannya sendiri di luar, ia tidak akan tenang.

Tapi, jika anak bodoh ini tidak keluar, ia tidak akan bisa membawa Type untuk tinggal disini. Dan ia akan merasa bersalah kalau sampai membiarkan Type tetap tinggal di luar saat ia ingin tinggal bersamanya.

Menahan perasaan aneh dalam hatinya, Tharn berjalan menuju Gulf, mengeluarkan dompet hitamnya dari saku dalam setelannya. Mengambil semua uang tunai yang ada didalamnya dan memberikannya pada Gulf.

"Ini lima juta, peganglah untuk biaya hidupmu kedepannya. Aku akan memberiak lima juta di setiap tanggal limabelas mulai bulan depan. Jika kurang katakan padaku. Belilah makanan enak dan pakai pakaian hangat saat keluar."

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now