Part 2 : Jangan Menangis

1.1K 107 6
                                    

"Asisten?" Gulf menatapnya malu-malu. Usianya 24 tahun. Tapi seperti anak sekolah yang sama sekali tidak berbahaya dan tidak berdosa, tipe seorang siswa yang akan dengan mudah mendapatkan bullyan.

Penampilannya dengan mudah akan menggoda seseorang untuk berbuat dosa.

Itulah yang dilakukan Tharn selama ini, meski Tharn menyakitinya, hanya membujuknya dengan beberapa kata-kata cerdas, Gulf akan dengan patuh membiarkannya membullynya. Dengan menutup matanya dan menangis terisak, tidak berani terlalu mengeluarkan banyak suara.

Meskipun begitu, meski ia menahannya dan tidak ingin menangis, namun rasanya sangat sakit dan air matanya akan jatuh dengan sendirinya.

Nafas Tharn semakin berat. Ia tersenyum dan melingkarkan lengannya pada pinggang Gulf. Pinggang yang mungkin lebih kurus dari kebanyakan wanita. Menekankan tubuh Gulf lebih erat pada miliknya. Dengan sabar mengatakan:

"Ya. Saat kau bekerja di rumahku, aku akan selalu bisa melihatmu saat pulang, dan kita akan bisa menghabiskan waktu sdikit lebih banyak. Bukankah kau selalu ingin lebih lama bersamaku?"

Gulf yang tidak menyadari bahaya sedikitpun, pikirannya terbawa oleh kata-kata Tharn. Mendengar yang dikatakan Tharn, secara insting ia merasa lebih baik. Mata bulat yang sebelumnya gelap kini mulai lebih cerah beberapa tingkat. Mendongak pada Tharn, ia mengatakan.

"Aku.. akan memikirkannya."

"Bagus.." Tharn tersenyum puas dan meremas pinggang Gulf lebih erat.

Gulf merasa geli dan takut merasa lebih sakit lagi akan pelukan Tharn, ia berusaha menghindar namun tidak berhasil. Telinganya memerah dan kedua alis indahnya mengernyit. Tidak melupakan yang sedang mereka bicarakan, Gulf berkata: "Phi Tharn.. 2 juta (mulai skrg ak pke rupiah aj biar g bingung ^^v ).. bukankah terlalu banyak? Bos di tempat makan pinggir jalan tempatku bekerja hanya memberikan gaji 500 sampai 800ribu tiap bulannya."

Uang satu atau dua juta sudah terbilang banyak bagi Gulf.

Ia hidup tanpa ayah, dan ibunya meninggal saat adiknya berusia 17 tahun. Sejak saat itu ia bekerja di luar rumah untuk memberikan adiknya penghasilan rutin.

Di masa lalu, di kota kecil tidak jauh dari desanya, ia bekerja sebagai tukang angkat barang di swalayan kecil dan hanya mendapatkan beberapa ratus ribu.

Saat pertamakali datang ke bangkok, akhirnya ia mendapatkan satu setengah juta untuk gaji pertamanya. 250ribu ia gunakan untuk menyewa tempat tinggal sempit di bawah tanah suatu gedung, 250ribu untuk ia makan dan sehari-hari, sisanya 1juta ia kirimkan untuk adiknya, Type.

Hati Tharn sedikit tergerak, tidak dapat berkata-kata.

Di tahun sekarang ini, di ibukota tidak dapat menghasilkan paling tidak 5 juta, jelas-jelas Bos tempat Gulf bekerja melihatnya sebagai orang bodoh dan hanya mengasihaninya.

"Jika 2 juta terlalu banyak, aku hanya akan memberimu 1,5 juta setiap bulan."

Tharn tidak memiliki waktu untuk membahas hal-hal tidak berguna seperti ini, dengan tidak sabar ia mengeratkan lengannya dan mendorong Gulf ke tempat tidur.

Badan keduanya dengan berat terhempas ke permukaan tempat tidur, tekanan berat badan Tharn yang tiba-tiba menimpa tubuh Gulf membuatnya shock dan seketika menghela nafas dingin, sebelum sempat bereaksi bibir lembutnya telah dengan kasar diraih mulut Tharn.

Gulf sangat mudah mendapatkan perlakuan seperti ini, mata penuhnya seketika basah dan memerah, bulu matanya bergetar merasa bingung. Jemari rampingnya dengan gelisah meraih dan meremas selimut di bawahnya. Seperti hewan kecil yang ketakutan.

Tharn tidak puas dengan yang dilakukannya, gerakannya sangat kasar dan berat, membuat bibir lembut Gulf terluka dan berdarah.

Tubuh Gulf beringsut menyusut, air mata mulai memenuhi matanya, ia ingin bersembunyi, tapi ia takut orang diatasnya akan marah. Dengan memberanikan diri ia akhirnya mengeluh. "Phi Tharn.. sakit.."

"Tahan." Jawab Tharn singkat.

"Ahk.." Gulf tergagap ingin menangis.

Segera setelah suara rengekan Gulf terdengar, Tharn merasa terganggu, mengangkat kepalanya dan menatapnya tajam. Dengan suara yang dalam ia berkata.

"Jangan menangis."

Gulf dengan bodohnya semakin menangis menjadi mendengarnya.

Tbc!

Whaw dalam semalam. Thanks supportnya! ^^

Ok Author akan lanjut.

Nb: Sekali lagi bukan seperti cerita lain yang hanya imajinasi author, ini karya orang lain yang author translete dengan sedikit edit yg menurut author sesuai untuk MewGulf.

Dan Ya. Tentu saja genrenya ANGST :')

Jangan lupa Vote&Komen! ^^

Jangan lupa Vote&Komen! ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Little Fool GulfWhere stories live. Discover now