Chapter 120 : Cemburu

754 106 9
                                    

Lagi males edit typo. Happy Reading!
-----------------------------------

Tharn kembali melirik Gulf dan melihatnya sudah duduk tegak, dan menatapnya dengan terkejut.

Orang tua ini benar-benar  tidak memberinya muka. Tharn  terbatuk dan kemudian menghalangi pendangan ayahnya, "Dad, apa yang kau katakan? Apa yang salah denganku?"

Mr. Kirigun mendengus, "Apa yang salah denganmu? Kau bermain-main dengan anak bodoh itu dan kini berpura-pura bodoh? Kau tidak takut anakmu lahir dengan keterbelakangan mental?"

Wajah Tharn seketika berubah, "Kalaupun dia cacat mental, dia adalah anakku, dan aku memiliki kemampuan untuk membesarkannya seumur hidupnya, apapun tidak masalah selama dia bisa menjalani hidup dengan bahagia."

Mr. Kirigun awalnya ingin meneriakkan kekurangan-kekurangan anaknya, namun mengurungkan niatnya, "Baiklah, kalau kau tidak membencinya, aku juga tidak akan, bagaimanapun dia adalah garis keturunan keluarga Kirigun, dimana dia sekarang, aku harus membawanya agar kau tidak mencelakakannya."

Ia mendorong sosok Tharn dan melihat sekeliling, "Sepertinya dia tidak ada di sini."

Saat Mr. Kirigun mendengar bahwa Gulf secara mental tidak normal, Ia berpikir kalau putranya pasti sudah gila, dan dia tidak repot-repot melihat keberadaannya di ranjang, dan malas mengatakan apapun kepadanya. Tidak melihat keberadaan cucunya, Ia pun beranjak pergi keluar kamar.

Terdengar ia bertanya kepada perawat untuk menunjukkan tempatnya. Tharn pun mengikutinya.

Mata Gulf kembali merah, siapapun bisa memarahi dan menghinanya, Ia tidak peduli, tapi putrinya adalah hidupnya.

Dengan panik ia menyingkap selimutnya, dan berusaha pergi keluar tanpa alas kaki, tapi ia seketika jatuh ke lantai karena tubuhnya yang masih lemah. Suara keras dari belakang mengejutkan Tharn, membuatnya berbalik dan bergegas menolong Gulf.

Lutut Gulf jatuh ke lantai dengan keras, Ia sangat kesakitan hingga kesulitan untuk bangun. Dengan posisi berlutut ia meraih tangan Tharn meski dengan menahan sakit, dengan matanya yang sudah penuh air mata memohon. "Phi Tharn.."

"Jangan.. Jangan membawa bayinya pergi.."

"Aku akan sangat merindukannya."

Hati Tharn rasanya sangat berantakan sekarang, Ia mengangkat orang yang berlutut di bawahnya dan memapahnya kembali ke tempat tidur, kemudian menghapus air matanya dengan jemarinya. "Aku tahu. Aku tahu. Aku tidak akan membiarkan ayahku membawa bayinya pergi, Ia hanya datang untuk melihat cucunya."

"Kau tunggu aku di sini. Aku akan segera kembali."

Gulf terisak pelan, tidak berani menangis terlalu keras, dan wajah tirusnya seketika penuh air mata, dan Ia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, kemudian mengangguk. Tidak ada pilihan lain untuknya kecuali mempercayai Tharn.

Mr. Kirigun sudah pergi sekarang ini, Gulf khawatir bayinya akan sudah dibawa pergi kalau terlambat, tanpa bisa menghentikan tangisnya, Ia mendorong dada Tharn.

"Kau.. kau pergilah."

"Baiklah." Tharn mengecup ujung bibir Gulf,  kemudian bangun dan pergi.

Saat suasana sepi, rasanya sangat mengganggu, terlebih untuk Gulf setelah baru saja melahirkan. Ia selalu berpikiran liar.

Meski lututnya terasa sangat sakit begitu digerakkan, setelah beberapa menit Tharn berjalan pergi, Ia tidak bisa menahan diri dan bangun dari ranjang, dengan tertatih berjalan menuju lift.

Mencapai pintu ruangan bayi, Ia ragu-ragu saat akan mengetuk pintu. Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam dan sosok tinggi Mr. Kirigun berdiri menghalangi jalan di depan Gulf, mata gelapnya memandangnya dingin, menunjukkan rasa jijik dam tidak suka dari dalam, seakan Ia sesuatu yang kotor dan bau.

Little Fool GulfWhere stories live. Discover now