197

45 7 1
                                    

"Maaf nona Jennie, apakah anda benar-benar tidak mengenalnya?" Bodyguar itu bertanya dengan sopan dan Jennie merespon menggeleng.

"Aku tidak mengenalknya.. dia bukan.." Jennie

Bodyguard itu melirik ke rekannya yang lain dan melihat isyarat gelengan dari mereka yang menandakan mereka tidak mengenali pria itu sebab Jennie memang tidak pernah membawa supir pribadinya ke Bar ini."Tuan. Silahkan pergi sekarang sebelum kami menggunakan kekerasan."

Sayangnya bodyguard itu tidak menyangkah bahwa pria itu memiliki keterampilan beladiri di depannya tiba-tiba dibanting tubuhnya kelantai hanya dengan satu tarikan.

Bang

Seketika itu juga tim keamanan yang lain berdatangan dan kekeraasan pun terjadi sampai ketika Park yang dikerubuni enam orang tim keamanan dan hendak di bawa secara paksa, namun tiba-tiba tiga orang tamu asing datang menghentikan mereka dengan memperlihatkan kartu identitas berwarna gold. Kartu gold dengan label ASS Corp adalah unit khusus pengamanan VIV yang dalam hal ini memiliki dua lapisan hukum yaitu dari ASS Corp sendiri dan juga mitra Company yang terikat. Namun bukan itu yang jadi masalah, tapi keberadaan gadis misterius yang berdiri di depan mereka saat ini adalah kemungkinan VIV yang tidak dapat mereka singgung. Jadi mereka mulai berhati-hati dalam bersikap.

"Nona kami adalah putri tuan Kim Sang Ook dan juga sepupu nona Jennie Kim." Pria yang berbicara itu adalah Tahar Rahim, yang merupakan tim kemanan pribadi Alice.

Baru setelah itu, kewaspadaan mereka akhirnya terjawab. Gadis misterius ini memaang seorang VIV yang tidak boleh mereka singgung. Bahkan untuk menatap matanya saja mereka sudah tidak berani dan hanya bersikap sopan dan hormat. Sementara itu tim keamanan yang datang bersama Alice telah mensterilkan ruangan tersebut untuk menghindari kebocoran informasi tentang pembicaraan mereka. Para bodyguar dan staf yang sempat berkumpul segera membungkuk memberikan salam dengan sopan.

Walapun lagi-lagi Alice memakai masker dan berpenampilan tertutup, mereka masih bisa mengidentifikasi Alice dari pakaiannya yang tampak bermerk dan berkualitas. Mereka hanya bisa melihat seorang gadis muda dengan penampilan tertutup dengan mata biru yang indah serta nada suara yang tenang. "Maaf telah menciptakan kegaduhan. Aku akan bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi dan tuan Park memang benar adalah supir pribadi sepupuku. Namun saya berterimakasih jika semuanya dapat merahasiakan kejadian ini dan kedatanganku hari ini."

Mendengar kalimat tersebut, mereka segera mengerti maksud Alice dan mengangguk mengerti. "Tentu nona. Kami akan melakukan sesuai permintaan anda."

Setelah menyelesaikan segala permasalahan secara cepat, Alice segera mengisyaratkan mr Park alias Jung Hae In menggendong Jennie dan keluar bersama dari bar dalam satu tim keamanan yang mengelilingi mereka menuju pintu keluar hingga masuk ke dalam mobil.

"Kita ke apartemen Jennie unnie." Alice

"Baik nona." Tahar Rahim menjawab kemudian mulai mengemudikan mobil.

Alice kemudian menatap ke Aryan Khan duduk di sebelah kursi kemudi. "Aryan, segera pesan tiket penerbangan dari london ke Seuol untuk nona Rebecca malam ini."

Setelah memberikan instruksi tersebut, Alice segera melakukan panggilan telpon menggunakan ponselnya. "Beck. Tolong berangkat sekarang."

Walaupun tidak begitu jelas, Alice terlihat mengkhawatirkan Jennie yang saat ini berbaring di kursi tepat di sebelahnya. Jennie terlihat bergumam tidak jelas namun ada hal lain yang membuat Alice sangat khawatir. Ini tentang berita keesokan harinya dan dia yakin, dirinya tidak akan mampu mengahdapi Jennie sendirian.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now