91

36 6 0
                                    

Selagi Citra melakukan panggilan telepon, Suzy terlihat memberi isyarat pada Alice secara diam-diam dan mereka berdua keluar dari kamar. Keduanya masuk ke kamar Alice di lantai atas. Setelahnya Suzy segera menceritakan semua yang dia dengar dari percakapan Citra tentang permasalahan Wawan yang secara diam-diam masih di awasi orang suruhan mamanya.

"Unnie, aku ingin meminta bantuanmu." Alice

"katakana saja.."Suzy

"Aku ingin Unnie mengambil informasi apa saja dalam ponsel mama mengenai hutang wawan dan orang-orang yang terlibat. Setelah ini kita akan keluar menyelesaikan masalahnya. Sepertinya mama tidak ingin ayah mengetahui masalah ini." Alice

"Aku pikir juga seperti itu. Mungkin saja nyonya terlalu memikirkan masalah ini hingga akhirnya beliau tertekan karena memendamnya."

Alice tiba-tiba tersenyum sementara Suzy jadi bingung. "Maaf karena tidak menepati ucapanku."

"Tentang?" Suzy bertanya dengan bingung.

"Kemarin aku bilang kalau unnie dapat beristirahat tapi ternyata ada masalah yang tak terduga."

"Its okay. Itu tak jadi masalah."Suzy terkekeh.

Setelah mendiskusikan beberapa hal keduanya kembali ke lantai bawah dan melihat Eyang Ana baru saja keluar dari kamar Citra.

"apa mama sudah tidur?" Alice.

"belum Nak." Eyang Ana menjawab dengan khawatir namun tak ada reaksi lebih dari itu. Hanya saja Alice melihat Eyang Ana sedang memikirkan sesuatu.

Alice kemudian masuk dan melihat Citra memandang ke arah jendela. Dia terlihat sedang melamun hingga tak menyadari Alice dan Suzy masuk ke kamarnya.

"Mah, kok belum tidur?" Citra sadar dari lamunannya ketika merasakan tangannya disentuh dan mendengar suara Alice.

Citra tersenyum kemudian menjawab. "Gak apa-apa Nak. Cuman belum ngantuk."  

Sementara Alice memberi anggukan kecil pada Suzy untuk menyiapkan suntikan obat tidur yang aman bagi ibu hamil."apa mama ada masalah?"

"Gak ada kok. Mungkin mama hanya kecapean aja." Citra kemudian menarik Alice untuk duduk di tempat tidurnya.

"Jika mama gak keberatan, aku akan meminta Suzy Unnie menyuntikkan obat di infus mama. Biar mama bisa istirahat dulu." Alice

"Iya Nak, gak apa-apa." Suzy kemudian menyuntikan obat itu setelah mendapat persetujuan Citra.

"Kalau ada masalah, mama bisa cerita ke Alice. Siapa tau aja Alice bisa bantu."

"Iya nak. Makasih ya udah mau ngerawat mama." Citra kemudian mengecup pipi Alice sementara gadis itu tampak malu-malu.

"ayo sini tidur di sebelah mama."

Alice kemudian menuruti perintah Citra dan berbaring di sebelah mamanya. Citra menarik tangan Alice untuk memeluknya.

"Kamu bakalan stay di sini selama seminggu kan?"

"Rencananya begitu." Alice menjawab tanpa menatap mata Citra.

"Kenapa sih gak mau natap mama?" Citra terkekeh ketika Alice mendongak dan menatap wajahnya dengan senyuman malu-malu.

Citra kemudian memeluk erat tubuh Alice sambil mengelus kepalanya. "Mama kesepian di rumah karena ayahmu belum pulang selama beberapa hari ini, mas mu juga udah balik ke malang.."

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now