29. Bandara Internasional Incheon

50 7 0
                                    

Empat hari berlalu, saat ini Alice sudah tiba di bandara internasional incheon. Tentu keberangkatannya kali ini tidak diketahui oleh orang tua angkatnya. Karena sepengetahuan mereka setelah menyelesaikan urusan di Nusantara Company, Alice akan menghabiskan tiga hari lagi di rumah sakit sebelum berangkat ke korea untuk mengikuti opening ceremony Idol Star Athletics Championship.

Ide untuk memberikan surprise pada orang tua akangkatnya muncul ketika Albar dengan senang hati telah memberikan ijin untuk menggunakan akses eksklusif Manoban's Health Care yaitu Hak Khusus bagi dokter yang bekerja di yayasan Manoban's Health Care untuk melakukan pelayanan medis di seluruh rumah sakit Manoban's Group. Karena sudah pasti Alice akan merasa bosan jika tak berkutat dengan pasien selama beberapa hari kedepan.

Setelah menyelesaikan gelar spesialis bedah, Alice sudah menerima akses tersebut, hanya saja selama beberapa bulan ini Albar tidak memberikan ijin untuk menggunakannya karena khawatir penyamaran Alice akan terungkap karena identitasnya terdaftar pada dua fakultas yang berbeda di universitas yang sama. Apalagi putrinya itu sangat dikenal oleh para petinggi Manoban's University sebab Alice adalah salah satu mahasiswa jenius dan berprestasi.

Sementara itu seorang pria berjalan seorang diri dengan pakaian tertutup. Pria itu mengenakan pakaian hangat ditambah topi dan masker serta waist bag di punggungnya. Pria itu sebenarnya bersama managernya untuk menuntaskan panggilan alam di kamar kecil bandara  internasional incheon. Namun karena selesai lebih dulu dan keusilannya muncul, pria itu memilih ke luar duluan dan berjalan santai meninggalkan managernya di dalam sana. Saat hendak mengambil arah tiba-tiba saja ia terserang sesak nafas, leher dan dadanya terasa sedikit nyeri. Mungkin karena tidak fokus pria itu tanpa sengaja menabrak seseorang hingga ia sendiri kehilangan keseimbangan.

Bruukk

Pria itu terjatuh dan duduk tidak nyaman. Sekilas ia melihat di lantai headset putih yang terhubung ke ponsel dan juga masker putih yang tidak ia kenali. Hanya saja pria itu yakin bahwa itu milik seseorang yang ia tabrak. Pria itu berusaha berdiri sambil menepuk-nepuk dadanya namun ia ditahan untuk tetap duduk.

"Apa anda baik-baik saja?" Terdengar suara wanita menggunakan bahasa inggris. Namun pria itu tidak menjawab melainkan berusaha memutar waist bagnya. Ia nampak kesulitan hingga wajahnya nampak merah menahan sesuatu.

Segera setelah wanita itu mengetahui gelagatnya, ia segera melepas waist bag dan memerikasanya. Dugaannya ternyata benar, wanita itu menemukan obat sesak nafas. Dengan cepat wanita itu segera membantu pria itu menggunakan inhaler.

Kejadian itu tidak luput dari pemandangan orang-orang yang melintas, sampai wanita yang menolong pria itu terheran melihatnya duduk menghadap ke tembok.

"Nona, apa dia baik-baik saja? Apa saya perlu meminta bantuan?" Seorang pria muda bertanya dengan khawatir di belakangnya. Pria itu berdiri bersama sepasang paruh baya.

Belum sempat menjawab, tiba-tiba seorang pria datang dengan tergesah-gesah memeriksa keadaan pria itu kemudian segera berdiri membungkuk hormat pada tiga orang korea tersebut. "Tidak perlu. Saya akan segera membawanya. Terimakasih sudah berniat menolong adikku." Pria itu menjawab dengan menggunakan bahasa korea.

Tatapan pria itu kembali pada wanita yang masih duduk di sebelah adiknya yang duduk dilantai menghadap ke tembok.

"Apakah dia hanya menderita Asma?" Wanita itu bertanya dengan menggunakan bahasa inggris.

Setelah merasa baikan, pria itu perlahan berdiri namun tetap berbalik ke tembok. Dengan sigap manager yang mengaku sebagai "kakaknya" itu segera memberinya masker baru sebab saat menggunakan inhaler tadi secara tidak sengaja ia menarik sedikit kasar hingga talinya terputus.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon