79

44 10 2
                                    

Hari sudah petang ketika keduanya tiba di apartemen. Jisoo hanya mengganti pakaian kerjanya dan mencuci wajah dan kedua tangan kakinya lalu kembali ke dapur untuk menata bahan makanan ke lemari dan lemari pendingin. Sementara Alice sedang membersihkan sayuran dan memotong daging serta sosis. Sepertinya Jisoo akan membuat Ramyon dengan mie instan yang tadi ia beli di supermarket.

"ceritakan apa saja yang boleh dan yang tidak boleh kamu makan. Gunakanlah aplikasi penerjemah." Jisoo terkekeh di akhir kalimatnya.

Mendengar hal itu Alice segera meletakkan pisau dan beralih membuka aplikasi terjemahan di ponselnya kemudian ia mulai berbicara. Suara aplikasi penerjemah dari ponsel Alice menggema di ruangan itu.

Jisoo kemudian mengangguk mengerti. "lalu ada yang lain? Biar unnie menyiapkan semuanya."

Lama tak bersuara Jisoo pun melirik ke arah Alice yang juga sedang diam kebingungan."tak apa. katakan saja."

Dengan ragu Alice menjawab. "maaf sebelumnya unnie. Sebenarnya penyimpanan bahan makanan halal sebaiknnya terpisah dengan daging babi dan hewan lain yang non halal. Itu sebabnya penyimpanan daging halal dan non halal di supermarket terpisah." Setelah mendengar hal itu Jisoo langsung mematung ditempatnya dan melirik ke arah tangannya yang hendak memasukkan kemasan daging sapi terakhir ke dalam freezer.

"mengapa tak bilang sejak tadi?" Wajah bahagia Jisoo seketika sirna namun hal itu membuat Alice tersenyum lebar melihat ekspresi Bos Kim Jisoo yang biasanya tampak calm dan berwibawa berubah lucu dan menggemaskan.

***

Gemerlap malam yang indah di kota seoul malam ini menjadi pemandangan yang menakjubkan. Walaupun tak seramai biasanya karena jalan dipenuhi salju dan udara yang semakin dingin, tapi tetap saja beberapa titik masih ramai dengan pejalan kaki yang menghabiskan waktu di luar rumah. Terbukti dari beberapa kafe, restoran dan bahkan kedai-kedai kecil di pinggiran jalan masih dipadati oleh pengunjung.

Menatap pemandangan malam dari balik kaca mobil tepat di kursi depan di sebelah kursi yang dikemudikan oleh Mr Park supir pribadi Jennie, Alice sesekali mengecek ponselnya karena ia sedang bertukar pesan dengan sepupunya yang baru saja mengabarkan bahwa dirinya sedang berada di kediaman sang oemma.

Sementara Jisoo dan Jennie duduk di kursi tengah sambil membicarakan hal yang Alice tak mengerti karena perbedaan bahasa.

"Jennie, apa kamu sudah berbelanja bulanan?" Jisoo

"hmm?" Jennie mengernyit bingung.

"jika belum. Aku ingin meminta tolong padamu untuk membeli daging halal saja."

"maksud unnie?" Jennie

"kayaknya aku akan membeli lemari pendingin baru untuk menyimpan bahan makanan halal. Aku tak tahu kalau Alisyah ternyata tidk bisa mengkonsumsi makanan yang sudah kontak dengan daging atau makanan non halal. Daging sapi yang aku beli terlanjur aku simpan di freezer yang sama dengan daging babi. Jadi bisa kan kamu membeli yang halal dan kita tukaran saja.?" Jisoo.

Mendengar namanya disebut, Alice pun melirik ke samping dengan bingung. Wajah Park juga terlihat lucu karena bingung apakah dia akan menerjemahkannya untuk Alice atau tidak. Walaupun tak mengerti sepenuhnya, Alice bisa menebak secara kasar karena selain namanya disebut, Alice mendengar Jisoo menyebut kata freezer dan halal.

Melihat Alice sedikit kebingungan, Jennie pun menerjemahkan menggunakan bahasa inggris. "jisoo unnie akan membeli lemari pendingin yang baru untuk menyimpan bahan makanan halal di apartemennya."

"Unnie, itu tak perlu. Jika aku kebetulan menginap di tempat Jisoo Unnie. Aku bisa memesan makanan halal ataupun memasak di apartemen Suzy Unnie." Alice menggeleng dan menatap Jisoo saat mengatakan hal itu. Alice sungguh semakin tak enak hati pada Jisoo karena sikapnya yang terlalu baik bahkan sampai rela membeli kulkas baru hanya untuk menyediakan makanan yang benar dan layak untuk dirinya.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now