143. Parallel 35

27 3 0
                                    

Disuatu pagi yang cerah di atas kasur yang lembut, hangat dan empuk putri Jennie tidur dengan pulas

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Disuatu pagi yang cerah di atas kasur yang lembut, hangat dan empuk putri Jennie tidur dengan pulas. Wajahnya yang cantik dan halus tampak seperti bunga yang diselimuti embun pagi yang sejuk. Sungguh pemandangan yang indah.

Sementara itu, sebuah langkah kecil dan pendek terlihat melewati pintu masuk kamar putri Jennie. Orang itu melangkah mengedap-ngedap dalam balutan pakaian berbahan selembut sutra. Dilihat dari postur tubuhnya yang pendek, kaki yang terbungkus kaus kaki berukuran kecil dan jari-jari tangannya yang imut bertengger di dinding ketika ia mengintip ke dalam ruang kamar putri Jennie. Segera setelah itu, pelan-pelan wajah seorang pria kecil muncul dibalik dinding dengan ekspresi jahil.

Tatapan pria kecil itu menyipit saat ia memperhatikan gundukan di atas kasur tidak melakukan pergerakan. Ketika ia mulai melangkah mengendap-ngendap, ia mulai mendengar suara teriakan dari luar.

"Pangeran.. yang mulia pangeran.."

Sesaat kedua mata pria kecil itu membulat karena terkejut dan ketika ia mulai mendengar derap langkah kaki yang mendekat ia dengan kaki kacilnya segera berlari ke arah tempat tidur putri Jennie dan menelusup masuk ke dalam selimut.

Namun baru beberapa detik berhasil bersembunyi dalam selimut, tiba-tiba terdengar suara nyaring dari kamar putri Jennie dan berhasil membuat para dayang yang sedang sibuk bekerja berlari terbirit-birit ke sumber suara.

aaaaaaaaaaaaaaaaahhkkkkkkkkkkk

grrrrnggg braaaaak Segera suara pintu bergeser terdengar lantang ketika sekitar selusin pelayan masuk ke dalam kamar putri Jennie dengan ekspresi khawatir.

"Pangeran Kim Juhoon apa yang kau lakukan!"

Jennie POV

Kedua mata anak ini segera berkaca-kaca ketika tanpa sadar aku membentaknya. Karena terlalu takut tak sedikitpun ia berani manatap wajahku. Wajahnya tertekuk, ujung garis bibirnya membentuk kesedihan dan kedua matanya memerah hendak menangis. Sebelum tangisnya meledak aku segera tersenyum kemudian mengangkatnya ke pangkuanku dan mengecup pipinya berkali-kali dengan main-main. Sementara itu ketika menyadari tidak ada hal serius yang terjadi padaku dan pangeran Juhoon, para pelayan segera meninggalkan kami untuk melanjutkan pekerjaan selain tiga pelayanku dan dua pelayan pangeran Juhoon.

"Apakah kamu tahu mengapa noona sangat terkejut melihatmu hari ini?"

Pangeran Juhoon menggeleng kecil saat ia sedang menahan senyumannya. "Aku terkejut karena adik noona terlihat lebih tampan dan sangat-sangat tampan dari sebelumnya." Aku menjawab sambil menggelitik perutnya. Akhirnya aku mendengar suara tawanya dan dia memberontak dipangkuanku karena tidak kuat menahan rasa geli.

Sepertinya suasana hatinya sudah membaik dan inilah saat yang tepat untuk mengirimnya bersama pelayannya karena hari ini aku memiliki banyak aktivitas. Dengan isyarat aku segera meminta pelayan untuk membawa pangeran Juhoon pergi.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin