128

41 6 0
                                    

Setelah menghabiskan tiga hari di indonesia Jennie dan Alice akhirnya kembali ke Seoul karena banyak pekerjaan yang menunggunya. Apalagi Jennie juga harus segera menindak lanjuti rencana pembukaan outlet barunya yang berada di indonesia dan berharap dapat terealisasi sebelum liburan akhir tahun tiba.

Ketika jam makan siang tiba, Alice yang berada di ruang kerjanya sedang memeriksa beberapa laporan akhirnya menyudahinya sejenak untuk beristirahat dan akan mengambil makan siang di cafetaria kantor. Hari ini Jisoo tidak berada di kantor karena sedang melakukan inspeksi di beberapa hotel dan restouran milik AKM Group yang berada di sekitaran seoul, sedangkan untuk pusat perbelanjaan dan pabrik furniture, Alice dan Jisoo memutuskan untuk pergi bersama keesokan harinya

Tuk tuk tuk..

Suara ketukan pintu terdengar kemudian seseorang masuk. "maaf miss. Waktunya makan siang. Apakah anda ingin saya menyiapkan dan membawanya ke kantor anda?"Sekertaris Han berbicara setelah berdiri tidak jauh dari meja kerjaa Alice sebelum kemudian bertanya dengan sikap yang profesional.

"Terimakasih sekertaris Han. Anda tidak perlu melakukannya. Saya makan di cafetaria saja. Anda juga silahkan pergilah makan siang." Alice

Sekertaris Han segera pergi setelah mengambil gelas minum dan mangkuk sup buah kosong di atas meja kerja Alice dan pamit untuk pergi. Setelah pintu tertutup Alice mulai merapikan meja kerjanya dan hendak mengambil ponselnya. Namun ketika ia baru saja menaruh ponselnya ke dalam saku jasnya, notifikasi ponselnya terdengar dan ia mulai memeriksa sambil berjalan ke arah pintu. Tapi ketika ia hendak membuka pintu pergerakannya terhenti dan ekspresinya berubah saat membaca pesan.

Manda, 12.06 PM

Baru saja aku diberitahu mbak Anggun tentang identitasmu yang sebenarnya. Tapi aku ingin mendapat jawaban dari kamu secara langsung, apa benar kamu anak dari Albar Mustafa Manoban? CEO Manoban's Group? Aku sudah mencoba menelfon mas Elmo untuk menanyakannya tapi tidak dijawab kemudian aku juga mengirim pesan tapi hanya dia read. Jika kamu ada waktu, ayo kita telponan.

Alice mengurungkan niatnya untuk membuka pintu dan memilih kembali dan berdiri di depan dinding kaca sambil melihat pemandangan kota dari ketinggian membuat panggilan telepon ke sahabatnya.

"hmm, itu benar. Sepertinya mas Elmo belum diberi tahu."

"Ya Allah Lis. Terus.. terus nanti gimana. Kita masih temanan kan?" Manda

Alice terkekeh kecil dan menjawab."Konyol kamu Man, semuanya tetap sama. Hanya saja aku harap mbak bisa tetap merahasiakan ini dari orang lain."

"Kalau itu mah, kamu bisa percaya aku Lis. Tapi aku kayak masih gak percaya ya. Gak nyangkah punya teman yang limited edition. Terus si Jasmine selama ini sudah tau dong dari mas Wawan?" Seperti biasa Manda berbicara dengan gayanya yang serius namun tetap mengandung humor.

Ketika Alice dalam panggilan telepon, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan Suzy segara masuk. Gadis itu sepertinya ingin mengatakan sesuatu tapi ia urungkan saat melihat Alice sedang berbicara dengan seseorang melalui panggilan telepon.

"Aku juga gak begitu yakin apakah kak Wawan sudah memberitahu Jasmine tentang siapa aku sebelumnya. Karena selama ini mbak Jasmine biasa-biasa saja dan aku juga tidak begitu dekat dengan kak Wawan." Alice

"ngomong-ngomong kamu tau gak kalau rencananya mas Wawan diundang om Nafiz untuk makan malam di rumahnya. Aku dan orangtuaku juga diundang. Apa hubungan mas Wawan dan Jasmine makin serius?" Manda

"Sepertinya begitu mbak." Alice

Sementara itu di surabaya tepatnya di kediaman tuan Nafiz, ibu Hanum, Jasmine dan tiga asisten rumah tangganya sedang mengolah bahan makanan untuk persiapan menu makan nanti malam.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now