193

22 5 0
                                    

"Oh ya, bagaimana kondisi Kai?"

Jennie menghelah nafas panjang dan membuat Jisoo penasaran. "Ada apa?"

"Kai oppa baik-baik saja dan telah mendapatkan perawatan yang baik. Tapi yang membuatku sedikit kesal karena Kai oppa tiba-tiba harus kembali bekerja. Dia mendapatkan promosi menjadi kepala manajer cabang perusahaan di Florida."

"bukankah itu berita yang bagus?" Jisoo berkata sambil membuka salah satu snack dan memakannya bersama Jennie.

"Unnie, ini sudah hampir liburan akhir tahun. Tapi perusahaan tempatnya bekerja memberinya pekerjaan ketika yang lain sedang menikmati liburan. Padahal aku sudah meminta Kai oppa untuk mengambil cuti biar liburan kali ini sedikit lebih lama." Jennie menjawab dan tanpa sadar bantal sofa yang ia pegang kini menjadi sasaran kemarahannya.

"Bersabarlah sedikit lagi. Jika Kai berhasil, kalian bisa mempersiapkan masa depan kalian akan seperti apa. Ayah dan ibumu juga pasti akan semakin senang dan bangga jika mengetahui karir Kai semakin baik. Jika kamu merindukannya, mengapa kamu tidak mengunjunginya sesekali? Kamu tidak kekurangan uang atau bahkan waktu. Kamu bos diperusahaanmu sendiri." Jawaban Jisoo membuat Jennie yang awalnya cemberut tiba-tiba tersenyum.

"Unnie. Terimakasih atas pencerahannya." Jennie terkekeh setelahnya.

"Tidak ada yang gratis. Aku hanya menerima uang pecahan besar ya." Sekali lagi mereka tertawa bersama.

"Oh ya, hal yang ingin aku bicarakan mengenai Alisyah waktu itu.. unnie.. Mengapa sekarang aku merasa bersalah padanya? Terakhir kali dia mengunjungiku saat acara makan malam di apartemen Rose. Dia ke apartemenku untuk mengambil barang-barangnya dan berpamitan padaku, seperti dia tidak ingin bertemu lagi."

"Apa yang dia katakan?" Jisoo penasaran.

Jennie terdiam sesaat sebelum kemudian mejawab. "Tidak banyak. Hanya saja kalimat terakhirnya membuatku tidak nyaman. Dia berkata terimakasih dan memintaku untuk menjaga diri baik-baik."

"Apa malam itu Kai dan Alisyah bertengkar lagi?" Jisoo

Jennie menggeleng. "Untungnya tidak. Dan Kai oppa telah membuktikan janjinya untuk bersikap dewasa ketika bertemu dengannya lagi. Tapi, Unnie.. aku terus memikirkan Alisyah. Tadi pagi aku tanpa sengaja bertemu adiknya di bandara dan dia berkata bahwa Alisyah menolak untuk pulang karena sedang sibuk bekerja. Dia pasti merasa kesepian karena tidak memiliki cukup banyak teman di sini."

"Hmm.. benar. Dia pasti kesepian." Jawaban Jisoo membuat Jennie sedikit curiga sebab reaksi dan ekspresi Jisoo tidak seperti biasnya.

Jennie yang awalnya duduk bersandar tiba-tiba duduk dengan tegak dan berkata. "Unnie, apa Jiyoon dan Alisyah bertengkar lagi? Aku merasa kalian sedikit renggang, sikap Jiyoon juga terlalu jelas saat berada di acara Rose kemarin malam."

Jisoo terdiam dan menatap Jennie cukup lama dan tersenyum."Jennie, kali ini masalahku dengan Alisyah sangat serius."

"Apa yang terjadi?" Jennie

"Alisyah dengan sengaja memalsukan hasil test DNA yang telah aku lakukan secara diam-diam saat dia di rawat di rumah sakit waktu itu. Apakah kamu masih mengingatnya?" Jisoo

Jennie terkejut "Jadi.. kalian?"

Jisoo mengangguk kecil. "Malam itu Jiyoon marah besar ketika pertama kali Jiyoon mengetahui rahasia Alisyah dan ayahnya."

Alice (Dreams And Memories) Book 1Donde viven las historias. Descúbrelo ahora