129

37 6 0
                                    

Sudah lebih dari seminggu ini Jennie sering terlambat pulang karena terlalu banyak pekerjaan kantor yang menumpuk dan malam ini gadis itu baru pulang setelah dua hari melakukan perjalanan bisnis di luar kota. Tubuh gadis itu ditutupi coat dan memakai masker saat memasuki apartemennya sambil mendorong koper miliknya ke ruang tamu.

"Alisyah?" Jennie memanggil Alice saat melewati ruang tamu menuju dapur untuk meletakkan belanjaannya di atas meja. Karena tidak mendengar sahutan apapun, Jennie beranggapan Alice mungkin saja sedang berada di kamar kecil sehingga gadis itu segera menanggalkan coat dan maskernya untuk mulai membuat makan malam.

Sekitar tiga puluh menit kemudian makan malam telah siap di atas meja namun hingga saat ini Jennie masih belum melihat keberadaan Alice ataupun mendengar suara aktifitas dari luar dapur. Karena penasaran Jennie menarik kopernya sambil memegang coatnya saat memasuki kamar. Tapi setelah menghidupkan lampu kamar, Jennie tidak melihat keberadaan Alice dan melihat perabotan dan tempat tidur, gadis itu meranggapan bahwa Alice tidak tidur di kamarnya selama ia tidak berada di rumah.

Satu-satunya kamar yang pasti Alice tempati adalah kamar tamu. Jadi ketika Jennie akhirnya masuk dan melihat gundukan di bawah selimut wajahnya diliputi senyum sambil berjalan mendekat dengan lampu kamar tidur sebagai penerangan. Namun kedua mata Jennie melihat obat di atas meja nakas dan gelas air yang sudah kosong.

"Alisyah.." Jennie segera menyentuh kepala Alice dan merasakan hangat.

Untuk memastikan hal tersebut, Jennie menyingkap selimut Alice dan menyentuh leher dan keningnya. Segera setelah itu Jennie sangat terkejut karena ternayata Alice benar-benar demam tinggi. "Hei, Alisyah? sudah berapa lama kamu begini?" Alice tidak menjawab dan hanya menarik selimut dan kembali mmebungkus seluruh tubuhnya dengan posisi meringkuk. Alice sepertinya tidak sadar dengan keberadaan Jennie sehingga ia benar-benar mengabaikan setiap pertanyaannya.

Jennie segera berlari ke kamarnya mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter keluarga kemudian ke dapur untuk menyiapkan alat kompres. Ketika Jennie sedang menjaga Alice dengan mengompresnya suara bel terdengar sehingga ia segera pergi membuka pintu untuk membiarkan dokter langsung ke kamar untuk mengecek kondisi Alice.

"dokter, bagaimana kondisinya." Jennie segera bertanya setelah dokter selesai melakukan pemeriksaan dan memasang cairan infus.

"Sepertinya nona Alisyah beberapa hari ini terlalu banyak aktivitas hingga kelelahan dan menyebabkan imunitas tubuhnya menurun. Tapi nona Kim tidak perlu khawatir karena demam merupakan salah satu bentuk reaksi perlawanan tubuh terhadap serangan penyakit seperti virus, bakteri ataupun infeksi. Saya sudah menambahkan obat injeksi ke cairan infusnya dan jika dini hari sekitar jam tiga demamnya tidak kunjung turun maka berikan obat yang sebelumnya dia minum. Tapi jika sampai besok pagi demamnya belum turun juga maka anda harus segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Juga untuk saat ini pasien tidak disarankan untuk menggunakan pakaian atau selimut tebal dan tidak menggunakan kaos kakinya dulu."

"baik dok, nanti aku akan mengganti pakaian dan selimutnya." Jennie

Setelah Jennie mengantar dokter pergi, gadis itu segera ke dapur untuk membuat bubur ayam seafood dan membawanya ke kamar. Pelan-pelan gadis itu kembali memeriksa suhu tubuh Alice dan merasakan demamnya belum turun. Gadis itu tampak linglung, setelah memgaduk-ngaduk bubur sebentar ia tiba-tiba beranjak pergi ke kamarnya untuk mengambil pakaian ganti untuk Alice.

Tidak butuh waktu tang lama Jennie kembali dengan langkah yang cepat dan segera naik ke tempat tidur untuk membantu Alice mengganti pakaiannya. Ketika gadis itu sedang membuka pakaian Alice dan hendak menggantinya, Alice tanpa sadar membuka matanya sebentar dan mulai mengigau.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now