116

53 10 3
                                    

"unnie, aku sangat senang bisa membantumu walaupun hanya hal kecil seperti ini. Jadi tolong jangan meminta maaf karena aku melakukannya atas kemauanku sendiri."

Jennie mengangguk kecil dengan senyuman khasnya namun kedua matanya tampak berkilau saat diterpa cahaya. "terimakasih."

Ketika mereka berdua sedang membereskan dokumen dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, ponsel Alice berdering. Screen ponselnya menunjukkan bahwa itu adalah panggilan dari seorang anonym dan itu berhasil membuat Alice merasa tegang karena menyadari Jennie juga menatap layar ponselnya. Tidak ingin dicurigai, Alice dengan santai meraih ponselnya dan berjalan keluar untuk mengangkat panggilan telepon. Namun baru beberapa saat menunggu seseorang yang tenang dalam pangilan itu umtuk berbicara, suara pecahan kaca terdengar dari dalam kamar tamu.

"Unnie?" ponsel dalam panggilan itu diputuskan secara sepihak oleh Alice dan berjalan tergesah-gesah kembali ke arah pintu kamar tamu.

Di dalam kamar tamu itu, Jennie tampak terkejut melihat pecahan kaca di lantai yang kemudian melukai kakinya hingga berdarah. Selain itu minuman hangat menyiram lukanya yang menyebabkan ia meringis kesakitan.

"unnie, hati-hati!" Alice segera membantu Jennie untuk duduk di sofa kemudian pergi membereskan kekacauan di lantai dengan hati-hati."

"hati-hati. Gunakan sapu untuk membersihkan sisanya. Aku menaruhnya di dapur, tepat di samping lemari penyimpanan." Jennie segera mencegat Alice yang hendak membersihkan pecahan kaca kecil menggunakan tangannya.

Setelah beberapa saat kemudian, di suatu kamar tercium wangi khas menyeruak dengan suasana tenang. Desain kamar ini menunjukkan pemilik dengan kepribadian yang manis, optimis namun berkelas. Di atas tempat tidur, Jennie duduk sesekali meringis saat Alice sedang mengoleskan betadine pada luka di kakinya dengan hati-hati.

"Apa kamu ingat makan malam di rumah ella, sepupuku waktu itu?" Jennie tiba-tiba berbicara sambil memperhatikan Alice merawat luka di kakinya.

Beberapa saat yang lalu insiden kecil terjadi ketika Jennie hendak menyusul Alice sambil membawa nampan berisi minuman dan cimilannya yang akan ia bawa ke kamar utama tampa sengaja terlepas dari salah satu tangannya dan berakhir jatuh ke lantai hingga pecahannya mengenai salah satu kakinya. Sebernarnya itu kecerobohan Jennie karena ingin mengejar Alice untuk menghentikannya mengangkat panggilan telepon dari seorang anonymous.

"Ya, aku ingat unnie." Alice menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari luka di kaki Jennie.

"Sekarang kamu tahu bahwa aku, Jessica aunty dan paman Sang Ook memiliki hubungan keluarga. Appaku dan paman Sang Ook adalah saudara kandung. Namun selama belasan tahun hubungan kami sebenarnya sangat buruk.."

"..kamu mungkin tidak menyadari bahwa pada acara makan malam waktu itu, hanya paman Sang Ook yang tidak hadir. Itu karena dia selalu menghindari pertemuan ataupun acara keluarga." Jennie

"belasan tahun itu sangat lama." Alice

Jennie mengangguk kecil dan berkata."Yang aku tahu, awal mula rusaknya hubungan keluarga kami ketika aku masih kecil. Waktu itu selama beberapa hari Alice putrinya dititipkan pada orang tuaku karena Jessica aunty sedang bekerja dan pamanku keluar kota, sementara tidak ada orang yang mereka percaya untuk merawat putrinya dan juga karena Alice baru beberapa hari sebelumnya terlibat kecelakaan karena terserempet motor saat kami sedang menyebrang jalan sepulang bermain di taman ibu kota. Jadi mereka tidak bisa membawa putrinya kemana-mana.."

"..Kalau tidak salah waktu itu siang hari. Aku dan Alice sedang nonton film kartun dan aku membantunya memegang botol susunya hingga kami ketiduran bersama. Namun tiba-tiba aku terbangun karena mendengar suara keras. Setelah mendengar beberapa saat, aku mengenal suara itu jadi aku pergi ke ruang tamu dan menemukan paman Sang Ook memukul appaku hingga babak belur di lantai. Darah berceceran dan banyak pecahan kaca di sekitar.."tanpa sadar kedua mata Jennie nampak berkaca-kaca, seolah ia bisa kembali melihat kesedihan emosinya saat itu.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang