96. Parallel 14

37 6 0
                                    

Hari mulai gelap ketika putri Jennie dan pangeran Lim serta kedua orang tuanya duduk di depan meja makan masing-masing di aula kediaman nyonya Tae Hee. Mereka masih menunggu para pelayan selesai menyajikan hidangan makan malam yang nampaknya masih hangat dan memiliki aroma yang sedap.

Setelah makanan selesai dihidangkan dan para pelayan meninggalkan ruangan, Yoon Gi memimpin makan malam sebelum akhirnya yang lain mengikuti.

"Makanlah yang banyak nak." ketika Jennie sedang makan, ia melihat pangeran Yoon Gi menaruh potongan daging tepat di atas mangkuk nasinya.

Jennie tersenyum dan berkata. "terimakasih paman."

Melihat pemandangan itu Tae Hee tersenyum hangat namun tatapannya sekilas menatap Yoon Gi sebelum kemudian ia juga menaruh lauk di mangkok Jennie dan Lim secara bergantian.

"makanlah yang banyak nak.." Tae Hee berkata sambil menatap Jennie dan putranya secara bergantian.

Tae Hee kembali menatap putri Jennie dan berkata. "Akan bagus jika kamu menambah sedikit berat badan saat pulang nanti. Jika tidak, orang tuamu akan mengira bibi tidak mengurusmu dengan baik di sini."

Jennie terkekeh "aku rasa berat badanku akan naik bibi. Beberapa hari ini makanan yang disajikan sangat enak dan membuat nafsu makanku bertambah."

Mereka yang mendengar ikut tertawa kecil. "Itu bagus. Bibi akan meminta pelayan untuk selalu menyiapkan makanan kesukaanmu. Tapi diantara hidangan ini apakah ada makanan yang paling kamu sukai?"  

Mata Jennie langsung mengarah ke mangkuk berisi sayuran dengan irisan daging kemudian menunjuknya dengan sendoknya. "aku rasa ini sangat enak dan memiliki rasa yang berbeda dari yang pernah aku makan."

Joon Gi segera memanggil pelayan pribadinya yang menunggu di luar ruangan tepat di depan pintu. "hamba di sini yang mulia pangeran."

"Putri Jennie sangat menyukai masakan ini. Apakah ada bumbu khusus yang juru masak istana gunakan?" Joon Gi segera bertanya ketika wanita itu masuk.

"itu menggunakan bumbu seperti biasanya pengeran. Tapi, sepertinya karena kualitas bumbu fermentasi nya sehingga rasanya sangat gurih. Itu adalah jenis kedelai terbaik yang difermentasikan kemudian dijadikan bumbu tambahan makanan."

"oh, jadi itu kedelai?.." Jennie bergumam.

"..ini sangat enak." tiba-tiba saja putri Jennie mengingat ekspresi dokter muda bermata biru ketika mendapatkan biji kedelai.

Apa sebaiknya aku yang membayarnya dengan kedelai saja? Dia pasti tidak bisa menolak. Sebenarnya putri Jennie sudah berniat untuk membayar biaya pengobatan putra nyonya Seo, namun wanita paruh baya itu selalu saja menolak. Tapi setelah melihat kejadian siang tadi, Jennie mulai memiliki ide. Jika nyonya Seo tidak ingin menerima bantuanku, maka aku bisa membuat nyonya Seo tidak bisa membayar dokter Kim.

"Nak.."Karena sempat melamun, Jennie sedikit terkejut ketika merasakan sentuhan di tangannya dan melihat nyonya Tae Hee tersenyum menggoda.

"apa yang sedang kamu fikirkan hingga tak menjawab pertanyaan bibi?" 

"oh maaf, bibi. Apa yang tadi bibi katakan?"Jennie baru tersadar bahwa pelayan tadi sudah pergi meninggalkan ruangan.

Melihat reaksi Jennie, mereka bertiga kembali terkekeh hingga wajah Jennie nampak kemerahan karena menahan malu. Sementara itu pangeran Lim nampak terhibur melihat tingkah lucu dari gadis yang dikabarkan akan menjadi calon istrinya. 

"bibi bertanya, apa kamu pandai memasak?"

"Tidak juga. Hanya beberapa jenis masakan saja. Aku masih dalam tahap belajar bibi."

Alice (Dreams And Memories) Book 1Donde viven las historias. Descúbrelo ahora