196

53 4 0
                                    

"Krystal baik-baik saja eommonim, hanya saja dia memang sangat sibuk. Bahkan sudah beberapa bulan ini dia juga belum pernah mengunjungiku." Jessica menjawab sambil terus mengusap lembut kepala Alice yang duduk tepat bersandar pada sofa di kakinya. Alice sesekali tampak tersenyum melihat tingkah adik sepupunya Mi Kyoung dan Ella yang dengan sigap mengejar adiknya agar tidak pergi terlalu jauh.

Halmoni Bae tersenyum dan berkata. "Walaupun Krystal belum pernah mengunjungi kami, namun dia tidak pernah absen mengirim hadiah."

"Krystal juga selalu mengirimkan obat herbal dan bagusnya itu sangat cocok untuk kami." Kim Dae Han menambahkan.

Jessica tersenyum senang. Dia tidak pernah menyangkah bahwa Krystal seperhatian itu pada mertuanya. "Aku akan mengatakan padanya agar sering-sering mengunjungi eommonie dan abonim jika dia ada waktu senggang."

"Tidak nak. Dia pasti sangat sibuk. Kami sudah terlalu tua untuk mengunjunginya jadi sampaikan saja salam dan rasa terimakasih kami atas perhatiannya." Bae Yoo Bin

Jessica mengangguk dan menjawab. "Tentu eommonim."

Tiba-tiba Jennie beranjak dan beralasan akan ke kamar kecil sebentar. Namun setelah dirasanya cukup lama, ponsel Alice tiba-tiba bergetar dan diam-diam melihat pesan teks dari Mina, pengawal pribadi Jessica.

Alice kemudian menatap Bae Yoo Bin dan berbicara menggunakan bahasa inggris. "Halmoni, aku ingin ke kamar kecil."

Ucapan Alice membuat Bae Yoo Bin dan Kim Dae Han terkekeh. "Apakah kamu masih mengingat kamar kecil di sisi timur Nak? Lokasinya tidak berubah.. atau apakah butuh halmoni antar?"

Alice menggeleng dan tersenyum malu. Dia tersadar bahwa kedua kakek neneknya mungkin mengingat masa kecilnya yang suka melapor saat akan ke kamar kecil untuk diantar. "Tidak perlu halmoni, aku bisa sendiri."

Jessica menambah. "Unniemu mungkin masih di dalam nak."

Alice segera beranjak untuk menghindari tatapan para tetua yang sangat menyayanginya. Alice bukannya tidak mensyukuri itu, hanya saja dia malu menjadi pusat perhatian.

Alice kemudian berjalan ke dalam kemudian berbelok ke arah timur namun setelah melihat keberadaan Mina di salah satu sudut ruangan ia mulai mendekat dan bertanya. "Di mana?"

Melihat arah tatapan Mina, Alice kemudian berjalan masuk sambil menaruh ponsel ke telinganya seolah-olah sedang melakukan panggilan telpon.

Di dalam ruangan yang Mina maksud, Jennie sedang berdiri sambil menatap ponselnya. "Unnie?"

Menyadari kehadiran seseorang Jennie diam-diam mengusap air matanya lalu berbalik menatap Alice. "Ya, ada apa?"

"Aku ingin ke kamar kecil. Bisakah unnie menunjukkannya?" Alice berkata tampak canggung. Sebab Jennie juga bersikap dingin.

Tanpa menjawab, Jennie memimpin jalan dan Alice mengekorinya dari belakang. "Masuklah." Jennie berkata setelah membuka pintu kamar kecil.

Alice kemudian menyerahkan ponselnya pada Jennie. "Unnie, tolong tunggu sebentar ya."

Jennie hanya mengangguk dan Alice segera masuk kemudian menutup pintu. Lalu Jennie berbalik dan pergi ke salah satu kursi yang berada tak jauh dari kamar kecil dan duduk di sana. Lagi-lagi, gadis itu menatap ponselnya dan kedua tatapannya yang memerah tampak sedih dan juga marah.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now