166. Parallel 47

43 3 2
                                    

"Aku datang ke sini memberitahumu untuk tidak terlibat dengan tabib Kim mulai dari sekarang dan jika ada hal-hal yang berkaitan dengan tabib Kim di kediaman ini segera musnahkan. Ini demi kebaikan kalian." pangeran Joon Gi berkata dengan serius mengabaikan pertanyaan wanita itu.

"Kami tidak mengusik siapapun dan putraku hanyalah pria biasa yang bekerja sebagai tabib. Kami tidak pernah mencampuri urusan rumahtangga orang lain." Nyonya Park berkata dengan nada yang ramah, seolah kalimat yang ia ucapkan barusan adalah hal-hal yang menyenangkan.

"Park Soo Hyang, aku tahu aku telah membuatmu kecewa begitupun dengan Chaeyoung. Tapi bagaimanapun juga aku tetaplah ayah kandung dari putrimu dan juga darah dagingku sehingga keselamatan kalian adalah tanggung jawabku." pangeran Joon Gi.

Mendengar jawab itu, nyonya Park terkekeh kecil kemudian menjawab. "Apa yang telah jendral lakukan untuk keluarga kami hingga membuat anda berfikir bahwa aku telah memaafkanmu? dan juga jangan pernah berbicara tentang masalalu kita didepan putriku. Kami sudah hidup dengan tenang dan bahagia selama ini. Jika sesuatu terjadi pada anak-anakku dan cucuku karena masalah rumah tangga kalian, aku akan membuat anak-anakmu mengetahui seberapa hebatnya ayah yang mereka banggakan."

"Soo Hyang, mengapa kamu sangat membenciku? Selain tidak memberikan hal-hal yang semestinya dilakukan oleh seorang ayah untuk anaknya, yang lain telah kupenuhi untuk kebahagiaan dan keamananmu dan Chaeyoung." Pangeran Joon Gi menggeram karena merasa tidak nyaman dengan perlakuan nyonya Park.

Nyonya Park tersenyum miris saat ia menunduk menatap meja dengan tatapan kosong. "Mengungkitnya sudah tidak penting lagi. Namun apa maksudmu mengirim Kim selama ini dan sekarang memintaku untuk menjauhinya? Sejak Kim pergi bersama putranya, aku terus memikirkan mereka berdua. Jendral mungkin tidak akan mengerti bagaimana perasaan kami yang hidup dengan kesepian. Semenjak Kim datang, kehidupan kami lebih bahagia dan bermakna. Tapi dengan kekacauan saat ini, walaupun aku sangat menginginkan anak cucuku pulang namun di sini sudah tidak cukup aman lagi untuk mereka." Setiap kalimat yang ia katakan, tatapan mata nyonya Park berangsur memerah namun tidak sampai meneteskan air mata. Seolah ia menahan kesedihannya dengan tegar.

"Soo Hyang, ada hal-hal yang tidak kamu ketahui tapi percayalah padaku. Akan lebih baik jika kita tidak terlibat dengan tabib Kim." Jawaban pangeran Joon Gi membuat nyonya Park penasaran sekaligus merasa khawatir.

"Apa maksudmu dengan kita?"

"Aku belum bisa membuktikannya jadi hanya ini yang bisa kukatakan." Pangeran Joon Gi hendak beranjak pergi namun suara nyonya Park menghentikan langkahnya.

"Apakah Chaeyoungku akan terluka jika mereka bersama?"

Kalimat tanya nyonya Park membuat pangeran Joon Gi membeku saat ia menoleh dan berkata. "Apakah.. apakah Chaeyoung menyukai tabib Kim?"

"Itu sangat jelas, Chaeyoung telah dewasa dan memasuki usia yang matang untuk menikah. Sebagai orangtua aku tidak keberatan jika Chaeyoung ingin memilih Kim sebagai pasangan hidupnya.."

"Chaeyoung tidak akan pernah bersama tabib Kim! Apakah kamu benar-benar menyayangi putri kita? bagaimana mungkin kamu membiarkan Chaeyoung menikah bersama pria yang telah memiliki anak dengan identitas yang masih tidak jelas asal usulnya." Pangeran Joon Gi berkata dengan sedikit marah. Dia tidak membiarkan nyonya Park melanjutkan ucapannya.

Kedua mata nyonya Park berangsur memerah karena amarah dan juga kesedihan. "Setidaknya Kim adalah pria yang baik dan memperlakukan kami dengan tulus. Kami hanyalah keluarga sederhana jadi status sosial tidak begitu penting asal putriku dapat menjalani hidupnya dengan bahagia."

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now