77

48 8 0
                                    

"Kamu benar-benar pecinta mie goreng saus tomat. Apa kamu tidak merasa bosan?" Jennie terkekeh setelah Alice menyebutkan pesanannya pada pelayan.

Jisoo memperhatikan wajah Alice. Ia tersenyum namun kedua matanya menyiratkan kesedihan. Jennie bisa melihat perubahan ekspresi di wajah Jisoo sementara Alice yang sesekali menunduk karena malu ditatap oleh keduanya.

"aku membawa Jennie bersamaku karena ada hal penting yang ingin aku bicarakan. Tapi aku khawatir pembicaraan kita tak akan nyambung karena kamu tahu kan bahasa inggrisku masih kacau." Jelas Jisoo sedikit kaku kemudian terkekeh sendiri.

Alice pun tau bahwa kemampuan bahasa inggris Jisoo sedikit kurang dibandingkan Jennie yang sangat fasih. Jadi setelah mendengar penjelasan Jisoo, Alice kemudian mengangguk mengerti.

Jisoo kemudian meraih sesuatu dalam tas nya. Setelah ia temukan, dengan perlahan Jisoo meletakkannya dua lembar foto di atas meja dan mendorongnya ke arah Alice. Sementara Jennie yang memegang amplop coklat menaruhnya di atas meja juga.

Dengan rasa cemas Jisoo bertanya sambil menatap kedua mata Alice "apa kamu mengenal orang yang ada di foto ini?"

Kedua mata Jisoo yang tadinya meyiratkan kecemasan dan ketakutan, kini berangsur memerah saat melihat ekspresi senyum Alice yang dipaksakan. Kemahiran Alice yang dapat menyembunyikan perasaan melalui ekspresi nampaknya gagal total saat kedua mata memerahnya berangsur meleleh dan tergenang dipelupuk mata bulatnya saat melihat foto wisuda sekolah menengah atas Alice bersama Daddy dan Mommynya. Tangan Jennie dengan pelan menggengam tangan Jisoo yang nampak sedikit gugup.

Flashback

Langit beberapa hari ini berwarna kelabu. Walau salju tak turun namun udara dingin sudah cukup membuat ngilu bagi gadis yang saat ini duduk termenung di depan sebuah nisan.

Kedua matanya memerah, jari putih panjang nan lentik itu menyentuh nisan dengan sayang.

mommy aku datang

Tangan kirinya yang menyembunyikan sebouqet bunga Tulip Putih kini ia letakkan dengan pelan sambil melihat nama dan tanggal yang tertera pada nisan.

Kim Ji Ah, Lahir 16 maret 1972, Wafat 8 September 2020

Seperti sebuah film yang melintas secara acak di benaknya. Ingatan tentang sang Mommy saat terbaring lemah di rumah sakit, melihat beliau sedang memasak di dapur, mengajarinya banyak hal di meja belajar, mengajari cara memasak mie goreng saus tomat, melihat sang mommy mendiaminya dan menghukumnya berdiri di sudut ruangan saat berbuat salah, memeluknya ketika ia ketakutan ataupun saat ia mengantuk dalam perjalanan. Ingatan itu terus berputar dalam pikirannya.

Kilauan yang kini berakhir sebagai tangis di matanya. Usia yang cukup muda untuk kehilangan sang ibu.

"Mommy.. aku rindu"

Angin mulai bertiup semakin dingin, gadis itu mengusap nisan sekali lagi. Sambil berdoa dalam hati kedua matanya terpejam. Setetes air mata diujungan mata kirinya pun jatuh. Setelah memasang kembali sarungan tangan dan kacamata hitamnya, gadis itu berdiri kemudian berlalu meninggalkan area pemakaman.

Tak lama setelah kepergian gadis bertubuh tinggi itu terdengar derap langkah yang samar mulai mendekat. Seorang gadis bersurai hitam dan panjang menatap kepergian gadis bertubuh tinggi yang perlahan menghilang dari pandangan.

Tangan kanannya perlahan memegang bunga Tulip putih yang tergeletak di atas nisan. Menguatkan prasangka ketika yakin bunga ditangannya masih segar dan harum. Bibir berbentuk hatinya mengatup, kedua matanya perlahan memerah menahan tangis.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ