191

42 6 2
                                    

Suasana sangat canggung dan Alice mulai bingung tentang bagaimana ia harus bersikap. Hubungan mereka tidak baik dan Jiyoon sangat membencinya. Namun sangat tidak sopan jika Alice pergi bergitu saja tanpa menyapa mereka bahkan jika Alice tahu bahwa mereka akan mengabaikannya seperti apa yang dilakukan Jiyoon beberapa saat yang lalu.

Menyadari reaksi Jisoo dan langkah Alice yang mendekat membuat Jiyoon kembali kesal. Karena tidak ingin bertemu ataupun berinteraksi dengan Alice maka Jiyoon memutuskan segera pergi dan meninggalkan sang kakak yang masih terpaku. Reaksi Jisoo memang terlalu jelas namun masih wajar karena ini adalah pengalaman pertama Jisoo melihat Alice bekerja sebagai dokter tepat di depan matanya.

Walaupun Jiyoon tidak melirik sedikitpun Alice tetap memiliki ekspresi yang ramah sambil berjalan mendekat ke arah Jisoo yang masih terdiam sambil menatapnya. Namun ketika Alice sudah hapir tiba di depan Jisoo, tatapan Jisoo tiba-tiba berubah dan segera melangkah pergi setelah memberi isyarat salam pada Alice.

Rasanya ingin menangis. Alice sangat sedih dan juga bingung dengan tindakan Jisoo yang tiba-tiba menghindarinya ketika mereka sudah kontak mata dan saling berhadapan.

Berjalan dengan tegar namun, Alice sangat merindukan kakaknya. Sudah berbulan-bulan berlalu sejak pertengkaran mereka malam itu Jisoo dan terlebih lagi Jiyoon sudah tidak pernah berinteraksi dengannya dengan hangat seperti dulu. Bahkan ketika mereka berada di kantor, Jisoo sudah tidak pernah mengajaknya untuk makan siang terlebih hanya sekedar basa basi.

Alice telah terbiasa dan merindukan Jisoo yang sangat perhatian dan menyayanginya. Inilah alasan lain mengapa Alice memadatkan jadwal kerjanya di rumah sakit karena dia terus terbayang dengan Jisoo yang tampak asing di kantor dan permasalahan lain yang masih menguras pikiran dan emosinya. Dari luar tampak cuek dan kuat, namun Alice adalah anak yang sangat menghargai suatu hubungan termasuk persahabatan, persaudaraan dan kekeluargaan.

Alice memutuskan untuk berbalik namun apa yang ia lihat membuat kedua netranya berkilau tipis saat cahaya terpantul dikedua matanya, ia melihat Jisoo terus berjalan tanpa menoleh membuat hatinya menjadi sakit dan juga sedih.

"Unnie.." gadis itu bergumam yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.

"Jisoo unnie? Apa yang unnie lakukan di sini? Aku juga melihat Jiyoon barusan." Alice terkejut ketika mendengar suara yang dikenalinya itu sehingga secara spontan dia berbalik untuk melihat.

"Oh Jennie? Aku baru saja menjemput Jiyoon. Dia mengalami accident kecil saat berada di pabrik." Seolah Jisoo sengaja mengucapkan nama Jennie sedikit jelas, Alice pelan-pelan kembali berbalik dan mulai berjalan.

Tanpa Jennie sadari, saat mereka sedang mengobrol Jisoo dengan sengaja mengatur posisinya agar tidak melihat Alice yang pergi secara perlahan."Unnie sepertinya Jiyoon sangat kesal sampai-sampai tidak melihatku saat menyapanya." Jennie

Alice memang sempat melihat ada seseorang dihadapan Jisoo, namun karena posisi mereka berada di satu garis yang lurus sehingga Alice tidak menyadari bahwa orang tersebut adalah orang yang ia kenal.

"Dia memang sedang kesal dan sepertinya aku harus segera membujuknya lagi. Tapi ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan di sini?"Jisoo sempat melirik sekilas dan menyadari Alice sudah tidak ada.

"Semalam Kai oppa dibawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lanjutan karena masalah pencernaan dan anemia ringan." Jennie menjelaskan.

"Apa separah itu?" Jisoo

"Aku pikir tidak dan semoga saja. Tapi semalam dia memang sempat mual saat dokter Jung memeriksanya." Jennie

Alice (Dreams And Memories) Book 1Where stories live. Discover now